To Be Protagonis
Vivian merasakan sakit disekujur tubuhnya, akibat siksaan yang diterimanya terus menerus.
Yah, bagaimanapun ini adalah hasil yang harus ditanggung, akibat perbuatannya sendiri.
Cambukan, pukulan, jambakan, kata kata hinaan menjadi makanannya sehari-hari. Meskipun begitu makanan dan pengobatan juga dia terima.
Jangan berpikir karena kasihan, karena begitu tubuh vivian sedikit membaik, siksaan itu kembali dia terima. Lelah fisik dan batin sudah pasti , sehingga vivian beberapa kali ingin bunuh diri untuk mengakhiri penderitaannya , tapi usahanya selalu digagalkan oleh pria itu yang tak ingin vivian mati dengan cepat.
Suara langkah kaki berderap mendekat ke arah vivian, dan seolah sudah hapal dengan suaranya, vivian langsung merapat kedinding, memeluk lututnya dengan erat, tubuhnya bergetar hebat,kilasan siksaan menari-nari dikepalanya, membuat bekas bekas lukanya serasa berdenyut, vivian menundukkan kepala berdoa berharap yang datang bukanlah sosok pria kejam itu.
"Tampaknya, kamu telah bersiap menyambut kedatanganku, ******" Ucap pria itu menyeringai dibalik wajah tampannya.
Tanpa melihat, vivian tau siapa pria yang ada dihadapannya, keringat sebesar biji jagung bermunculan si keningnya, badannya bergetar hebat, terbayang siksaan akan segera diterimanya.
Tak berapa lama suara rintihan menggema di ruang temaram itu, kali ini cambuk menjadi pembuka siksaan yang diterima vivian.
Setelah puas mencambuk vivian, pria itu mendekati vivian, berjongkok, mengangkat dagu vivian kasar "Aku ada hadiah special untukmu" bisiknya dengan senyum menyeringai.
Kalau dulu vivian akan meleleh melihat senyum itu, sekarang yang di rasakannya berbeda, malah membuatnya merinding, takut sesuatu yang mengerikan akan terjadi.
"Ayo" Ucap pria itu santai sambil menyeret tubuh lemah vivian, tak ada perlawanan dari vivian karena itu hanya sia-sia belaka.
"Vivian" Suara lemah dari seorang pria paruh baya yang sangat familiar, mengusik pendengarannya, segera dia mendongak.
"Ayah, kakak" ada perih yang tak terlukiskan melihat kedua orang yang di sayanginya mengalami luka luka akibat perbuatan yang dia lakukan.
Jika saja vivian tidak mencelakai gadis yang dicintai pria itu, hingga membuat anak yang dikandungnya tewas, pria itu pasti tak akan melakukan balas dendam padanya.
Tapi yang namanya penyesalan selalu berada di akhir, nasi sudah menjadi, tak bisa terulang kembali.
Dengan sisa-sisa tenaga yang dipunya, vivian merangkak berusaha mendekati keluarga yang teramat dicintai,tapi tertahan karena rantai yang membelenggu kakinya di pegang oleh seseorang, ada rindu dan penyesalan yang tersimpan melihat mereka saat ini.
"Waktumu sudah habis " Suara pria itu dingin dengan bunyi besi yang bergesekan dengan lantai "Kematian mereka adalah salahmu"
Tiba tiba saja pria itu sudah mengayunkan pedangnya, menebas leher dua orang laki-laki keluarga yang dicintai vivian.
Melihat pedang yang diayunkan, mata vivian membola, "Tidaaakkkk" teriaknya histeris. Meraung raung, bau anyir darah yang menciprat memenuhi tubuh gadis itu, dengan dua buah kepala yang menggelinding teronggok dilantai, namun begitu tak ada penyesalan di hati pria itu setelah melaksanakan dendamnya.
Ditinggalkannya vivian yang meraung raung dihadapan jasad ayah dan kakaknya, penyesalan itu semakin menganak sungai, jika waktu bisa diputar ulang vivian ingin mengulang ketika dia belum bertemu dengan Alexander Smith, dan jika itu terjadi, vivian akan berusaha sekuat tenaga untuk tidak mencintainya.
'Cinta' Karena sebuah kata bodoh itulah hal ini terjadi "Ayah, kakak, bawalah aku bersama kalian" Ucapnya dalam hati sebelum kesadarannya menipis dan semua menjadi gelap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Wanda Wanda i
njiiirrrr baru part awal udah bikin sedih aja nih Thor
2023-10-29
1
Hasan
wah datang2 dikasih suguhan menyedihkan thor🥲
2023-10-11
2