Bab 5

     Pagi ini setelah acara sarapan Reba pun langsung berangkat menuju sekolah dengan harapan masalah hari ini cepat selesai. Sesampainya di sekolah Reba langsung menuju kelas dia harus bicara dengan Chen Yu. Saat sampai di kelas dia senang Chen Yu sudah ada didalam kelas. Reba langsung saja duduk di samping kekasihnya itu dengan manja Reba memeluk kekasihnya itu.

"Chen-Chen," Dengan suara mendayu-dayu Reba memanggil sang kekasih.

"Aku sudah bilang jangan sebut namaku seperti itu aku tidak suka," Dengan ketus Chen Yu membalas panggilan Reba dan di balas dengan dengusan dari Reba.

"Chen Yu aku mau bicara serius dengan mu," Dengan ekspresi wajah yang serius Reba menatap wajah sang kekasihnya yang tampan itu bak seorang pangeran.

"Katakanlah aku akan mendengarkan," Ucap Chen Yu tanpa melihat Reba.

"Aku akan pergi ke Amerika untuk sekolah modeling," Dengan satu tarikan nafas Reba menjelaskan tujuannya. Dia harap-harap cemas dengan reaksi sang kekasih.

Chen Yu menatap wajah cantik Reba dia tau gadis itu sangat mencintai dirinya. Dia hanya kaget apakah mereka akan melakukan hubungan jarak jauh. Tapi walau mereka berada di kota yang sama saja hubungan mereka tidak bisa di bilang baik-baik saja apalagi jarak jauh. Membuat Chen yu berfikir keras apakah status mereka tetap berlanjut atau tidak.

"Kau yakin? Lalu hubungan kita bagaimana? Aku tidak mau hubungan jarak jauh," Kata Chen Yu mecoba mencari tau apa pilihan gadis yang sekarang menyandang status sebagai tunangannya.

"Aku akan selalu mengabarimu kita akan sering video call ... Aku akan tetap menjadi tunangan mu," Jawab Reba cepat dia takut kalo Chen Yu akan meninggalkannya.

"Baiklah kau pergi dan kejar impianmu begitu juga aku ... Jika kita berjodoh pasti kita akan bersatu dalam sumpah janji suci," Ucap Chen Yu.

 Dia sebenarnya setuju karena dia harus memastikan lagi perasaannya pada gadis tersebut. Dia ingin tau apakah dengan berjauhan perasaan dia pada gadis itu berubah atau tidak.

"Kenapa sepertinya kau tidak ingin melanjutkan status kita ini? Seakan-akan kau ingin aku pergi darimu?" Tanya Reba curiga.

"Bukan begitu tapi aku juga harus mengejar impian ku ... Bukan hanya dirimu yang memiliki impian besar," Jawab Chen Yu meyakinkan.

"Baiklah ayo kita kejar masing-masing impian kita lalu kita akan menikah setelah semua ini tercapai," Semangat Reba tanpa tau tujuan Chen Yu berbicara seperti itu.

Akhirnya hari itu juga sudah diputuskan bahwa Reba akan pergi ke Amerika untuk sekolah modeling dia jadi sibuk dengan mengurus berkas-berkas untuk keperluan dia di sana. Dia jarang masuk kelas membuat Chen Yu seperti kehilangan.

...****************...

"Hai Chen Yu kenapa bengong sendirian? Mana pacar mu yang selalu nempel kaya perangko?" Tanya Liu. Liu yang sebagai sepupunya sangat hafal tentang hubungan sepupunya ini.

"Reba akan sekolah modeling di Amerika awalnya aku biasa aja tapi setelah dia jarang masuk selama 1 Minggu ini aku seperti merasa kurang," Jelas Chen Yu sambil memikirkan perasaannya.

"Hahaha ... itu artinya kau sudah mulai jatuh cinta dengannya," Jawab Liu sambil tertawa dia tidak habis pikir sepupunya ini benar-benar bodoh dalam percintaan.

"Entahlah aku juga bingung antara aku sudah terbiasa dengannya atau memang aku jatuh cinta padanya," Ucap Chen Yu bimbang dengan perasaannya

...****************...

Setelah selesai menyiapkan segalanya Reba akhirnya terbang ke Amerika untuk sekolah. Sudah 1 bulan Reba ada di negeri Paman Sam itu. Dan selama itu pula komunikasi antara Reba dan Chen Yu berjalan lancar mereka sering video call atau voice note hanya untuk memberi kabar. Sikap Chen Yu pun berubah dia lebih sering perhatian dengan hal-hal kecil seperti 'jangan telat makan' jangan terlalu cape' dan lainnya. Membuat Reba senang ternyata dengan mereka yang jarak jauh membuat hubungan mereka semakin dekat.

Tapi akhir-akhir ini Reba sulit di hubungi. kalau pun membalas hanya chat. Sudah 1 Minggu ini Reba tidak video call atau voice note membuat Chen Yu resah.

Chen Yu mencoba berfikir positif mungkin kekasihnya itu sedang sibuk makanya dia tidak bisa menelfon seperti biasanya.

        Hari berganti hari dan Minggu pun telah berlalu lagi tapi hubungan Chen Yu dan Reba semakin menjauh. Dia tidak tau kenapa Reba tidak bisa dihubungi jika Chen Yu mengirim chat maka Reba akan membalas 2 hari kemudian. Apakah sesibuk itu sampai-sampai dia tidak bisa untuk membalas pesannya.

...****************...

        Malam ini di sebuah rumah yang besar sedang berlangsung acara makan malam. Mereka makan dengan tenang. Setelah selesai makan mereka berkumpul di ruang keluarga.

"Chen Yu besok papah akan pergi ke Amerika untuk menghadiri rapat perusahaan cabang kita yang ada di sana. Apa kamu mau ikut? Sekalian kamu bisa bertemu Reba disana," Kata tuan Chen pada putra semata wayangnya.

"Baiklah pah," Jawab Chen Yu.

Dia juga harus tau alasan Reba tidak bisa dihubungi selama 1 bulan ini. Malam itu Chen yu mempersiapkan apa saja yang akan dia bawa. Tapi siapa yang akan tahu jika besok hal besar apa yang akan dihadapi oleh seseorang.

Pagi itu setelah sarapan Chen Yu dan ayah nya pergi ke bandara. Karena penerbangan mereka jam 8 pagi.

"Mamah Chen Yu pergi dulu. Mamah hati-hati di rumah ya ... oh ya mamah mau aku bawain oleh-oleh apa?" Tanya Chen Yu pada sang ibu dia sangat menyayangi ibunya ini.

"Tidak perlu yang penting kalian hati-hati di jalan dan cepat kembali dengan selamat," Ucap sang ibu pada sang anak.

Akhirnya setelah menempuh perjalanan yang panjang dan melelahkan mereka sampai di Amerika pada malam hari. Lalu setelah itu mereka segera menuju hotel yang sudah dipesan sebelumnya untuk istirahat.

...****************...

Sebuah hotel bintang 5 sedang berlangsung pesta meriah. Duduklah seorang pemuda yang sangat tampan. Dia sebenarnya tidak menyukai acara seperti ini tapi karena ajakan sang ayah maka dia hanya menuruti keinginan orang tuanya itu. Benar dia adalah Chen Yu yang sejak pagi sudah mengikuti ayahnya untuk rapat di cabang perusahaanya yang ada di Amerika. Setelah selesai rapat mereka di undang oleh salah satu kolega perusahaan mereka untuk menghadiri acara pernikahan putra koleganya tersebut. Dan disinilah mereka ayah dan anak itu sedang menikmati pesta tapi sepertinya hanya sang ayah yang menikmati dengan berbincang bersama kolega-kolega lainnya.

"Pah ... kapan kita pulang aku capek," ucap Chen Yu dia sudah lelah ingin istirahat di kamar dan ingin cepat-cepat pulang ke Lanling.

"Chen Yu yang sopan acaranya masih baru dimulai sebentar lagi saja ya ... kamu duduk saja yang manis dan kalau mau kamu mau bisa mengobrol dengan pasangan yang baru itu,"

"Hmm," Dengan sangat terpaksa Chen Yu kembali lagi duduk dengan manis. Tidak ada yang mengenal dirinya di acara tersebut sehingga tidak ada yang mengajaknya mengobrol dan Chen Yu juga sangat sulit untuk memulai percakapan dengan orang-orang disekitarnya. Sampai Pada saat mata tajam itu melihat siluet tubuh seorang yang sangat dia kenal yang selama ini dia khawatirkan bahkan mungkin dia merindukan sosok itu.

Dengan rasa penasaran yang membuncah dia tidak sengaja mengikuti sosok itu sampai meninggalkan acara tersebut. Dia terus mengikuti langkah sosok itu sampai dia tidak sadar bahwa sekarang dia berada di lorong kamar yang berada di hotel tersebut. Langkahnya berhenti mengikuti begitu sosok yang sejak tadi dia ikuti memasuki salah satu kamar di sana bersama pria yang tidak dia kenal. Dia sempat mendengar pria itu menyebutkan nama gadis yang bersamanya sebelum memasuki kamar itu.

"Malam ini kita akan bersenang-senang lagi kan Reba sayang," Kata pria di samping wanita itu. Benar orang yang sejak tadi di ikuti oleh Chen Yu adalah Reba kekasihnya, tunangannya yang sebulan ini sulit dihubungi. Dia berjalan beriringan dengan seorang pria dewasa yang dengan posesif merangkul gadis itu.

Sakit itulah perasaan yang di rasakan Chen Yu saat ini disaat dia mulai membuka hatinya untuk gadis itu tapi apa yang dilakukan oleh orang yang menyandang status tunangannya malah membuat kecewa marah dan sakit yang sangat dalam dia rasakan. Dia jatuh disaat belum merasakan indahnya jatuh cinta. Ingin rasanya dia masuk mendobrak pintu itu dan menghajar pria yang sudah berani mengambil apa yang dia miliki tapi karena gengsi dan egois dia memilih mundur dan pergi dari tempat itu dia ingin pulang ke Lanling segera.

Dia bahkan langsung pulang ke hotel tempatnya menginap tanpa pamit ke sang ayah yang masih ada di acara pesta itu. Sesampainya di hotel dia langsung membereskan barang-barangnya dan memesan tiket pesawat menuju Lanling. Malam itu pun dia pulang ke Lanling dengan membawa luka yang sangat besar dari sang tunangan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!