Menjijikkan, saat netra melihat wajah Alesya, Dia adalah katurunan dari Wanita yang kotor, menjual diri nya demi sejumlah uang
...Cuh....
"Dasar Wanita murahan, Kau tak jauh berbeda nya dengan Ibumu, Murahan, P*****r sialan."
...Dooorrrrr...
...Dooorrrr...
...Dooorrrr...
Alesya menutup mata dan telinga, di depan mata mayat berjatuhan, Pria Gila tak punya hati. Umpat nya di dalam hati.
"Sekarang giliran mu J****g...". Senjata itu sudah mengarah ke kepala Alesya, hari ini adalah kematian untuk Anak dari Wanita murahan itu.
"DASAR GILA..." Alesya meraung marah, akhirnya makian itu keluar dari mulutnya, dengan tatapan tajam ia melihat Asher, kematian sudah dekat, lalu sekarang apa, tak ada gunanya nya terus mengumpati Pria itu di dalam hati.
"Berani nya Kau.." Asher menatap nyalang ke arah Alesya, Wanita itu bergidik ngeri. Inilah perangai keturunan seorang Kharkov, bengis tak ada hati, tatapan tajam itu seakan ingin menguliti nya hingga ke tulang.
"Buah memang tak jatuh jauh dari pohon nya, Kau dan Ibumu memang Murahan.." Hanya hinaan yang terus di lontarkan Asher, ia sangat membenci Alesya, meskipun Wanita itu sangat cantik tapi baginya, tidak.
Asher mencengkram dagu Wanita itu dengan kuat percayalah ia mengeluarkan tenaga lebih untuk itu, sangat jelas jika Asher membenci Alesya. "Tampang mu ini, memang pantas untuk jadi P*****r.. " Ia menghempas kan wajah itu sangat kuat.
"CUKUP.., Berhenti menghinaku Apalagi Ibuku Kau tidak pantas Asher..". Oh tidak mulut Alesya ternyata sudah tidak sayang nyawa sendiri, dengan mata nyalang nya, ia menatap Pria Tirani itu.
"Dasar tak tahu diri.!.".
...Plak...
Hilang sudah kesabaran Asher yang setipis tisu, Wanita itu terlalu mengujinya m, kini Senjata api itu sudah kembali di dekat kepala, Alesya pasrah, ia dan kematian sebentar lagi akan bertemu.
Tuas sudah di tekan setengah nya, timah panas yang akan bersarang di kepala sudah menanti, Alesya terus memejamkan mata, namun suara tembakan itu tak terasa.
Peluru nya kosong.
"Takut..." Pria itu menyeringai, tubuh Alesya terus bergetar, ia pikir Pria ini hanya mempermainkan, tapi ternyata Alesya salah, satu persatu peluru di masukan. "Kau pikir Aku hanya main-main Alesya"
"Tuan Ampuni Nyawa ku..." Alesya sungguh takut akan kematian, tadi nya ia sudah pasrah, namun saat senjata itu gagal membunuh nya karena tak ada amunisi, ia berubah pikiran.
"Nyawamu bahkan tidak berharga.." Senjata sudah siap untuk di gunakan, kali ini Asher tidak akan gagal.
"Tuan Aku mohon, jangan bunuh Aku.." Alesya memeluk Kaki Pria itu, ia menangis dan mengemis untuk nyawanya.
"Jangan menyentuh ku, J****g.." Asher menendang Alesya kuat dan bersiap menembak kembali.
"Tuan..." Kali ini bukan Alesya yang memanggil, tapi Antonio.
"Kau mengganggu ku, apa kau sudah bosan hidup..". Asher geram. ia menerima ponsel dari tangan Asisten nya itu, panggilan teryata sudah terhubung.
"Kau beruntung kali ini.." Asher memberikan ponsel itu kembali ke tangan Antonio. "Bunuh dan ambil organ nya.."
Tubuh Alesya langsung menegang, ia tak hanya di bunuh namun organ nya akan di ambil, Asher memang kejam,, Pria itu tak memiliki hati, namun Alesya salah paham. Perintah itu bukan untuk nya, melain untuk para pengkhianat yang masih hidup.
Asher melenggang pergi, Pria itu meninggalkan Alesya dan berlalu menaiki tangga, Alesya memeluk tubuh nya sendiri ia sangat takut, saat mayat di seret dengan bersimbah darah, bau anyir pun terus menyeruak ke indra penciuman, Alesya langsung mual lalu muntah.
Tak harus bersimpati atau kasihan, karena iya yakin dirinya pun akan seperti mereka, lalu Mati, jika beruntung ia akan pulang kerumah namun dengan keadaan tak bernyawa atau tubuh nya di buang di makanan hewan buas.
Skenario paling menakutkan, dan itu untuk diri-Nya.
Membayangkan saja, membuat ia bergetar takut seharian, Pria itu benar-benar tak memberi nya makan bahkan minum, Alesya memeluk tubuh nya sendiri di sudut ruangan, menunggu kematian yang sebentar lagi akan datang.
...Byur...
Satu ember penuh menyirami tubuhnya, Alesya terkesiap bahkan sejumlah air masuk ke dalam hidung, Wanita malang itu terbatuk, merasakan perih yang amat sakit.
"Dasar pemalas..." Lagi-lagi Alesya di guyur dengan air, Wanita itu menggigil , sejak tadi ia sudah kedinginan di luar pun badai salju tengah melanda.
"Kenapa kau tidak membunuh ku saja.." semua yang mati sudah di bawa, entah kemana mereka membawanya, ia pikir setelah itu giliran nya, Tapi ternyata tidak, ia di biarkan hingga akhirnya Alesya tertidur.
"Kematian begitu mudah untuk mu.." Asher melempar ember kearah Alesya, hingga menimbulkan bunyi yang begitu nyaring, Alesya tidak takut, ia sudah siap dengan apapun yang akan Pria itu lakukan.
Bahkan kematian, ia menginginkan itu segera datang.
Asher melepas sabuk yang ada di celana, ia bersiap untuk mencambuk Wanita yang ia anggap murahan dan j****g itu, asalkan Kau tahu tahu saja Asher, Alesya masih suci, Wanita itu begitu menjaga kehormatan nya hingga saat ini, bahkan kekasihnya pun hanya sebatas memeluk saja.
Tangan sudah melayang ke udara, dengan sabuk yang sudah siap mengoyak kulit mulus itu, Tak ada teriakan saat Asher melakukan itu. Ini tidak seru sama sekali.
Tiga kali ia melayang cambukan, Wanita itu pingsan. "Dasar lemah.." Umpat nya dengan kesal. Asher melempar sabuk nya asal Pria itu kembali meninggalkan sel tahanan khusus para pengkhianat.
"Jangan biarkan ia mati.." Perintah nya pada Antonio. Pria itu mengangguk paham, kenapa tak di bunuh saja sekalian, merepotkan. Ia menggerutu namun tetap menjalankan perintah.
Kelopak mata itu perlahan terbuka, dan Alesya mendapati dirinya sudah berada di dalam kamar, dengan jarum infus yang terpasang di pergelangan. "Kau sudah sadar.." Seorang pelayan bersuara, sudah 4 jam Alesya pingsan, saat sadar ia merasakan sakit di sekujur tubuh, tak hanya itu, ia demam.
"Makan lah.." Pelayan itu menyuapinya, Namun Alesya menggeleng, ia tak mau makan meskipun dirinya kelaparan.
"Kau harus makan, Tuan akan semakin marah jika sampai tahu.." Pelayan itu memperingati Alesya. "Tuan sudah sangat baik, mengeluarkan mu dari sana, dalam keadaan hidup.." Pelayan itu sangat hafal jika ada orang yang masuk penjara bawah tanah, saat keluar dari sel ia sudah tidak bernyawa.
Alesya tersenyum miris, apanya yang baik, Pria itu menyiksa nya hingga ingin mati, lalu sekarang ia tak membiarkan nyawa ini terlepas dari raga, dan sewaktu-waktu akan di siksa kembali, lebih baik ia mati dengan cepat.
"Kau benar-benar ingin mati Ha.." Asher berkata dengan mata menyalang, Wanita J****g ini tak tahu berterima kasih, sudah di biarkan hidup olehnya, Apa ia tidak bersyukur.
"Apa Kau lupa, nasib Ayah dan adik-adik mu ada di tangan ku.." Alesya terkesiap, Dirinya sampai melupakan siapa yang ia hadapi.
"Jangan sakiti mereka Tuan,.." Mengingat nyawa keluarga nya, Ia tak lagi membangkang. "Biar Aku yang menggantikan mereka, Aku mohon Tuan..". Alesya merangkak menururi ranjang, ia memeluk Kaki Pria itu.
Asher menyeringai, Wanita ini berada dalam kendalinya, begitu pula sebaliknya, dengan nyawa Alesya yang berada di tangan nya ia bisa mengendalikan Edmond.
.
.
.
To be continued.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
🔮S⃟M•🅻Ɇ₥฿Ʉ🅞ℝ🅨𝙪𝙮𝙪ᵔᴥᵔ
begitu kejam kau asher😤
2023-09-19
2
Ai'cant
lanjut thor ...
2023-09-16
2