Turun dari kendaraan Busway, Rein dan Fara melihat beberapa orang yang sedang berkumpul menyaksikan seorang polisi lalu lintas sedang memarahi seseorang. Mencoba melihat dari dekat, Rein dan Fara menyelinap masuk kedalam kerumunan orang. "Permisi.. ada apa?" tanya Rein yang kemudian berdiri di antara banyak orang dan memperhatikan polisi lalulintas yang sedang memarahi seseorang penjual nasi goreng keliling.
"Tukang nasgor itu salah jalan, tapi kasihan juga dia," ucap beberapa orang yang melihat.
"Ya, dia sudah tua. Tapi bagaimana pun apa dia tidak tahu jalan atau bagaimana?" tanya yang lain memperhatikan.
Sambil terus memperhatikan apa yang sebenarnya terjadi, Rein dan Fara melihat polisi yang terus berbicara dan mencoba menjelaskan kesalahan tukang nasi goreng. "Dengarkan saya, padhe.."
"Dengarkan apa.. ini kan jalan, siapa pun boleh memakainya dan lagi pula. Siapa kamu melarang ku melewati jalan ini, bukan kah aku berhak memakai jalan," ucap padhe tukang nasi goreng yang bersih keras tidak tahu kesalahan nya.
"Ya, sudah kalau padhe tidak mau mendengar ku, terpaksa aku tilang padhe, cepat kemarikan KTP padhe dan surat gerobak" berkata Polisi lalu lintas kesal.
Din! din! din!
Suara klakson mobil semakin menggema, dan bagaimana pun kemacetan jalan tidak bisa dihindari. Memperhatikan apa yang sedang terjadi, Rein kemudian berjalan ke arah polisi lalu lintas sambil menggeleng kepala nya. Meraih Surat tilang polisi dan merobeknya. "Polisi macam apa kamu, bisa bisanya menilang gerobak nasi goreng" ucap Rein yang kemudian Memesan dua porsi nasi goreng. "Pahe, dua porsi nasi goreng pedas."
"Siap den!" ucap Padhe penjual nasi goreng kemudian mengemudi gerobak nya dan berjalan ke pinggir jalan. "Minggir minggir.. kalian."
Sambil memukul bahu polisi, Rein kemudian berkata. "Jangan salahkan diri anda, tapi salahkan kemampuan dan hati nurani anda. Bukan kah, mudah menyelesaikan masalah ini dan tidak perlu di panjang lebarkan."
Dengan wajah tersenyum di buat buat, polisi lalu lintas terkejut dengan apa yang terjadi. "Benar juga anak muda ini, kenapa tidak terpikirkan olehku.. Haah.. sudah lima jam aku berdebat dan berdialog.." ucap lirih polisi lalu lintas kemudian kembali melakukan pekerjaan mengatur lalu lintas. Tidak butuh waktu lama,lalu lintas kembali normal.
"Ckck.. ya sudah lah... mungkin lain kali ada kejadian seperti ini lagi, aku praktekan apa yang dikatakan pemuda tadi."
Di sisi Rein saat ini, Dia dan Fara duduk di pinggir jalan di sore hari. Sambil menunggu pesanan nasi goreng pedasnya jadi, Dia melihat Fara yang terus menatapnya. "Hey, Fara.. hey!" ucap Rein melambaikan tangan di depan wajah Fara.
"Iya Rein.." ucap Fara tersadar.
"Ini nasgor mu.." berkata Rein menyerahkan nasi goreng ke tangan Fara. "Maaf jadi makan di pinggir jalan, lagi pula aku juga lapar."
"Ya, Rein tidak apa apa.. aku hanya terkejut dengan cara mu tadi" ucap Fara yang memperhatikan lalu lintas sudah kembali normal.
Sambil memakan nasi goreng, Rein melihat padhe penjual nasi goreng sedang melamun. "Padhe kenapa?" tanya Rein.
"Tidak den, padhe cuma lagi kesal dengan dagangan padhe" ucap penjual nasi goreng yang menghitung sejumlah uang dari Laci gerobak nya.
"Apa padhe sedang kesulitan, sehingga membuat onar dijalan?"berkata Rein yang jelas tahu jika padhe tahu akan kesalahan nya.
"Tidak, tidak ada apa-apa. " ucap padhe penjual nasi yang tidak ingin menyampaikan kesulitan nya.
Berjalan ke arah Rein dan Fara, saat ini polisi lalu lintas memesan nasi goreng. "Padhe, maaf.. aku pesan nasi goreng satu" berkata polisi lalu lintas yang kemudian duduk di kursi plastik yang sudah disediakan.
"Baik Pak, mau pedas atau sedang?" tanya padhe menunggu konfirmasi.
"Sedang saja.." ucap polisi lalu lintas yang melihat Rein dan Fara sambil tersenyum.
Membalas senyuman, Fara kemudian bertanya. "Pak polisi ini jahat sekali!, kenapa tidak memperhatikan kesulitan orang?."
"Hehehe , maaf. Aku yang salah.. tapi Terima kasih untuk pacar mu yang sudah mengingat kan ku" ucap Polisi lalu lintas tersenyum.
Memerah pipinya,kemudian Fara membalas. "Ya, anda juga yang polisi baik."
Menyelesaikan makannya, Kemudian Rein memberikan sejumlah uang ke tangan Padhe penjual nasi goreng. "Ambil kembaliannya" berkata Rein yang menyerahkan lima Ratus ribu . Rein sendiri tahu kesulitan penjual nasi goreng yang sedang Nekad dan sempat berdebat dengan polisi, mungkin dengan hanya menatap wajahnya. Dengan sedikit bantuan Rein, padhe penjual nasi goreng merasa sangat terbantu.
Menerima sejumlah uang, padhe penjual nasi goreng kemudian berkata. "Ini kebanyakan den, harga satu porsi cuma dua puluh ribu."
"Tidak apa, semoga membantu" ucap Rein yang kemudian memberikan tangannya ke arah Fara. "Ayo, mumpung belum terlalu malam, kita naik taksi saja."
"Em, iya.." berkata Fara yang kemudian melambai ke arah Polisi lalu lintas dan penjual nasi goreng. Sambil terus memerah pipinya, Fara menatap Rein dari belakang. "Dia lebih tampan jika dilihat lihat."
"Kamu lagi mikir apa?" tanya Rein yang kemudian berdiri dan memanggil taksi.
"Tidak, tidak ada apa-apa.." jawab Fara mengikuti Rein masuk kedalam mobil taksi.
Duduk berdampingan, Rein dan Fara kemudian saling pandang beberapa saat.
"Mau diantar kemana?" tanya Supir taksi.
"Kereta pak" ucap Rein.
"Bukan.. pak, ke jalan Gelombang Cahaya nomor 73" ucap Fara melihat Rein tertawa kecil.
"Pacar Nona, suka bercanda ya" berkata Supir taksi melajukan mobil nya.
Memerah pipinya, Fara memalingkan wajahnya menghadap ke jendela mobil. Melihat pemandangan perkotaan. "Aku kan belum jadian, lagi pula mungkin Rein memang tidak ada rasa " berkata Fara dalam hati, mencoba melihat Rein yang diam sambil memainkan Smartphone nya. "Seperti nya dia sedang Chat sama pacarnya, hem.."
Berbeda pandangan, Rein jelas tertawa dalam hati. Sambil terus membaca notif Telegram yang dikirim ke author nya. "Hehe.."
ping!
[Rein!!!!, sudah aku bilang jangan ganggu aku!!] balas Author yang kesal dengan Pesan telegram Rein.
Ping!
[Pokoknya, kamu harus bertanggung jawab, thor!] balas Rein mengirimkan emoticon singa dengan lidah menjulur.
Ping!
[Ya, sudah.. apa mau kamu?] balas author yang saat ini sedang duduk bersantai sambil melihat volly ibu ibu di depan rumahnya. "Gluk.."
Ping!
[Hari ini aku main kerumah Fara, apa aku bisa mendapatkan beberapa kepintaran?] balas Rein mengirimkan pesan tentang mata kuliah Ekonomi.
Ping!
[Ya, akan aku segera tulis!, jadi berhenti lah.. mengganggu ku] balas author yang kesal karena tidak bisa memblokir Nomor Kontak Rein dari Smartphone kesayangan nya. Dan melihat aplikasi Telegram ter-Download otomatis di hpnya dengan nama user yang dibuat Rein.
"Padahal sudah aku Reset, tapi kenapa dia masih bisa menghubungi ku?" ucap Author dalam hati berpikir sambil melihat beberapa buritan yang bergoyang. "Gluk.."
Setelah mengirimkan pesan berupa mata kuliah yang akan di pelajari, Rein melihat ke arah Fara. "Akhirnya aku punya teman perempuan untuk pertama kalinya, dia imut," ucap Rein dalam pikirannya.
Sambil terus memandang jalan, yang perlahan mulai tampak sepi. "Dimana rumah mu?" tanya Rein.
"Sebentar lagi sampai, ayah dan ibu hari ini akan pulang terlambat" ucap Fara yang menerima pesan dari kedua orang tuanya yang lembur kerja.
"Kedua orang tua mu, kerja? " tanya Rein.
"Em, mereka adalah bos dan sekertaris, jadi keduanya akan selalu bersama" berkata Fara yang kemudian memberhentikan laju taksi. "Stop pak supir!."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
❤️⃟Wᵃf🤎⃟ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ𝐀⃝🥀ᴳ᯳
Fara mengagumi dan suka ma Rein.. dan Rein juga suka keimutan dan lemah lembutnnya Fara itu..
Lanjut.. kayak gimana hubungan mereka berikutnya. stuck aja atau maju terus.
2023-10-23
0