part 2

         Aeris dan pemuda tadi yg bernama Aro kini sudah sampai di rumah gadis itu. Disana juga ada bu asih, tetangganya yg tadi menyapa ikut membantu membersihkan luka Aro juga meminjamkan sepasang baju , kebetulan anak bu asih juga seumuran dengan Aro.

        Setelah memastikan Aro istirahat, bu asih ikut memasak bersama Aeris dan berbincang-bincang tentang kecelakaan tadi.

      "Wah. kalo bu asih ya, udah ibu sleding ke dinding kalo pelakunya udah ketangkep. Bisa-bisanya dia kabur setelah nabrak anak orang." ujar bu asih menggebu gebu.

        Aeris tertawa pelan mendengar komentar bu asih tentang kecelakaan tadi. Dia juga setuju dengan pendapat bu asih, hati ibu mana yg tidak sakit jika mendengar kabar anaknya kecelakaan. Mana pelakunya tidak bertanggung jawab lagi.

        "Do'ain aja supaya pelaku nya segera ketangkep ya, bu." balas Aeris.

         Bu asih mengangguk. "Amiin paling serius pokoknya." lagi-lagi ucapan bu asih membuat Aeris tertawa.

         "Nah Udah jadi . Sok atuh bangunin dulu si Aro nya, kasian dia belum makan. Ibu mau pulang dulu, kalau ada apa-a0a teriak aja panggil ibu." ujar bu asih dan di angguki oleh Aeris.

        Tapi sebekum bu asih meninggal kan dapur, Aeris mencegahnya dan memberikan satu mangkok soto ayam yg di buat tadi.

        "Eh, gak usah, Nak." tolak bu asih.

        Aeris menggeleng. "Untuk anak ibu, pasti dia juga laper pulang sekolah, makasih juga bu, udah bantuin Aeris."

       "Kamu ini, kaya sama siapa saja. Yudh, makasih loh ini." Bu asih menerima satu mangkok soto ayam tadi.

       "Makasih kembali, Bu."

 "ya udah kalo gitu ibu pamit dulu , Assalamualaikum." pamit bu asih.

       "Waalaikumsalam."

    Selepas kepergian bu asih, aeris berjalan menuju kamar tamu yg terletak di sebelah kamarnya. Di sana, Aro tampak masih tertidur setelah berganti pakaian.

    Beruntungnya dia sudah membersihkan rumah sebelum kedatangan Aro dan bu asih. Melihat tidur Aro yg begitu lelap, Aeris tak tega untuk membangunkan pemuda itu. Nanti sajalah, pikirnya.

     "Bunda..."

      Gerakan tangan Aeris terhentu hendak menutup pintu saat mendengar panggilan Aro. Dilihatnya pemuda itu menatap kearahnya membuat Aeris mengurungkan niat untuk meninggakan pemuda itu.

Aeris berjalan mendekati Aro yg saat ini hendak bangun dari tidur nya. Dengan pelan Aeris membantu Aro duduk, memberikan bantal di belakang punggung pemuda itu agar lebih nyaman.

"Bun." panggil Aro pelan.

"Saya?" Aeris menunjuk dirinya sendiri. "saya bukan bunda kamu." kemudian menggeleng mengoreksi panggilan Aro padanya.

"No. kamu bunda Aro." Lagi, Pemuda itu tetap keukeh menganggap Aeris sebagai bundanya.

Lagi, Aeris menggeleng. "Dengar ya, Saya bukan bunda kamu. Saya orang yg bantu kamu tadi, Bunda kamu mungkin sedang mencarikan kamu di rumah." jelasnya dengan nada lembut, takut menyinggung Aro yg kini menatap nya dengan sendu.

Apa kepala Aro terbentur dengan keras tadi sehingga menganggap dirinya sebagai ibu pemuda ini? Pikirnya.

"Tapi ibu kandung aro udah gak ada, kamu bunda nya aro sekarang." Rupanya pemuda ini tak mau menyerah.

Haaaaaahhhh..... Ingin rasanya Aeris menggeplak kepala pemuda pemuda ini dengan seenak dengkul dengan mengklaimnya sebagai bundanya. Mana bisa Aeris mempunyai anak sebesar Aro yg sudah SMA sedangkan dia baru saja 23 tahun ini.

"Jadi bunda nya Aro, ya. Aro gak tau rasanya punya seorang ibu." Cicitnya dengan wajah sendu menatap selimut yg menutupi sebagian tubuhnya.

Hati Aeris tersentil mendengar ucapan Aro, Dia tau rasanya yg di rasakan pemuda di depanya ini ketika seorang anak tidak mendapatkan figur sekaligus peran seorang ibu dalam hidupnya. Beruntung Aeris masih merasakan peran seorang ibu walau hanya sebentar.

Mengumpulkan tekad dan segala konsekuensi yg berdemo di otaknya. Aeris tersenyum lembut sembari mengelus rambut aro yg kini tertundduk enggan menatapnya.

"Ya, Sudah. Kamu bisa panggil saya bunda.

Anggap saya bunda kamu." ucapnya membuat Aro seketika menatapnya.

"HUG? Tawarnya.

Tanpa berpikir dua kali. Aro langsung memeluk Aeris, Bunda barunya. Matanya terpejam menikmati elusan lembut di rambutnya juga wangi tubuh bundanya yg menenangkan.

"Bunda." Cicitnya sembari mendusel di cekuk leher Aeris.

"Ya, Sayang?" Jawab Aeris.

seoertinya tidak buruk mempunyai anak sebesar Aro.

Sedangkan Aro mendengar panggilan Bundanya tersenyum haru. Akhirnya dia dapat merasakan figur dan peran seorang ibu yg dia impikan.

"Mau makan atau lanjut istirahat dulu?" Tanya Aeris.

Aro terdiam sejenak. Sebenarnya dia merasakan sedikit lapar,Tapi juga tidak mau melepaskan pelukan bundanya ini. "Mau istirahat di temani bunda." Jawabnya.

Aeris terkeukeh pelan. " Baik, rebahan gih, Bunda temani."

Aro tidak dapat menyembunyikan senyumanya. Dengan hati-hati dia merebahkan tubuhnya disusul Aeris yg juga ikut berbaring. Tanpa perlu di perintah, Aro langsung masuk kedalam pelukan nyaman Aeris dan mulai tertidur sambil menikmati elusan lembut di kepalanya.

Mendengar dengkuran halus Aro pertanda pemuda itu sidah tertidur lelap membuat Aeris tersenyum tipis. Menikmati wajah polos putranya yg sedang tertidur.

CUP

Sebuah kecupan mendarat di dahi Aro sebelum Aeris juga menyusul ke alam mimpi. Sebenarnya banyak yg ingin dia tanyakan pada Aro, Tapi mungkin bisa nanti setelah mereka istirahat.

****

"Jadi, Bisa kamu jelaskan pada bunda sekarang?" Tanya aeris, setelah mereka makan malam. Dia ingin tau apakah aro masih punya keluarga atau tidak.

Saat ini dia sedang berada di ruang keluarga menonton TV,

Dengan kepala aro yg menumpang di pahanya.

"Aro masih punya Daddy dan dua saudara." kata aro kemudian terdiam sejenak,merangkai kata demi kata di kepalanya untuk menjelaskan kepada bundanya.

Aeris terdiam menunggu Aro menjelaskan. Dia tidak ingin menyela sampai aro selesai menjelaskan.

"Aro anak pertama dari tiga bersaudara, adek Aro yg pertama namanya Zartra Arsenico Millan. Dia kembaran Aro, yg bungsu namanya Zaqueenni Aiora millan. Nama Daddy Biyan Aztara Millan."

"Daddy cerai sama mama empat tahun lalu karena selingkuh dengan teman bisnis Daddy. Bukan hanya itu, Ternyata mama sebelum menikah dengan daddy lebih dulu berhubungan dengan selingkuhanya sampai punya dua orang anak." Aro memejamkan matanya saat kilas balik kejadian empat tahun yg lalu berputar di kepalanya.

"Gak usah cerita kalo gak kuat, Ya." Ucap Aeris merasa bersalah saat melihat raut wajah putranya yg mulai berubah.

Aro menggeleng dan menatap manik mata jerni bundanya. "Gak papa kok, bun. Bunda berhak tau asal usuk anak bunda sendiri."

"Lanjut ya,"Aro berdehem pelan. "Selama pernikahan Daddy sama mama, gak ada hari tanpa bertengkar sampai imbasnya ke kami bertiga. Tapi anehnya saat itu daddy gak ada niatan untuk ceraiin mama. Selama itu pula mama gak pernah sekalipun nunjukkin rasa sayangnya ke kami. Bahkan di depan Daddy. Gak tau dulu pelet apa yg di pakai mama sampai-sampai daddy buta kalo rumah tangganya gak baik-baik aja saking cintanya ke mama."

"Sampai Ai lahir mama gak pernah mau ngasih Asi nya untuk Ai dan gak pernah peduli kalau Ai kelaparan sampai nangis-nangis. Waktu Ai lahir papa ada di Prancis sampai usia Ai delapan bulan baru daddy pulang. Sekalinya pupang, Daddy liat Ai terus rewel dan sakit-sakitan, setelah diperiksa, Ternyata Ai dapat kekerasan dari mama karena rewel sehabis Imunisasi sampai punggungnya lebam karna pukulan mama yg gak main-main."

"Sampai di situ, Daddy marah besar karna baru pertama kali melihat anaknya mendapatkan kekerasan dari ibunya sendiri. Dari situ Daddy mulai sadar, ada yg gak beres dengan mama. Daddy telat banget ya bun, Sadarnya?"

Aeris terkeukeuh pelan tak urung mengangguk, Bisa-bisanya ada irang seperti Daddy-nya aro.

"Oke, Lanjut. Daddy cari kebusukan mama sampai Daddy schok sendiri setelah tau apa yg telah mantan istrinya lakukan di belakangnya. Daddy kira mama hanya gak pedulu sama anaknya ternyata lebih dari utu, mama main dibelakang dengan daddy dan sialnya selingkuhan mama rekan bisnisnya yg mau ngehancurin daddy dari lama. Dan parahnya mereka sudah punya dua anak dari hubunganya itu."

"Sampai Daddy benar-benar ceraiin mama dan hak asuh jatuh ke tangan dadd. Tamat."

Selepas Aro bercerita, Aeris terdiam beberapa menit hingga akhirnya mengeluarkan suara. "jadi kamu bohong dong sama bunda kalau ibu kandung kamu udah meninggal?"

Aro meneguk ludahnya kasar, untuk pertama kalinya mendapati tatapan tajam dan intimidaasi dari bundanya. Jujur, Aro bertaruh, Tatapan daddy nya tidak ada apa-apanya dibandingkan bundanya.

"Jawab Bunda Aro. Bunda gak mau ya punya anak yg suka bohong." Ujar aeris menatap dengan lembut dan tersirat peringatan tajam untuk Aro di baliknya.

"Maaf, bunda. Aro gak bermaksud seperti itu, Aro udah anggap mama gak ada setelah mengingat perbuatanya kepada kami."

Aeris mendengus kemudian membantu aro untuk duduk. Menangkup rahang sempit putranya agar netra abu-abu itu menatapnya.

"Liat bunda, Aro. Sebenci bencinya kamu sama mama kamu, gak ada yg namanya mantan ibu dan anak. Darah kamu mengalir karna dia, kamu hidup itu karna di. Bukan bunda mau membela mama kamu dan membenarkan kamu membencinya. Samapai kapan pun mama kamu tetep ibu kandung kamu, itu yg perlu kamu ingat. Tapi bunda tidak membenarkan perlakuan dia terhadap kamu dan saudara-saudara kamu yg lain. Benci sifatnya, Bukan pribadinya."

"Bunda gak tau yg kamu alami selama ini, tapi bunda mengerti perasaan kalian. Bukanya bunda mau adu nasib sama kamu ya, Tapi bunda juga merasakan sama seperti kamu. Tapi bedanya kalau kamu ibu kandung , sedangkan bunda ibu tiri dan saudara tiri bunda sendiri.

"Perlahan memaafkan, maka hidup kamu akan tenang. Sampai sini paham?"

Aro mengangguk kemudian memeluk bundanya. "Makasih bun,"

"Terimakasih kembali. Oh iya-"

****

Maaf ya author nya masih baru .. Maaf bila banyak salah di typo atau kata-kata nya

Terpopuler

Comments

beybi T.Halim

beybi T.Halim

tata bahasanya bagus.,dan suka karakter perempuan yg SPT ini.,👍

2023-12-13

4

Jell_bobatea

Jell_bobatea

Inilah kenapa saya suka baca, karena ada novel seperti ini!

2023-09-15

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!