part 3

            "Perlahan memaafkan , maka hidup kamu akan lebih tenang. Sampai sini paham?"

              Aro mengangguk kemudian memeluk bundanya. "makasih bunda."

          "Terimakasih kembali, oh iya,"

***

           Aeris teringat sesuatu. Sekarang sudah jam delapan malam, saking asiknya mereka bercerita Aeris lupa pertanyaan pertamanya tadi.

           "Kenapa, Bun? Kok mukanya panik?" Tanya Aro.

       "Kamu pasti dicariin orang rumah Daddy kamu." Heboh Aeris seperti kebakaran jenggot sementara Aro sendiri berusaha menahan gemas pada bunda nya agar tidak memeluknya dengan erat sekarang juga.

         Aro tertawa pelan. "Maybe yes, Maybe no, Tenang aja bun. Daddy pasti udah tau aku ada dimana sekarang." jawabnya santai.

         Astaga, Aeris ingin menangis saja mendengar jawaban santai Aro. "Terus kamu gak mau pulang gitu?"

        Aro menggeleng. "ngapain? Toh disini aro udah ada bunda yg merhatiin kalo aro lagi sakit, dirumah jangankan di perhatiin, diliat aja juga engak." ya, Memang sebegitu tidak memperhatikanya dia jika sedang sakit.

        Seketika Aeris menatap sendu Aro yg kini memeluknya dari samping. "Setidaknya kamu kasih tau orang rumah kalau kamu ada di sini."

        "Iya, Bun." Lalu Aro mengambil handepone yang sedari tadi ia anggurkan di atas meja dan mulai berselancar di aplikasi hijau memberitahu pada arsen dia tidak pulang malam ini.

       Aro

     Gue gak pulang malam ini, gak usah di cari.

       Aresen

      Ok

      Setelah mendapat balasan dari kembaranya, Aro kembali meletakkan kembali benda pipih itu ke atas meja.

       "Udah, Bun." pemuda itu lantas kembali berbaring di pangkuain aeris yg kini fokus menonton siaran TV. "Elusin lagi bun." pintanya membawa sebelah tangan aeris ke atas kepalanya.

       "Dasar manja." Tak urung aeris mulai mengelus kepala sang putra.

       "Biarin.manja nya sama bunda doang ini. " Ujar aro sambil mendusel di perut rata aeris juga memeluk bundanya sedikit lebih erat.

       Sudah satu jam setengah aeris terus fokus pada layar TV sampai tidak sadar jika aro sudah terlelap nyaman di pangkuanya.

       Jam sudah menunjukan setengah sepuluh malam. aeris menepuk pelan pipi aro membangunkan pemuda itu agar pindah ke kamar.

      "Aro, bangun. Pindah ke kamar gih tidurnya." Ucap Aeris.

      "Iya, Bun." Aro menjawab pelan kemudian mengeluh karna tidurnya terganggu. Hati-hati pemuda itu bangun dan melangkah gontai ke kamar. Tapi sebelum sampai di depan pintu kamarnya, Aro berbalik membuat aeris heran.

         "Ada apa?" Tanya Aeris.

         Tidak menjawab pertanyaan bundanya Aro kembali ke sofa tempat aeris masih duduk disana.

      Cup

    Dengan cepat Aro langsung menyambar pipi kanan aeris, mengecup sembari tersenyum manis. "Good night, bunda."

      Aeris yg awalnya terkejut pun akhirnya tersenyum dan tertawa pelan. Ada ada saja kelakuan Aro.

     Cup

    Cup

   Cup

     Tiga kecupan di berikan aeris di dahi dan kedua pipi aro kemudian mengacak pelan rambut putranya itu. "Selamat malam juga sayang." jawabnya sambil tersenyum manis.

       Melihat senyum manis bundanya, Aro tidak tahan melihat betapa manis nya bundanya ini. Dalam sekali tarikan aeris sudah berada dalam pelukan Aro dengan pemuda itu dengan mendusel di cekuk leher aeris.

             "Bunda gak boleh senyum manis kaya tadi selain di depan Aro ,Titik." Kata aro sambil mengeratkan pelukanya.

           Aeris mengernyit heran. "Emangnya kenapa."

         "Pokoknya gak boleh, Nanti bunda jadi incaran buaya gatal kurang belaian disana." Jawab Aro. Pemuda itu melepaskan pelukanya dan menatap memohon pada bundanya sambil mengerucutkan bibirnya membuat Aeris gemas. "Pokony gak boleh!"

          "Iya deh iya. Anak bujang bunda posesif juga ternyata." Aeris sekali lagi mengacak rambut Aro membuat kadar ketampanan putranya itu semakin meningkat.

       "Oh jelas." Aro membenarkan perkataan bundanya.

        "ke kamar gij, istirahat. Udah mau jam sepuluh ini." Peringat Aeris. Jika di biarkan, percakapan mereka akan berlanjut dan entah kapan selesai.

       Aro mengangguk. "Siap laksanakan komandan!" Kemudian masuk kedalam kamarnya.

        Aeris menggeleng sambil tersenyum. Ternyata begini rasanya punya anak bujang yg posesif dan juga manja. Sangat menggemaskan.

       ****

        Sedangkan di mansion keluarga millan,

        Arsen mendengus kesal saat kembaranya itu tidak pulang malam ini, untung aja hanya ada dia di mansion ini bersama beberapa pekerja dan bodyguard.

            Daddy-nya sedang berada perjalanan bisnis

Selama satu bulan di itali dan Ai di bawa kabur oleh aunty nya, adik dari saudara daddy nya yg memang sangat dekat dengan Ai. Entah kapan aunty nya itu akan mengembalikan adiknya.

          Sudah menjadi kebiasaan Aro, Abang sekaligus saudara kembaranya itu jarang berada di rumah jika daddy mereka sedang perjalanan bisnis seperti sekarang ini. Karena jika daddy nya berada di rumah, semua anak-anaknya wajib berkumpul.

          Walaupun begitu, Biyan tidak pernah gagal dalam mengawasi anaknya dari jauh, Dia mengirim beberapa mata-mata untuk selalu memberikan kabar tentang anak-anaknya. Sesibuk apapun dia, tetap anaknya nomor satu.

        Dia tau betul para pesaing bisnisnya akan selalu mencari celah untuk menjatuhkanya mengingat dia salah satu pemilik perusahaan besar di benua Eropa dan Asia. Dan cara paling mudah untuk menjatuhkan biyan adalah melalui anak-anaknya.

        Sungguh, Arsen merasa bosan berada di mansion, Sekarang dia menyesal menolak tawaran aunty nya untuk ikut bersama wanita itu ke bali.

      "Carlos, Siapkan aku pesawat untuku ke bali." Ucap nya pada seseorang di sebrang sana melalui handpone yg di genggam nya.

      "Baik, tuan muda."

        Dia penasaran, kemana kembaranya itu berada sekarang. Tidak biasanya abangnya itu memberi kabar. Aneh pikirnya.

      ****

      Di itali,

       Seorang pria dengan tampilan kacaunya terus menatap bergantian dua layar laptop didepanya. Sejak kemarin sampai pagi ini belum pernah istirahat sedikit pun dikarenakan masalah keluarganya.

      Dia rugi 150 milyar dalam semalam hanya karena ada sesorang dari divisi keuangan yg melakukan korupsi. Sebenarnya uang 150 milyar yg hilang itu bukan apa apa baginya, tapi tetap saja bila ada hama kecil yg masuk ke perusahaanya yb membuat kerugian, tidak akan dia biarkan berlama-lama menikmati sesuatu yg bukan miliknya.

        "Ck, Sial!" Seharusnya dia tidak mengerjakan ini sendirian, Ada sekertaris yg membantunya. Tapi lagi-lagi dia memecat sekertarisnya karena tidak punya attitude yg bagus.

         Sebenarnya, kinerja Mantan sekertarisnya itu sangat bagus dan baru bekerja selama dua bulan, tapi karena sikap nya yg selalu menggoda atasan itulah yg membuat wanita itu berakhir di pecat dan tidak akan mendapatkan pekerjaan di manapun.

        "Aslam, Rekrut sekertaris baru untukku. Lakukan seleksi yg ketat pada mereka, jangan seperti sebelumnya kau mempekerjakan ****** di perusahaan ku." kata biyan pada orang kepercayaanya di sebrang sana.

    "Baik pak."

   Tut

      Biyan mendengus. "kapan semuanya ini selesai?"

    Tok Tok Tok

          "Permisi,Tuan." Seorang pria dengan pakaian serba hitam memasuki ruangan biyan.

       "Ada apa Sean?" Tanya biyan tanpa melihat pria yg berdiri di depan mejanya.

      "Tuan muda Aro semalam tidak pulang di mansion dan apartemenya tuan." Lapor Sean berhasil membuat biyan menghentikan tanganya yg bergerak di atas keyboard laptop.

     Apa lagi ini? " Kemana dia semalam?"

     "Kemarin tuan muda Aro sempat kecelakaan dan di bantu oleh seorang wanita dan membawa tuan muda Aro keruamah nya, Tuan."

      "Mengapa dia tidak membawa Aro kerumah sakit?"

      "Tuan muda Aro tidak mau, Tuan. Dia memilih untuk di rawat oleh wanita itu dan juga..." Tampak sean ragu melanjutkan ucapanya membuat biyan mengernyit dahinya.

       "Ada apa dengan Aro?"

       "Tuan muda Aro memanggil wanita itu dengan sebutan 'Bunda' Tuan." Jawab sean.

      Lengkap sudah penyebab sakit kepala biyan. Tidak habis firik jika anak-anaknya tidak menyerah untuk mencari sosok ibu pilihan mereka.

      "Tolong tetap awasi anak nakal itu. Setelah urusan ku selesai akan ku urus anak nakal itu." Ucapnya setelah itu sean pamit undur diri.

    *****

Terpopuler

Comments

Alejandra

Alejandra

Ceritanya bagus tapi masih banyak typo, mohon lebih diperhatikan lagi ya Thor...

2024-01-08

2

HitNRUN

HitNRUN

Bikin nggak tidur!

2023-09-16

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!