Malam mulai larut, terdengar dengan sangat jelas suara-suara saling bersahutan dari serangga malam yang berbunyi nyaring di indra pendengaran. Aku yang sedari tadi berada di kamar sambil memainkan gawaiku tiba-tiba teringat klau aku belum mempunyai tiket untuk ke kota di seberang pulau, seketika aku menepuk jidat yang tak ada nyamuknya.
" nah sampai lupa kan sama tiketnya " gumamku.
Dengan cepat aku mengirim pesan lewat aplikasi B, aku mengetik pesan itu dengan sangat lincah dan ku kirimkan pesan tersebut kepada Lala anak dari sepupuku yang kini berada di kota satu pulau denganku.
" La boleh minta tolong ga " pesan terkirim
Ting
Satu pesan masuk dari Lala aku pikir ia tidak akan membalas pesanku karena waktu sudah menunjukan jam satu malam.
" Minta tolong apa nih Tan ??"
" Belikan aku tiket pesawat tujuan kota B ya, pakai uang kamu dulu nanti kita ketemu aku ganti." Terang ku lewat pesan singkat
Ting
" Besok ya Tan aku belikan sekalian aku anterin tiketnya mau ke temu Oma juga minta sedikit wejangan Oma hehehe"
Oma yang di maksud Lala itu mama aku
" Iya dek " balas ku singkat.
Selesai mengirim pesan ke Lala aku langsung mematikan layar gawaiku dan menyusul kedua adikku yang sedari tadi berada di alam mimpi.
*Mentari menyapa di pagi nan cerah ini, suasana pagi hari selalu memberikan semangat tanda di mulainya hari baru, di temani dengan secangkir teh hangat menambah suasana semakin nikmat, sambil menyaksikan lalu lalang orang lewat, mentari yang menyapa pada pagi hari membuatku bersemangat menghadapi segala cobaan dan rintangan, semoga hari ini menyenangkan hingga senja datang tanda kita akan pulang.*
Pagi pun tiba setelah selesai membersihkan diri, aku gegas ke dapur untuk menyiapkan sarapan, aku dan kedua adikku telah membagi tugas aku mendapatkan tugas memasak untuk pagi, siang, dan sore. Adik keduaku membersikan seluruh bagian rumah dan yang bungsu akan membantu pekerjaan kami berdua, walau tak jarang ia kadang seharian hanya memainkan ponsel miliknya tanpa peduli dengan tugas yang sudah di bagikan, Hinga membuat aku dan Anna geram dengan tingkahnya itu, Anna itu nama dari adik ku yang no dua.
Selesai membuat sarapan aku gegas memanggil kedua orang tuaku untuk sarapan terlebih dahulu agar nanti ketika akan beraktifitas mereka akan tetap bugar, sambil menunggu menunggu papa dan mama selesai dengan sarapan mereka, aku mengambil keranjang yang biasa di gunakan mama saat ingin memetik sayuran, aku mengayunkan langkah menuju halaman belakang rumah yang terdapat berbagai macam sayuran, aku memetik sedikit bayam, terong-terong an, kangkung dan juga sedikit cabe-cabean, untuk siang nanti aku ingin memasak sayur bayam dan terong di masak santan, sambal terasi ikan goreng bumbu marinasi, tentu ikannya gak beli hasil dari pancingan papa di laut kemaren, dan untuk malam aku ingin membuat sayur kangkung tumis pedes tempe mendoan, terlihat sangat sederhana tapi akan terasa nikmat ketika di santap bersama. ( Ya Allah jadi kangen lagi suasana kampung ku )
Aku kembali masuk kedalam rumah dengan membawa keranjang yang kini sudah berisikan beberapa macam sayuran itu, langkah ku mengarah ke arah dapur yang terlihat sangat sepi hanya ada piring berserakan di atas meja menandakan kedua orang tuaku telah selesai dengan sarapan mereka, aku meletakkan keranjang di dekat wastafel, lalu membersikan meja makan mencuci beberapa piring kotor, setelahnya aku membersikan sayuran dan akan memasaknya untuk makan siang nanti.
Sejam berlalu aktifitas ku dengan masak memasak telah selesai, kedapuran juga sudah terlihat rapi dan bersih tak lagi berantakan seperti saat aku sedang memasak, lelah capek itu yang aku rasa saat ini, niat hati ingin bersantai sejenak sambil menonton siaran di tv yang menampilkan beberapa gosip terheboh terpanas dah lah, batal di sebabkan dengan kehadiran Lala yang kini berada di ambang pintu sambil mengucapkan salam.
" Assalamualaikum"
" Wa alaikum salam " jawabku
Tanpa menunggu perintah ia masuk berjalan ke arahku dan menyerahkan amplop berwarna putih.
" Tan ini pesanan semalam " ucapnya sambil celingak celinguk entah mencari siapa
Aku yang menerima amplop tersebut gegas bangkit dan berlalu ke arah kamar tanpa sepatah kata pun, meninggal kan Lala dan kedua adikku di ruang tv sambil mengembangkan senyum ke arah keponakanku tersebut.
Tak berselang lama aku kembali ketempat di mana Lala berada yang kini terlihat sedang makan, aku tak permasalahkan itu karena aku memang sengaja memasak agak banyak, aku langsung menyerahkan uang pembelian tiket ke arah lala, tak perlu lagi aku menanyakan berapa Hanga dari tiket itu karena nominalnya sudah tertera di tiket tersebut. Lala menyambut uang dari tanganku dan menghitungnya, lalu di masukannya kedalam tas dan melanjutkan kembali acara makanya yang sempat tertunda beberapa menit barusan.
Aku kembali duduk di lantai berlapiskan karpet melanjutkan menonton siaran tv, tak ada yang memulai percakapan karena kami semua lagi asik menyimak acara di tv, sampai pada saat Lala bertanya.
" Tan Oma mana semenjak aku datang tadi sampai sekarang ko gak kelihatan ?? "
Anna yang mendengar pertanyaan lala menengok sekilas kearah Lala dengan malas, tanpa berniat menanggapi pertanyaan Lala barusan, merasa tak ada tanggapan sedikit pun Lala kembali bertanya sambil mengguncangkan sedikit tubuhku, aku langsung membalas pertanyaan keponakan ku itu
" Oma ikut Opa ke kebun bentar lagi balik " kataku tanpa mengalihkan pandanganku dari siaran di tv
" Eh La makasih ya udah beliin tiketnya, itu berangkatnya dua hari lagi ya ?? Aku besok ke kost kamu ya nunggu di sana ajha biar gak kerepotan nanti !! " kataku
Yang di jawab anggukan dari Lala.
Tak berselang lama mama datang dari arah dapur yang memang aku tak mengunci pintu hanya menutupnya saja, melihat mama sudah balik dan di susul papa yang kini berada di dapur aku dan Lala langsung gegas bangkit Lala mengulurkan tangan ingin salim ke mama yang di sambut oleh mama, dan beralih ke papa yang berada di dapur.
" Udah lama datangnya nak " tanya mama
" udah ada sejam Oma udah makan juga barusan hehehehe " jawabnya sambil cengengesan
Anna yang memperhatikan sedari tadi hanya menggelengkan kepala entah mengapa setiap kedatangan anak itu adikku selalu saja berubah dingin.
Mama kembali ke arah dapur menghampiri meja makan dan langsung membuka tudung saji, sambil menyendok makanan ke dalam piring papa memanggil kami untuk makan bersama, ya beginilah papa klau makan harus bersama, gak boleh sendiri-sendiri, selesai makan Anna langsung membersikan meja makan, aku yang mencuci piring kotor dan adik aku yang bungsu itu tentu saja selesai makan rebahan di depan tv menjengkelkan bukan ?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
cómics fans 🙂🍕
Wah, keren betul!
2023-09-17
1