happy reading 💞
Bel pulang sekolah telah berbunyi lima menit yang lalu, murid murid sudah mulai berhamburan keluar dari kelas untuk kembali pulang kerumahnya masing masing. Sementara Nara, gadis itu masih sibuk dengan catatan biologi miliknya yang masih belum selesai.
"nar, gapapa nih kita tinggal?" tanya nenda yang kini berdiri di samping meja Nara dengan Chika yang juga berdiri di sampingnya.
"gapapa serius dehh, ini aku juga tinggal satu paragraf lagi jadi gapapa kalian duluan aja" ujar Nara dengan tangan yang masih sibuk menulis.
"yaudah kita duluan ya, lo hati hati" Nara menganggukkan kepalanya beberapa kali sebelum akhirnya berpesan "oh ya, kalau ketemu bang darren tolong bilang tungguin aku ya" ujarnya, Nenda dan Chika mengacungkan jempolnya lalu pergi dari sana meninggalkan Nara sendirian yang masih fokus pada tugasnya.
Sepuluh menit berlalu akhirnya selesai juga catatan biologi yang sedari tadi Nara kerjakan, dengan terburu buru gadis itu membersihkan peralatan tulisnya dan menggendong tasnya lalu berlalu keluar dari kelas tersebut.
Nara berjalan cepat melalui koridor agar segera sampai di parkiran, pasti abangnya sudah menunggu sedari tadi dan dapat di pastikan juga bahwa Darren akan mengomelinya karena sudah membuat lelaki itu menunggu. Saat sedang asyik berjalan tiba tiba Nara merasakan ada seseorang yang menarik tasnya hingga membuat langkah kakinya terpaksa berhenti, nara berdecak sebal lalu menoleh ke belakang guna melihat siapa yang berani beraninya menarik tasnya yang lucu ini.
"apa lo?" saat hendak mengomeli orang yang berada di belakangnya Nara langsung di buat kaget dengan suara datar itu.
"dih lo yang apa? Tarik tarik tas gue, ga punya tas ya?" dengan berani Nara membalas ucapan Raka, Yap orang yang menarik tasnya itu adalah Raka teman kakaknya yang sangat menyebalkan itu.
"berani lo sama gue?" Raka melototkan matanya menatap Nara yang sedikit demi sedikit memundurkan langkahnya karena takut.
terkekeh pelan, Raka melangkah maju mendekati Nara yang terus mundur hingga punggung mungil gadis itu terbentur dinding, melihat Nara yang sudah masuk ke dalam perangkapnya membuat lelaki itu tersenyum, sebuah senyuman yang sangat mengerikan bagi Nara, ada sesuatu perasaan aneh yang muncul di dalam hati lelaki itu, Raka berusaha menepisnya namun perasaan itu benar benar menggerogoti hatinya.
"ih awas anjing" kesal Nara karena Raka terus memajukan wajahnya pada wajah gadis itu hingga membuat Nara sedikit susah bernafas di akibatkan menahan gugup.
"kasar" Raka menyentil bibir Nara lumayan keras membuat sang empu meringis, Nara menatap Raka dengan tajam namun bukannya takut tatapan itu malah membuat Raka merasa geli.
Raka kembali tersenyum miring lalu mulai mendekatkan wajahnya dengan Nara, hidung mancung Raka mulai bersentuh dengan hidung mancung milik Nara membuat gadis itu reflek memejamkan matanya, deru nafas Raka yang hangat mulai menyapu kulit wajah Nara membuat gadis itu merinding.
"MESUM, ANJIR ADA YANG LAGI MESUM" teriakan itu reflek membuat Nara segera mendorong dada bidang Raka dengan keras sehingga jarak keduanya tidak sedekat tadi, keduanya menatap satria yang kini mulai berlaku mendekati keduanya dengan tangan yang menutup mata namun ada sedikit celah untuk mengintip.
"ngeselinnnn" Nara menginjak kaki Raka yang berbalut sepatu berkali kali, tangannya juga bergerak menampar pipi lelaki itu kemudian dengan sekuat tenaga Nara berlari meninggalkan Raka dan satria yang menatapnya dengan berbagai tatapan.
"anjir rak, lo apain adek nya Darren woi" satria memukul pundak Raka lumayan keras, Raka memandang satria dengan tatapan kesal lalu tanpa berbicara apapun lelaki itu pergi meninggalkan satria yang menatapnya cengo.
"marah?" lirih satria memandang kepergian Raka.
"ya pantes lah marah bego, orang lagi mau *** *** di gangguin" sambungnya lalu tertawa geli.
"eh? Tapi itu beneran Raka? Kok jadi ganas gitu sat" lirih satria memandang punggung Raka yang mulai menjauh.
_____________________________
________________________
___________________
Setibanya di parkiran Nara melihat sang abang yang sedang berdiri sembari bersandar di mobil miliknya dengan tangan yang sibuk mengotak atik ponselnya, dengan segara Nara menghampiri Darren.
"abanggg, maaf lama" ujar Nara ketika ia sudah berdiri tepat di depan sang abang, Darren tersenyum lalu mengelus pucuk kepala sang adik dengan penuh kasih sayang. "iya gapapa, yuk pulang" ujarnya. Nara hanya mengangguk lalu masuk ke dalam mobil diikuti oleh Darren yang juga masuk kedalam mobil.
"Nara mau nagih janji abang" ucap Nara ketika Darren mulai mengendarai mobilnya meninggalkan pekarangan sekolah.
"janji apa?" tanya Darren dengan tatapan yang masih fokus pada jalanan di depannya.
"tuhkan lupaa, malesin bangettt" Nara merengek, tangannya bergerak menjambak rambut Darren membuat sang empu meringis.
"iya iyaa kita makan es krim, lepasin dulu tangannya nanti kita kecelakaan" dengan kesal Nara melepaskan tangannya yang menjambak rambut Darren.
mobil yang di kendarai oleh farel kini telah sampai di salah satu kedai es krim favorit yang terletak di ibu kota, seusai memarkirkan mobilnya Nara dan Darren segera keluar dan mencari meja yang akan mereka tempati, akhirnya mereka memilih duduk di salah satu meja yang terletak di luar ruangan.
"mau pesan apa kak?" tanya seorang waiters yang menghampiri mereka sembari menyerahkan buku menu.
"es krim rasa strawberry nya dua sama kentang gorengnya juga dua porsi" ujar Nara lalu kembali menyerahkan buku menu tersebut kepada sang waiters.
"baik, mohon di tunggu ya" waiters itu melangkah menjauh dari meja mereka untuk membuatkan pesanan dari keduanya.
Nara memainkan ponselnya guna menghilangkan rasa bosan begitupun dengan Darren yang juga memainkan ponselnya.
"hai Darren" keduanya menoleh mendapati seorang gadis yang kini duduk di kursi di sebelah darren, gadis itu terlihat cantik namun sayang dandanannya yang begitu menor membuat siapapun yang melihatnya mengira bahwa ia adalah tante tante.
Darren hanya berdehem membalas sapaan gadis itu sedangkan Nara hanya menunjukkan senyuman tipisnya.
"loh ini siapa ren, pacar kamu?" tanya gadis itu memandang nara dari atas ke bawah.
"kamu kok mau sih pacaran sama bocil gini, pasti kerjaannya ngerengek terus, kalo ga ya manja, ngerepotin banget tau" sambungnya yang mampu membuat Nara menatapnya cengo, namun sedetik kemudian Nara berdehem singkat lalu menjawab.
"ya daripada pacaran sama tante tante tan, di porotin terus mana mungkin udah melar lagi iyuhhh, mending sama bocil setia dan masih awet engga melar" ujar Nara enteng, Darren tertawa terbahak bahak mendengar perkataan yang di ucapkan oleh adiknya itu.
Sementara gadis tadi langsung pergi meninggalkan meja keduanya dengan wajah memerah dan ekspresi kesalnya.
"siapa?" tanya Nara pada Darren, "biasa fans gue" jawab Darren dengan wajah bangganya.
"fans lo kok tante tante semua, kasian banget" gumam Nara yang mendapatkan sentilan keras di keningnya.
sang waiters tadi datang dengan membawa pesanan keduanya, kedua kakak beradik itu mulai menikmati es krim nya dengan tenang sebelum akhirnya.
"WOI" teriakan yang amat menyebalkan yang berasal dari arah belakangnya membuat Nara mendengus kesal, tadi tante tante tanah abang yang datang sekarang siapa lagi????
***
Segitu dulu part kali ini, semoga sukaaaa!!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
anggita
Nara... Raka... 🤔😘
2023-10-24
0