Bab 4

Vivian mematut dirinya di depan kaca, yang kini tengah memakai seragam putih abu -abu, sebentar lagi dia akan bertemu dengan teman-teman SMA nya kembali. Setelah berpamitan pada ayah dan kakaknya, vivian bergegas mengendarai scoopy kesayangannya.

Ketika memasuki kelas, ada seseorang menepuk pundaknya "Vi, kudengar dari anak-anak kamu jatuh dari tangga kemaren, gimana kamu baik-baik sajakan? " Vivian diam mematung, melihat sosok teman di depannya.

"Kalau ditanya itu jawab neng, bukan diam saja" Rachel terlihat kesal merasa di cuekin.

"Seperti kamu lihat, aku baik-baik saja" Vivian sedikit gugup melihat ke arah rachel, ada perasaan tidak nyaman berdekatan dengannya.

Vivian memindai seisi kelas, lalu berhenti di pojok belakang dekat jendela, memperhatikan seorang murid perempuan berkacamata, yang duduk seorang diri di sana, tengah asyik membaca buku, di dekatinya gadis itu.

"Namamu Nabil kan?" Tanya vivian, membuat nabil mendongak, alisnya bertaut heran, kenapa idola sekolah itu menyapanya, begitu herannya nabil hanya menjawab dengan anggukan.

"Pinjam bentar handphonemu?" menyodorkan tangan ke arah nabil, seperti terhipnotis , nabil secara sukarela menyerahkan handphone nya , tanpa perlawanan, senyum tipis tersampir di bibir vivian, setelah beberapa saat mamakainya, vivian mengembalikan handphone nabil.

Sepeninggal vivian, handphone nabil berbunyi, terlihat notifikasi chat via whattsapp, nabil segera membukanya "Hai ini aku vivian, dilarang keras memblokir nomor ini, karena kamu bakal menyesal tujuh turunan , tujuh pengkolan , dan tujuh tanjakan nomor bidadari paling imut di sekolah" dengan nama kontak 'Vivi imoet' , nabil terkekeh geli membacanya isi chat yang terbilang narsis itu.

"Vi, kantin yuk! Lapar nih" Rachel menarik tangan vivian menuju kantin, begitu bel istirahat berbunyi, vivian tak menolak karena perutnya juga sudah lapar.

"Diooon" Teriak Rachel histeris melihat pacarnya itu juga sedang ada dikantin, ada rasa tak suka di hati vivian melihat Dion mendekat ke arah mereka.

"Rachel, aku ke sana dulu ya mau pesan mie ayam" Vivian berkata sambil menunjuk stand Mang Ujang.

"Oh, ok. Pesanin bakso juga dua ya, minumannya samakan saja es jeruk" Vivian mengangguk setuju dengan jari telunjuk dan jempol yang melingkar.

"Kesel sekali aku, ingin rasanya kucolok itu biji mata, dari tadi curi curi pandang ke arahku, apalagi itu matanya pakai di kedip kedip, kelilipan batu akik kali ya, padahal ada pacarnya di sebelahnya juga, belum di rukyah kali ni orang, ketempelan jin tomang" Vivian hanya bisa ngedumel dalam hati, karena kesal melihat tingkah Dion yang tebar-tebar pesona kepadanya, tentu saja tanpa Rachel ketahui, rasa laparnya mendadak menguap, diletakkan sendok mie ayam yang masih setengah mangkok.

"Rachel aku duluan ya, bye" Tanpa menunggu jawaban rachel ,vivian berlalu pergi.

Panggilan alam membawa vivian berjalan ke arah toilet, terlihat raut lega setelah menuntaskan hajatnya.

"Vi, ada yang mau aku omongin , penting" Tiba-tiba Dion muncul menggenggam pergelangan tangannya.

"Ngomong-ngomong saja, tidak usah pegang-pegang tangan kali" Dihempaskan tangan Dion yang menyentuhnya hingga terlepas, lalu melipat tangannya ke dada "Mau bicara apa?".

"Sebenarnya, aku sudah lama suka sama kamu vi, maukah kamu jadi pacarku?" Ucap Dion penuh harap.

"Haaah! Dasar Gila! Terus itu Rachel mau kamu kemanain" Maki Vivian gak habis pikir.

"Kalau kamu mau jadi pacarku, Rachel bakal kuputusin"

"Sampai lebaran monyet, kita tidak akan pernah. Jadian, karena apa? Karena aku tidak ada rasa suka sama kamu, sekarang mending kamu pergi sana, buruan" Usir vivian, tapi yang ada Dion malah mendekat dan memeluk erat Vivian.

"Dasar kurang ajar, lepas pelukanmu" vivian meronta berusaha melepaskan pelukan Dion.

"Aku gak bakal lepas pelukanku, sebelum kamu terima aku jadi pacar kamu!" Tekan Dion

Di saat bersamaan muncul Rachel , di belakangnya ada segerombolan tim cheerleader.

"Apa yang kalian lakukan?" Rachel shock melihat pemandangan di depannya.

"Rachel ini ulah vivian, dia goda-goda dan peluk-peluk aku, padahal dia tau kalau aku pacar kamu" Ucap Dion berbohong.

"Aku ngegoda dan peluk-peluk kamu, najis tau gak sih" Ucap vivian murka

"Vi , kamu jahat betul , kamu tega nikung aku dari belakang,hiks ,hiks" Rachel mulai menangis sesunggukan, para anggota cheerleader yang melihat mendekati Rachel memberi dukungan padanya.

"Sayang , aku akan selalu setia denganmu, percayalah" Dion merayu dan ikut merapat.

"Plok,plok,plok" Semua orang terlihat heran melihat tingkah aneh vivian yang tiba tiba bertepuk tangan.

"Jadi hanya segitu rasa kepercayaanmu sabagai sahabat kepadaku, ok" Vivian menyunggingkan senyum sinisnya, lalu mengangkat tangan kanannya, memutar sebuah video, semuanya yang menontonnya tampak sangat terkejut, dari video itu dapat terlihat cerita yang sebenarnya.

Karena malu tertangkap basah , Dion lalu pergi tanpa pamit. Rachel yang akan mengejarnya, di tahan oleh vivian.

" Hubungan pertemanan kita tamat, aku tidak butuh teman yang tidak bisa mempercayai temannya sendiri, kalau kita berpapasan anggap kita tidak saling kenal" Vivian pergi, setelah mengeluarkan uneg-unegnya, ada rasa lega yang di rasakan Vivian karena bisa mengetahui hal ini.

Sebenarnya , semenjak vivian keluar dari kantin, vivian menyadari kalau Dion mengikutinya, dan dari sepenggal kisah di masalalu, vivian tahu peristiwa yang akan terjadi setelahnya. Muncullah ide untuk menyalakan perekam video handphone sesaat sebelum keluar dari toilet, sebagai barang bukti kalau vivian tidak bersalah.

Mengingat ke masa lalu, karena tidak punya bukti Rachel dan seluruh sekolah terus-terusan membully sampai lulus sekolah, bahkan sampai menginjak bangku kuliah.

"Aku duduk di sini ya" Ucap vivian yang seperti bukan sebuah pertanyaan, tapi seperti sebuah pernyataan , karena tanpa menunggu jawaban dari nabil, Vivian sudah menaruh tasnya di kursi dan duduk manis di sebelah nabil. Di letakkan buku-buku pelajaran di atas meja , lalu mulai merebahkan kepala, menenggelamkan kepalanya di atas meja.

Nabil menatap vivian kasihan, peristiwa di depan toilet sudah menjadi trending topik di sekolahnya, tidak ada satupun seisi sekolah yang tidak mengetahui peristiwa itu.

"Yuk, pulang bareng, kita searahkan. Aku sering lihat kamu sepulang sekolah, soal helm tenang, aku bawa helm doble kok" ajak vivian

"Gak, papa nih, takutnya , aku ngerepotin?"Nabil tampak ragu

"Ayok"Vivian tersenyum sambil menggandeng Nabil, sejak saat itu Vivian dan Nabil menjadi tambah dekat.

Terpopuler

Comments

Rina Yuli

Rina Yuli

semangat terus thor

2023-09-22

0

naruto🍓

naruto🍓

Aku akan selalu mendukungmu, teruslah menulis author! ❤️

2023-09-17

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!