Jl. gelombang cahaya nomor 73,daerah amber Timur.
Sebuah perumahan elit dengan banyak rumah yang dibangun bertingkat tiga, jelas terlihat luas. Saat ini Rein dan Fara turun dari taksi setelah membayar beberapa ongkos jalan. Sambil terus tersenyum dan mengucapkan terimakasih, Fara melihat seorang pelayan rumahnya membuka gerbang pintu masuk.
Membungkuk hormat, pelayan wanita muda tersenyum dan menyapa. "Non, Fara, kami sudah menyiapkan makan malam anda. Dan berhubung tuan dan Nyonya besar pulang terlambat, nona Fara ingin aku hidangan sesuatu?" tanya pelayan wanita sambil membantu Fara membawa tas beberapa buku kuliah.
"Tidak usah, hari ini temanku datang." ucap Fara yang menunjuk ke arah Rein.
"Tapi Nona Fara, bukankah anda di lara..." belum sempat Pelayan wanita menyelesaikan perkataan, Fara dengan sigap menjentikkan matanya. "Em, em.. baik aku paham."
Mempersilahkan Rein masuk kedalam rumahnya, Kemudian Fara menyuruh Rein untuk duduk di ruang tamu dan menunggu nya bersiap. "Tolong siapkan minuman untuk Rein, aku mandi dahulu," berkata Fara yang kemudian menaiki anak tangga dan masuk ke dalam kamarnya.
"Baik, nona Fara" ucap Pelayan wanita yang terus memperhatikan Rein dan bergumam dalam hati.
"Hem, pemuda yang tampan."
Setelah memberikan dan menghidangkan secangkir kopi untuk Rein, pelayan wanita kemudian pergi dan menelepon Ayah Fara, untuk memberitahu perkembangan dirinya. "Ya,tuan.. aku akan awasi mereka." Ucap pelayan wanita menutup panggilan telepon.
Sambil menyesap kopi susu yang dihidangkan, Jelas Rein saat ini sedang sibuk memainkan Smartphone nya. Tentu saja Rein sedang chat dengan author kisahnya. Dengan senyuman senang, mata Rein memandang Ke arah tangga, dimana saat ini Fara berjalan turun menghampiri dirinya. "Wangi sampo yang bagus merek Livegirl,ckck."
"Kamu mengatakan sesuatu Rein?" ucap Fara yang saat ini hanya mengenakan kaos putih ketat yang sedikit memperlihatkan pusarnya dan memakai celana pendek merah ketat dengan sedikit gambar love love berwarna putih. Rambut setengah kering terurai ke Belakang dengan sedikit rambut yang berada di celah telinga nya. Hanya memakai alas kaki berkarakter panda, Fara kemudian duduk di kursi di depan Rein sambil menyesap teh yang sudah dibuat oleh pelayannya.
"Tidak, hanya kamu tampak berbeda saja" ujar Rein yang memperhatikan kaki putih Fara, yang sedang di silangkan di kaki lainnya. "Putih sekali, bahkan betisnya begitu menggoda."
Setelah beberapa saat mengobrol, Rein melihat notifikasi dari author. Dengan tersenyum senang, saat ini Rein melihat jam yang berada di Bar Smartphone nya. "Sudah pukul 19:00 mau mulai sekarang? "tanya Rein.
" Oh, ya.. apa kamu masih lapar?, pelayan rumah ku sudah menyediakan makanan," berkata Fara berdiri dan kemudian mengajak Rein untuk makan malam.
Berdiri dan mengikuti Fara, Rein memperhatikan sekeliling rumah Fara. Hanya menatap tajam ke arah pelayan wanita. Rein tahu, mungkin pelayan wanita sedang merencanakan sesuatu untuk nya. Setelah di persilakan duduk , Rein dengan tenang memakan beberapa makanan yang sudah tersaji. "Hem, pelayan wanita ini mau mengerjai aku rupanya " berkata Rein dalam hati merasakan adanya obat sakit perut yang ditaruh di makanannya.
Terus memperhatikan Rein memakan makanan, Pelayan wanita tersenyum jahat. "Mana mungkin aku membiarkan nona Fara mendapatkan pria seperti mu, walaupun kamu tampan tapi fashion mu jelas bukan selera keluarganya" gumam pelayan wanita dalam hati.
***
Menyelesaikan makan malam, Rein kemudian meminta izin menggunakan kamar mandi. "Fara, aku mau ke kamar mandi, dimana ya?" tanya Rein.
Sambil memberitahu, Fara sedikit menunjuk ke tempat Kamar mandi tamu. "Kiri, kanan, belok sampai" ucap Fara memberitahu letak kamar mandi.
"Ok, sebentar ya" ucap Rein yang kemudian meninggalkan kamar mandi. Berjalan dengan tersenyum kecil, Rein melihat pelayan wanita yang berada di dapur. "hehe, mau main main dengan ku?."
Berjalan pelan, Rein langsung membawa pelayan wanita ke kamar mandi tamu yang terletak di dekat dapur. Menekan bahu pelayan wanita, Rein kemudian berkata. "Aku pria baik baik, kenapa kamu mencoba mengganggu kesenangan ku?." Tanya Rein mendekap mulut pelayan wanita dengan tangan kanan nya.
"Um.. apa.. maksud anda?" ucap pelayan wanita dengan nada tidak jelas karena mulut nya di sumbat jari Rein yang perlahan mendekatkan wajahnya mencoba mencium bibir nya.
"Em.. apa yang ingin anda lakukan?."
Hanya membuat gertakan kecil, Rein tertawa lirih. "Haha, apa kamu masih perawan?, Bagaimana pun tubuhmu lumayan terbentuk, Haah.." berkata Rein menghembuskan nafas di telinga pelayan wanita yang langsung membuat tubuh pelayan tersebut merinding dan terdiam beberapa saat.
Memperhatikan pesona wajah Rein, pelayan wanita memerah wajahnya.
"Maafkan aku tuan, aku hanya di suruh tuan besar untuk menjaga Nona Fara, aku sengaja menaruh obat sakit perut agar anda cepat pergi dari rumah ini" berkata pelayan wanita yang kemudian menurunkan tubuh dan berjongkok sambil menatap Rein.
"Baik, aku maafkan.. Pergilah" ucap Rein yang kemudian mencuci muka di wastafel kamar mandi tamu, dan melihat pelayan wanita yang keluar.
Meludahkan beberapa butir obat sakit perut, Rein tersenyum di cermin kamar mandi. "Bukankah aku sudah katakan, aku bukan Lagi Rein yang dahulu?."
Setelah menunggu beberapa saat, Fara melihat Rein yang kembali ke meja makan. "Bisa kita mulai Rein, kita ke kamar ku" ajak Fara yang berjalan lebih dahulu dan menaiki tangga.
Berdiri tegak dan menatap tubuh belakang Fara, Mata Rein terus memandang bentuk tubuh nya. "Hem, dia sangat sexy, Tidak.. aku tak boleh menggunakan kesempatan yang sudah diberikan, aku akan menahan diri. Lagi pula aku sekarang sudah berubah" ucap Rein dalam hati mencoba mengendalikan diri.
Masuk ke kamar Fara, tercium aroma wangi bunga westwria. Rein melihat kamar Fara yang bersih dan tertata rapi dan tidak ada satupun barang yang membuat nya berantakan. Dengan dinding putih yang terdapat beberapa lukisan dan Foto Fara. Rein memperhatikan Jendela kamar Fara yang terbuka lebar. Melihat sisi belakang rumah dengan banyak lampu taman yang bersinar di bawah.
"Bisa kita mulai?" berkata Fara yang sudah duduk di mejanya dekat jendela kamar.
"Tentu saja" ucap Rein yang masih berdiri dan melihat ke arah wajah Fara.
"Ada apa Rein, apa ada yang salah dengan wajahku?" tanya Fara memerah wajahnya.
"Kamu tampak cantik malam ini" ucap Rein terus terang.
Hingga beberapa jam telah berlalu, Waktu sudah menujukan pukul 22:00 malam. "Terimakasih Rein, aku paham sekarang. Kamu memang pintar , aku tak menyangka selain bisa berkelahi kamu ternyata seorang jenius" ucap Fara yang kemudian berdiri.
"Haha, hanya hal ringan. Baiklah, lebih baik aku pulang karena sudah malam" berkata Rein yang mengambil Ranselnya dan berjalan ke luar kamar Fara.
"Tunggu Rein," ucap Fara mencoba menghentikan, "Sudah malam, bagaimana jika kamu menginap di rumah ku. Lagi pula ayah dan ibu sedang menginap di hotel karena pekerjaan."
"Tidak, aku sudah terbiasa pulang malam. Sampai jumpa besok" ucap Rein yang kemudian turun dan diantar Fara sampai depan rumah. "Bay..!"
"Hati hati Rein," ucap Fara melambai. "Dia memang baik, padahal mungkin akan ada kimestri, ya sudah lah.. dia memang pemuda yang baik."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
❤️⃟Wᵃf🤎⃟ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ𝐀⃝🥀ᴳ᯳
Jangan terlalu baper Fara. yg biasa biasa aja. kasihan hatimu. 🤭
2023-10-23
1
❤️⃟Wᵃf🤎⃟ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ𝐀⃝🥀ᴳ᯳
wow wow Rein kau nakal ya🙈🙈🙈
2023-10-23
0
❤️⃟Wᵃf🤎⃟ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ𝐀⃝🥀ᴳ᯳
Wah licik nih pelayan. Gk tahu aja Rein peka ma sekitar. Gk mempan 😄
2023-10-23
0