Pukul 07.30.
Nara menggeliat dalam tidurnya, gadis itu nampak bergerak tak nyaman dan beberapa detik setelahnya ia bangkit dari tidurnya dan duduk di tepi ranjang sembari mengucek matanya yang masih terasa berat.
Nara berjalan ke arah jendela dan menyibak gordennya, ternyata hari sudah berganti malam, ia melirik ke arah tubuhnya yang juga ternyata masih terbalut seragam sekolah karena memang tadi sehabis pulang sekolah ia pergi ke kedai es krim bersama sang abang lalu saat pulang ke rumah ia malah ketiduran di paha sang ibunda. Nara bergegas pergi ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya yang terasa lengket dan bau.
sedangkan di ruang makan terdapat vina yang sedang menyiapkan makan malam untuk dirinya, suami, serta anak anaknya. wanita paruh baya itu nampak telaten dengan berbagai macam bahan makanan di depannya dan beberapa menu yang sudah matang.
"malam Bun" sapa Darren yang baru saja menginjakkan kakinya di dapur dan mendapati sang bunda yang sedang sibuk.
"malam juga abang" sapa balik vina, wanita itu hanya menoleh sebentar ke arah Darren sembari memberikan senyuman tipisnya lalu kembali fokus.
"masak apa Bun? Mau abang bantuin?" tanya Darren, lelaki itu berdiri tepat di sebelah vina.
"ini cuma masak ayam asam manis, tempe goreng sama tumis kangkung, udah selesai kok ini gapapa gausah di bantu, mending abang panggil adek nya gih, mungkin belum bangun itu anak" sahut vina yang di balas anggukan oleh Darren.
"oke bun" lelaki itu hendak melangkahkan kakinya untuk menuju kamar sang adik, namun baru saja berbalik ia di kejutkan dengan kehadiran sang ayah yang tiba tiba sudah berdiri di belakangnya.
"ngapain kamu?" tanya Mahesa sembari memicingkan matanya menatap ke arah Darren, sementara Darren mulai mendapatkan sebuah ide cemerlang di kepalanya, lelaki itu tersenyum manis kemudian mengecup pipi vina sebanyak dia kali lalu berlari meninggalkan area dapur dan tentunya meninggalkan Mahesa yang menatapnya tajam.
"DARREN ABIS GODAIN BUNDA YAH, HEHE" teriak Darren setelah dirinya sampai di lantai dua, lelaki itu cekikikan melihat wajah ayahnya yang sedang kesal itu.
"gatel banget punya anak lanang satu" gumamnya, kemudian Mahesa membasahkan tangannya dengan air lalu mengusap pipi vina yang dicium oleh derren tadi lalu Mahesa mengecup pipi mulus vina beberapa kali membuat vina menatapnya dengan pandangan aneh.
"kamu kenapa deh, mas?" tanya vina, melihat kelakuan suaminya yang tidak jelas itu.
"hilangin kuman dari Darren, lain kali gausah mau dicium cium gitu sama Darren, banyak kumannya dia" omel Mahesa.
"dih kenapa? Lagian darren anak aku" balas vina, jengah akan sikap cemburuan sang suami yang dari dulu selalu saja merasa tersaingi jika vina bersama dengan Darren.
"ck ikutin aja apa susahnya sih" ujar Mahesa lagi, vina hanya bisa menghela nafasnya pasrah, wanita itu hanya menganggukkan kepalanya menjawab ucapan sang suami, sungguh lelah menghadapi Mahesa jika sedang mode cemburu seperti ini.
Darren berdiri di depan pintu kamar sang adik, lelaki itu nampak menempelkan telinganya di pintu bercat putih tersebut, dengan maksud memastikan apakah sang adik ada di dalam kamar miliknya.
"DEK WOI TURUN MAKAN" teriaknya setelah beberapa detik berdiam diri. Darren menggedor gedor pintu kamar sang adik sembari terus berteriak, namun tak ada suara apapun yang terdengar dari dalam sana.
"kebo banget ni perawan satu" ujarnya kemudian Darren membuka pintu kamar sang adik lalu melangkah masuk ke dalam kamar ber cat serba putih itu.
Darren mengamati sekeliling dan tak menemukan keberadaan Nara, bahkan di kasur pun tak ada tanda tanda Nara di sana "DEK WOI, JANGAN BILANG LO DI CULIK WEWE GOMBEL. ASTAGA ADEK IMUT CENGKLEK DARREN DI CULIK WEWE GOMBEL" Darren berteriak dengan histeris.
Cklek
Pintu kamar mandi terbuka dan keluarlah seorang gadis cantik dengan piyama berwarna coklat, gadis itu memandang aneh pada sang abang yang seperti orang kerasukan.
"woi anjir lo kenapa" nara berdiri di depan Darren yang sedang duduk di atas kasur, dapat dilihatnya bahwa Darren sedang memandangnya dengan tatapan aneh. Nara meletakkan tangannya pada kening Darren lalu gadis itu juga menatap aneh Darren.
"ga panas, lo kenapa sih" gumam Nara lagi, namun tak ada respon dari orang di hadapannya dengan kesal Nara menampar pipi Darren "WOI" teriaknya tepat di telinga sebelah kiri Darren.
Darren yang mendengar teriakan maut sang adik terlonjak kaget, lelaki itu mengelus dadanya dengan mulut komat kamit.
"sakit anjir" keluhnya, lelaki itu mengusap pipinya yang terasa perih dan panas.
"ya lagian, dipanggil kaga nyaut, kirain kesurupan" balas Nara enteng.
"pala lo kesurupan" Darren menyentil kening sang adik sehingga kening putih mulus itu berubah warna menjadi kemerahan.
"sakit bab*" kesal Nara, gadis itu menarik rambut Darren yang panjang. tak mau kalah Darren mencoba menenggelamkan kepala sang adik di ketiaknya, dan yah perkelahian pun terjadi.
"ASTAGA BUNDA NYURUH KALIAN BUAT TURUN MAKAN, BUKAN BUAT ADU JOTOS" teriakan menggelegar dengan bunyi ketukan antara panci dan spatula terdengar nyaring di dalam kamar milik Nara.
Semua yang berada di sana refleks menutup kedua telinganya masing masing "aduh berhenti Bun telinga ayah sakit" keluh Mahesa yang berdiri di sebelah vina yang masih mengetuk panci dan spatula nya.
mendelik sebal, akhirnya vina menghentikan ketukan panci dan spatula nya, wanita paruh baya itu mendekat ke arah kedua anaknya yang sudah membuka kembali telinganya dan memandang kearah dirinya dengan takut takut, langsung saja vina menjewer telinga kedua anaknya yang nakal itu.
"berantem terusss, ga bisa hidup kalian kalau ga berantem hah!" omel vina semakin mengencangkan jewerannya.
"assh aw ampun sakit bun" ringis Nara, Darren juga ikut memohon agar sang bunda melepaskan jeweran mautnya itu.
"jangan di lepas Bun, biarin aja biar tau rasa kerjaannya berantem mulu sih" kompor Mahesa.
"ayah diem deh" ujar Darren kesal yang hanya di balas dengan tatapan mengejek dari Mahesa, bahkan pria paruh baya itu tertawa melihat kedua anaknya yang sedang di hukum oleh vina.
"bun, ampun bun, bunda cantik deh" Darren kembali merayu dan memohon kepada sang bunda.
"rasain, kerjaannya berantem mulu, pusing bunda liatnya" akhirnya vina melepaskan jewerannya di telinga sang anak, Darren dan Nara menghela nafas lega, kedua remaja itu nampak mengelus telinganya yang memerah.
"gara gara lo" delik Nara pada Darren.
"dih ulah lo" balas Darren tak mau kalah.
"lo"
"lo!"
"ya mulai mulai, mulai lagi ayo teross" vina kembali mengomel dengan tatapan garangnya, Nara mengacungkan dua jari nya sembari terkekeh "peace Bun" ucapnya.
"udah ayo cepet turun makan" ujar vina lagi, akhirnya mereka berempat melangkah menuju ruang makan untuk melaksanakan makan malamnya yang tertunda akibat drama kedua penghuninya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
anggita
di novel" tiap buka pintu tulisannya.. cklek., ceklek., ora ono sing Gluodak, bruaakk., grubyak. 🙏😁
2023-10-24
1