Sudah seminggu berlalu, Aku melihat jam di dinding kamarku sudah menunjukkan pukul 5 pagi, dengan gerakan cepat aku segera bangun dan berjalan cepat menuju dapur ternyata sudah ada bunda Vivi memasak untuk semua penghuni panti aku menghampiri bunda dan bertanya " bund maaf aku kesiangan" kataku pelan yang dengan cepat menggerakan tanganku mengambil alih tugas bunda Vivi yang sedang menggoreng ceplok telor.
"Udah ga usah, kamu mandi aja bersih-bersih jangan lupa bangunin adik kamu buat mandi terus sarapan yah" pinta bunda Vivi
"Baik bund, maaf ya bund" jawabku pelan yang masih merasa bersalah karena bangun telat.
" udah ga apa-apa" timpal bunda sambil mengusap pundakku lembut.
Www Aku segera berlari menuju kamar mandi utama dan tak lama aku membangunkan semua adikku untuk segera mandi dan aku membantu menyiapkan sarapan di meja makan.
Aku dan adikku pamit untuk segera berangkat ke sekolah, sesampainya di sekolah aku langsung masuk ke kelas dan mencoba membuka kembali buku pelajaran yang semalam aku baca untuk mengingat.
Karena hari ini ada ujian akhir sekolah, aku harus mendapatkan nilai bagus agar dapat beasiswa untuk masuk universitas favorit setelah beberapa hari sebelumnya ujian nasional.
Aku memasuki kelas dengan mata yang terfokus pada buku yang aku pegang tanpa sadar aku menjatuhkan name tag yang bertuliskan namaku yang disangkutkan pada tas gendong.
Tak lama bel masuk berbunyi tanda ujian akan segera dimulai, aku memasukan kembali semua buku yang aku baca pada tas.
Ujian hari pertama selesai aku menghembuskan nafas pelan lega rasanya aku bisa menyelesaikan ujian aku yakin ujian hari pertama mendapatkan nilai yang bagus.
Sisil memelukku dari belakang "hei gimana ujian Lo, bisa ga?" Tanyanya padaku tanpa melepaskan tangannya di pundakku
"Bisa sil, gue yakin nilainya bagus" jawabku bangga
"Sip kita ke mol yuk" ajak Sisil melepas tangannya dari pundakku
"Ga bisa gue harus kerja, maaf ya" jawabku dengan nada sedikit sedih
" santai,,, ya udah gue balik ya kau byeee" pamit Sisil meninggalkanku dia pergi bersama teman kelas kami yang lainnya.
Aku melangkah kakiku meninggalkan sekolah berjalan menaiki angkot menuju cafe holiday, saat akan masuk ke kafe lewat pintu belakang karena kondisi kafe siang ini sangat ramai.
Aku ganti seragam sekolahku dan memakai seragam cafe yang berwarna hitam, celana hitam tak lupa topi hitam dan bertuliskan holiday berwarna putih.
Saat aku hendak memakai name tag ternyata tak ada berkali - kali aku mengecek tas sekolah tapi tak menemukannya.
Aku memutuskan nanti saja di cari lagi, aku segera berjalan menuju kafe yang sudah antri dengan pelanggan.
"Sorry gue telat lagi" ucapku pada Pipit yang ada di sampingku yang sedang membuat Thai tea pesanan pelanggan.
Aku berjalan menuju dapur untuk membuat cemilan yang sudah ada list antrian pesanan, sedangkan di kasir sudah ada ka Zidan yang jaga.
Dengan gerakan cepat aku membuat pesanan pelanggan hingga akhirnya pesanan sudah selesai semua, aku Zidan dan Pipit bisa beristirahat sebentar.
Zidan dari ujung kursi kasir memperhatikan aku dengan seksama, dan akhirnya dia menanyakan padaku dimana name taqku. Aku menjawab mungkin terjatuh di sekolah.
"Ya udah nanti pesen lagi aja, lain kali hati-hati kay," tegur Pipit
"Permisi" suara cowok datang menghampiri kami yang sedang duduk di belakang kursi kasir.
Zidan bangun dari kursinya dan menyapa pelanggan kami yang mungkin akan membayar pesanannya.
"Ada yang bisa saya bantu ka" tanya Zidan
"Saya meja nomor 5 mau bayar"
"Baik ka 1 porsi cireng isi, 1 porsi tahu walik dan 2 avocado coffee, totalnya 85rb ka"
Pelanggan tersebut menyerahkan uang 100ribu Zidan menyerahkan uang kembalian, sehabis itu cowok tersebut memberikan name tag yang bertuliskan nama Kayla yang sedari tadi dia simpan didalam tasnya.
Zidan kaget dia menatap name tag yang diserahkan cowok berjaket coklat kemudian menatap cowok tersebut berulang kali.
"Titip buat Kayla tadi jatuh di depan kelasnya" ucap cowok tersebut dan dia berlalu pergi meninggalkan kafe.
Zidan belum sempat mengucapkan terima kasih tapi dia sudah berlalu pergi, Zidan memanggil Kayla yang ada di dapur.
*Kay,, Kayla" teriak Zidan lembut
Kayla berjalan cepat ke meja kasir yang dijaga oleh Zidan.
"Iya ka" jawab Kayla sambil mengusap tangannya yang basah ke celemek berwarna coklat yang dia pakai.
"Ini name tag Lo" ucap Zidan menyerahkan name tag yang bertuliskan namaku.
"Loh kok ada di Kaka" kataku dengan nada sedikit tinggi karena kaget.
"Bukan ada di gue, tadi ada cowok kesini kata dia, nama tag Lo jatuh di depan kelas"
Aku melihat ke jendela dan berjalan cepat untuk melihat siapa yang sudah mengantarkan name tag punyaku, sayangnya saat aku berlari dia sudah naik motor sport berwarna biru dan putih dan meninggalkan cafe.
"Dia anak teman sekolahku tapi siapa" batinku sambil menatap motor yang semakin jauh pergi meninggalkan kafe.
Aku kembali masuk ke dalam kafe dengan rasa penasaran siapa dia, siapa cowok itu, dia tau aku kerja disini? Pertanyaan itu berputar - putar di kepalaku.
Sampai ka Zidan menepuk pundakku pelan saat aku sedang menggoreng kentang pesanan pelanggan, "awas Angus fokus dong ah"
Aku yang kaget langsung melihat kentang yang tadi aku goreng, aku menghembuskan nafas pelan untunglah kentangnya tidak gosong.
"Mikirin apa sih kay, cowok yang tadi kesini ya" tanya ka zidan
"Hehe iya ka"
"Dia tuh pelanggan kita kay, seiring loh dia kesini nongkrong sama temennya kadang sendiri juga, masa Lo ga enggeh si"
"Nggak ka, aku jarang di depan mungkin pas aku lagi di dapur ya"
"Mungkin, udah ah yu kerja lagi fokus kay" jawab ka Zidan
Aku mulai kembali fokus bekerja karena sudah sore kafe mulai ramai banyak pelanggan yang datang untuk sekedar melepas penat setelah seharian bekerja, atau sekedar kumpul sebelum pulang kerumah.
Sudah waktunya pulang kerja, malam ini aku diantar ka Zidan, karena kami searah sepanjang jalan ka Zidan mengajakku mengobrol dia memberiku semangat mungkin karena dia tahu aku yatim piatu dan harus kerja untuk mencukupi biaya sekolah aku dan adikku di panti ka Zidan sudah seperti kakak kandungku dia sangat perhatian dan sering membantuku.
Aku masih ingat dengan jelas ka Zidan dulunya adalah seniorku di SMA dia kelas 3 dan aku kelas 2 kami tak sengaja bertemu saat ada rapat OSIS dan kamis sering terlibat kalau ada acara sekolah itulah kenapa aku dekat dengan ka Zidan, dan aku tak sengaja bercerita keadaanku yang sedang membutuhkan uang untuk ongkos sekolah aku dan adikku di panti.
Kebetulan kak Zidan punya cafe dan aku di ajak kerja bareng di cafenya, dari situ lah aku bisa kerja di cafe holiday dan bertemu dengan teman baru yang sangat baik padaku.
Sesampainya kami di depan panti ka Zidan langsung izin pamit pulang, aku masuk ke dalam ternyata adikku sudah tidur. Aku menuju dapur untuk minum ternyata ada bunda kia masih terjaga dia sedang duduk di meja makan tapi bukan makan melainkan sedang mengetik di laptopnya.
"Bund kok belum tidur?" Tanyaku pada bunda kia
"Kamu udah pulang, udah makan belum?" Bunda kia balik bertanya padaku menghentikan ngetiknya di laptop dan memandangku
"Udah kok bund, bunda masih kerja kenapa ga istirahat?" Tanyaku khawatir dan duduk di depan bunda kia
" bentar lagi selesai kok, kamu mandi terus istirahat ya besok masih ujian kan?"
"Iya bund, yaudah aku duluan ya." Ucapku pada bunda kia dan bangun meninggalkan bunda kia yang masih mengetik di laptopnya.
Sebelum masuk ke kamar aku menengok kembali ke bunda kia, aku merasa bersalah karena belum bisa membantu bunda meringankan bebannya mencari uang untuk memenuhi kebutuhan panti karena dana dari para donatur belum mencukupi kebutuhan panti.
Aku menghembuskan nafas dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badanku setelahnya baru belajar sebentar untuk ujian besok.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments