"Apa. Nikah? apa kamu sudah gila, Lisa. Aku sudah menikah," ucap Rama
"Tapi aku masih sayang sama kamu, Rama," ucap Lisa tanpa melepaskan pegangannya dari Ayra.
"Oke. Oke, kita akan menikah tapi tolong jangan apa-apain Ayra," pinta Rama dengan suara sedikit halus dari sebelumnya.
"Aku mau cuma ada aku dan kamu dalam cinta kita. Kamu harus ceraikan wanita ini!" seru Lisa lagi.
"Nggak. Gak mungkin Lisa, Ayra lagi hamil anakku," ucap Rama dengan hati-hati.
"Berarti dia harus mati." Lisa mencengkeram lengan Ayra dengan sangat keras hingga Ayra meringis kesakitan.
"Mas, tolong aku. Aku takut," lirih Ayra dengan air mata yang tak hentinya mengalir di pipinya. Ayra, terus saja memegangi perutnya yang terasa sakit karena dipukul oleh Lisa sampai berkali-kali.
"Lisa ... Lisa. Jangan!" Rama mencoba menghentikan Lisa yang semakin keras mencengkeram tangan Ayra.
"Aaah," lirih Ayra.
Rama berjalan pelan mendekati Lisa tetapi orang-orangnya Lisa mencegahnya dengan menodongkan senjata api sementara Rama tidak mempunyai senjata apa pun.
Tanpa menghiraukan perkataan Rama, Lisa mendorong Ayra hingga Ayra terjatuh ke jurang.
"Aaaaaaaa!" teriak Ayra yang sudah terlanjur jatuh.
"Ayra! " teriak Rama sembari menghampiri bibir jurang itu sementara Lisa dan orang-orangnya melarikan diri dari tempat itu.
Rama ingin terjun ke jurang tersebut untuk menyusul istrinya, akan tetapi dia dicegah oleh Jhon.
"Jangan, Pak. Jika, Anda ikut lompat, siapa nanti yang akan menyelamatkan nyonya Ayra?" ucap Jhon mengingatkan Rama yang kala itu dilanda kegusaran.
Rama segera bangkit dan beranjak dari bibir jurang itu dengan amarah yang memuncak! Dia berjalan cepat menuruni bukit itu.
"Jhon! kerahkan semua bodyguard dan semua tenaga yang ada untuk mencari Ayra!" titah Rama pada Jhon.
"Sementara ini biarkan iblis itu menghirup udaraa segar. Sekarang keselamatan istriku yang utama," sambung Rama.
Mereka segera mencari keberadaan Ayra ke bawah bukit itu. Di hutan yang sangat lebat, mereka sangat kesulitan untuk mencari satu orang yang mungkin sudah tak sadarkan diri karena terjatuh dari ketinggian.
Di kaki jurang tepatnya di balik semak-semak Ayra tergeletak tak berdaya disekujur tubuhnya penuh luka dan darah yang bercucuran. Saat itu Ayra masih mempunyai sedikit kesadaran dia masih bisa melihat sekitar sana dan masih bisa merasakan sakit di sekujur tubuhnya.
"Tolong, tolong aku," ucap Ayra dengan suara lemah.
Di hutan itu, di tempat lain.
Rama masih berusaha mencari Ayra. Di tengah luasnya hutan itu, dia mencoba terus mencari Ayra. Rama dengan dibantu orang-orangnya terus berusaha mencari Ayra yang entah jatuh ke mana, mereka menyusuri setiap tempat yang mungkin saja ada Ayra di sana.
"Ya'Allah, tolong selamatkan istriku," lirih Rama yang mulai putus asa karena tak kunjung menemukan sang istri.
*******
Ditempat lain, kini Lisa sedang melarikan diri ketempat yang jauh yang tak mungkin terjangkau oleh Rama dan orang-orangnya.
Perempuan itu melajukan mobilnya membelah ramainya perkotaan dengan kecepatan tinggi. Senyum penuh kemenangan terus terukir di bibirnya, dia berpikir bahwa dirinya sudah menang.
"Aku, puas liat kamu kayak gini Rama," ucap Lisa tersenyum penuh kemenangan.
Awal cinta pada Rama tapi kini berubah menjadi dendam. Dendam pada Ayra yang sudah membuatnya dipenjara atas perbuatannya yang sudah mencuri uang milik Rama.
Kini, Lisa merasa puas karena sudah membuat Ayra dan Rama terpisah. Meski dirinya tak dapat mendapatkan Rama saat ini akan tetapi dirinya bisa masuk lagi ke dalam kehidupan Rama setelah beberapa tahun, setelah Rama melupakan kejadian hari ini.
"Semoga perempuan itu mati dimakan hewan buas," gumam Lisa sambil terus melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
*******
Waktu terus berjalan sebagaimana mestinya. Dua hari berlalu akan tetapi Rama dan timnya belum juga menemukan Ayra.
Rama sudah kelelahan, tenaganya sudah terkuras, bagai mana tidak, dua hari dia tak makan ataupun minum dia juga tak beristirahat. Yang ada dalam pikirannya adalah Ayra dan Ayra saja sampai dirinya melupakan kesehatan dan keselamatan dirinya sendiri.
"Pak. Lebih baik, Anda pulang. Biar kami yang mencari nyonya di sini," ucap Jhon yang tidak tega melihat bosnya sudah lusuh, lemah dan mulai tak berdaya tapi dia tetap berusaha kuat demi Ayra.
"Saya tida akan pulang, jika tidak bersama Ayra. Dia sedang mengandung, Jhon tidak mungkin saya membiarkannya di sini" ucap Rama dengan suara yang sudah melemah.
Hari sudah mulai gelap, ini malam ketiga mereka mencari Ayra akan tetapi mereka tidak juga menemukan Ayra meski sudah menyisir semua tempat-tempat di sana.
Rama sudah mengerahkan semua anak buahnya bahkan dia juga menyewa tim SAR untuk menemukan Ayra tapi rupanya keberuntungan belum berpihak padanya, mereka belum juga menemukan Ayra.
"Tuan ... Tuan!" suara salah satu bodyguard yang berlari menghampiri Rama sembari memangku seseorang.
Rama segera berlari kearahnya! Dia tahu bahwa yang dipangku oleh bodyguardnya adalah Ayra. Rama begitu bersyukur atas ditemukannya Ayra.
Meski dirinya belum tahu Ayra selamat atau tidak tapi dia tetap bersyukur dan berterima kasih pada Tuhannya. Dia berharap Ayra masih hidup dan masih bisa bersama-sama lagi dengannya.
"Ayra," Rama segera mengambil alih tubuh Ayra dari bodyguardnya, lalu segera membawanya kemobil!
Tingginya rerumputan tak membuat langkah Rama memelan, dia terus berjalan cepat dengan langkah panjangnya demi membawa Ayra sesegera mungkin ke rumah sakit.
Saat itu Ayra sudah tak sadarkan diri akan tetapi dia masih hidup, meski denyut nadinya sangat lemah. Rama masih memiliki harapan untuk menyelamatkan istri tercintanya itu.
"Jhon! Cepatlah. Istriku butuh pertolongan medis," seru Rama pada Jhon.
Jhon langsung berlari menuju mobilnya! Tak lupa dia memerintahkan orang-orangnya untuk menghentikan pencarian karena Ayra sudah ditemukan dan akan segera dibawa ke rumah sakit.
Setelah tiba di dekat mobilnya. Jhon langsung membukakan pintu belakang mobilnya untuk memudahkan Rama memasuki mobilnya.
Rama duduk di bangku belakang bersama Ayra yang kini tak sadarkan diri.
"Cepatlah, Jhon!" ucap Rama yang saat itu dilanda kekhawatiran yang tinggi.
Tanpa menjawab perkataan Rama, Jhon melajukan mobil dengan kecepatan tinggi. Dia tidak perduli meski jalanan di tempat itu sangat sempit dan juga berbatu, saat ini membawa Ayra ke rumah sakit adalah yang utama baginya.
"Bertahanlah sayang," lirih Rama.
Rama terus memeluk Ayra, sesekali dia mengelus kepala Ayra dan mencium keningnya. Rama begitu khawatir terhadap Ayra karena denyut nadinya semakin melemah. Dirinya belum siap untuk kehilangan istri dan calon anaknya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments