Sudah tak sanggup

Selesai Mandi Amelia menuju Dapur sambil memasak makan kesukaan sang suami, entah mengapa Dia merasa bersalah atas apa yang telah Dia perbuat kepada Suaminya, Namun Dia juga tak mengerti mengapa Dia seakan tak memiliki Hasrat didepan suaminya, seakan  Hati dan perasaannya berada ditempat lain.

Saat sedang memasak, tiba- tiba terdengar suara deruh mobil didepan rumahnya, dan Dia yakin kalau itu pasti Diky.

Dia bergegas mencuci tangannya, lalu menyambut Suaminya didepan pintu, meskipun hubungan mereka tak berjalan mulus, tapi Amelia tetap menjalankan tugasnya sebagai seorang istri.

"Lagi apa Dek?" Tanya Diky saat melihat Amel berjalan dari arah dapur.

"Aku lagi memasak kak"

"Memangnya kamu sudah belanja?"

"iya, sudah tadik pagi."

"Naik apa?"

"Naik angkot, Aku kan nggak bisa nyetir mobil"

"Mau aku ambil sopir untukMu biar kemana-mana gampang, sekalian pembantu juga biar ada yang bantuan masak dan bersih-bersih dirumah?"

"Ee nggak usah Kak, lagian aku nggak suka bepergian, aku juga masih sanggup bersih-bersih."

"Ohh, ya udah, kalau kamu berubah fikiran bilang aja ya."

"iya Kak."

"Aku mandi dulu, biar nanti makan bareng, seperti nya bau masakan kamu enak (sambil senyum-senyum)."

"Hmmm ( menunduk karna malu)"

Diky pun kekamar, lalu mandi, tak lupa dia menyimpan sesuatu didalam Tasnya.

Setelah rapi dia menuruni tangga menuju dapur dan melihat sang istri sedang menata makanan di atas meja.a

Mereka makan sambil sesekali mengobrol.

Selesai makan malam Diky menonton Tv sambil memainkan gawai nya dan sesekali melirik kearah sang istri.z

Sedang Amel membersihkan meja lanjut cuci piring.

***Dikamar**

Diky memberikan segelas susu pada Amel dengan alasan biar lebih segar setelah seharian Ber'aktifitas, tentu saja Susu dengan campuran obat per***s**g, yang Dia ambil dari Asistennya.

**Flashback on**

Ketika di kantor Fikry yang melihat Diky tampak murung, dan kebanyakan melamun, berfikir kalau Diky tidak mendapat jatah semalam dari istrinya.

"Loh, kenapa Pak Bos? Murung aja."

"Aku nggak apa-apa kok, biasa lagi mikirin kerjaan yang lagi numpuk." (Jawabnya jutek).

"yaa ela bro, hari gini galau, emang semalam nggak dapat jatah ya?"

" kepo, aja urusan orang, Kerjaan kamu tuh udah kelar nggak?"

"Beres Bos, kerjaan Aku udah kelar dari tadik, tapi lihat itu map-map udah pada numpuk, belum juga selesai diperiksa Bos, minggu depan  kita ada kerjaan luar kota." (Ucap Fikri penuh penekanan).

*Sebenarnya Gue ada masalah sama istri gue, tapi loh jangan bilang-bilang ya."

"emang ada apa sih, bini Loh marah-marah ya?"

"nggak juga, cuman Gue heran aja sama Dia, masa ia sampai sekarang katanya belum siap."

"Jadi loh benaran belum bobol Gawang?"

 ( ketawa ber bahak- bahak)

Diky dengan segera menutup mulut Fikry, yang menurutnya suara itu loh yang sangat menggelegar.

"jangan kencang-kencang, kenapa sih, loh suka bangat tertawa diatas penderitaan orang lain?".

"Maaf, maaf, Gue cuma heran aja sama Loh, masak ia kamu tahan tidur sekamar  sama Istri loh yang jelas-jelas sudah halal untukmu, dan nggak ngelakuin apa-apa?"

"itu makanya gue juga pusing, Aku udah nggak kuat nahannya, bisa-bisa kepala atas bawahku pusing semua"

"Gue ada solusi, kalau loh mau sih, soalnya ini sedikit bahaya."

"apa ? Jangan aneh-aneh ya?"

"Nggak kok, tunggu bentar ya, aku ruangan ku dulu" ( sambil berlari keruangannya).

Fikry datang dengan membawah sebutir obat per\*\*\*s\*ng dan memberikan pada Diky, juga berpesan agar jangan memberi tahu istrinya fungsi obat itu jika ketahuan.

"Nih obat apaan Fik?" tanya Diky.

"Pokoknya Loh masukin keminuman istri loh, yakin deh pasti loh bakal bobol gawang."

"Tapi, nggak bahayakan Fik?" tanya Diky.

"Nggak kok, asal jangan biarkan istri Loh keluar saat selesai meminumnya, bisa bahaya."

"Baik, Terimakasih ya." Ucap Diky sambil berlalu.

"Tidak usah terimah kasih cukup berikan aku ponakan yang Cantik dan Ganteng."

**Flashback off**

"Ini Susu apa kak?" Tanya Amel.

"ini Susu buat memulihkan stamina kamu, kan seharian beres-beres pasti capek bangat."

"Dimunim ya." Ucap Diky.

Amel meminum Susu tersebut hingga tandas dan menaruh gelasnya diatas meja.

Setelah itu Dia berbaring, Diky tersenyum penuh arti.

Namun 10 menit setelah itu Amel merasa kepanasan, Diky bisa melihat nya.

"Dek, kamu kenapa?"

"Nggak apa-apa kak,  gerah aja."

"Aku nyalain AC nya ya."

"Iya, kalau panas ganti baju aja dek, yang lebih tipis biar nggak gerah."

Namun Amel hanya tersenyum.

Diky menunggu reaksi selanjutnya namun tidak ada tanda-tanda Amelia akan ter*ngsa*ng, Dia hanya kepanasan setelah nya tertidur pulas.

Diky yang heran segera menghubungi Fikry dan bertanya itu obat tinggi dosis atau apa?

Dan Dia juga menjelaskan bahwa istrinya hanya gerah lalu tidur.

Fikry pun juga  heran, masak ia nggak bereaksi?Padahal itu obat paling manjur ( tinggi dosis).

Dengan perasaan marah, bercampur kesal, Akhirnya Diky memilih tidur diruang tamu depan TV.

Seminggu berlalu hubungan mereka begitu terus, nggak ada kemajuan, dan Malam ini Diky berniat akan sedikit memaksa istrinya, Dia benar-benar sudah tidak tahan, Dia sudah pasrah jika nanti istrinya akan marah padanya atau bahkan membencinya, sebagai pria normal tentu saja Dia tersiksa tidur bareng tapi tidak perna bisa menuntaskan hasratnya yang sudah menggebugebu.

*Dikamar*

"Dek, bolehkan aku minta Hak aku sebagai suami, kita ini nikah udah hampir 2 bulan, dan kamu sama sekali nggak perna memberikan itu dengan alasan belum siap, apa kamu nggak takut Dosa"

" Dosa besar loh jika seorang Istri yang menolak ajakan Suaminya," Ucap Diky panjang kali lebar sengaja menekankan kata Dosa, biar istrinya bisa mengerti.

Namun siapa sangkah istrinya hanya diam tak menjawab apa-apa, Dia tau menolak ajakan Suami adalah Dosa namun Amel juga tidak tau mengapa hasratnya seakan hilang jika berdekatan dengan suaminya.

Setelah  Amelia sudah tidur dengan pulas, Diky  yang sudah tidak tahan dengan sikap istrinya, mulai habis kesabarannya, menindih istrinya dengan tel\*njang dada, dan hanya memakai kinomo, dengan sangat hati-hati Dia perlahan membuka Pakaian sang istri, Namun siapa sangkah saat aka menarik celana panjangnya, Amelia mala terbangun dan Diky yang benar-benar sudah tak sabar menindih istrinya dengan keras, hingga melahap bibirnya dengan sedikit kasar, karena Amelia berteriak bagai orang yang sedang diperk\*\*a oleh suaminya sendiri.

Saat Diky lengah Amelia mala menggigit bibir Diky hingga mengeluarkan Dar*h segar membuat Diky melepaskan p*ngut*n nya, dan saat itu juga Amelia mengambil kesempatan untuk berlari ke kamar belakang lalu menguncinya.

Diky yang  sudah pusing dengan sifat Amelia, benar-benar marah dan kesal  bercampur jadi satu, apalagi hasratnya yang sudah menggebugebu namun tak bisa tersalurkan, Dia memilih memakai Pakaiannya lalu keluar rumah.

"Temui aku di B*R Tempat biasanya" (pesan dari Diky)

"Baiklah"

Fikry  tak banyak bertanya karna ia sangat yakin kalau Bos nya sedang dalam masalah.

Tak butuh waktu lama Fikry segera menyusul Diky , Dia juga harap- harap cemas, takut terjadi apa-apa pada Bosnya sekaligus Sepupu seperjuangan nya.

Sampai Di B\*R dan benar saja Diky  sudah mabok, dan bicara ngelantur.

"Pesankan aku kamar yaa dan carikan Gadis paling Cantik dan seksi" ucap Diky.

Fikry yang melihat Diky terkapar tak berdaya tidak  menuruti keinginan Bos nya, Dia memapahnya kesebuah kamar Hotel, Namun karna Dia yakin kalau Diky sedang m\*b\*k berat, Dia akhirnya menguncinya dari luar dan memilih menunggu di kamar sebelah.

Dia tak sampai tega menuruti keinginan Bos nya, kerena Dia yakin kalau Dia menuruti maka akan ada masalah berikutnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!