Rejects The Prince And Becomes The Aide'S Fiancé
"Tia Shavonne mulai sekarang pertunangan kita di batalkan,"
"Dan kamu akan diberikan hukuman mati, karena meracuni calon ratu baru Kerajaan ini," ucap sesosok laki-laki berambut emas bermata biru dengan tatapan dingin dan muak kepada sesosok gadis berambut coklat terduduk di atas lantai karena lemas dan tidak percaya mendengarkan ucapan yang begitu dingin
Gadis berambut coklat itu terdiam sesaat dan menundukkan kepala tidak percaya yang di ucapkan oleh sosok yang dia cintai kepada dirinya, kemudian dia mendongak ke arah sosok laki-laki paruh baya menatapnya dengan tatapan begitu dingin dan muak, tetapi gadis itu masih mencoba untuk berbicara dengan sosok laki-laki paruh baya itu dengan air mata yang mengalir.
"Ayah... bisakah ayah menolongku? Aku... Sama sekali tidak melakukan itu,"
"Ayah, kamu percaya denganku bukan? Kalau aku bukan yang melakukannya dan aku adalah putrimu,"
"Aku mohon ayah... bantu aku mendapatkan keadilan," ucap sosok gadis itu dengan suara yang serak dan air mata yang telah membasahi pipinya bersamaan dengan tubuh gemetaran meminta sosok laki-laki paruh baya yang tidak jauh darinya
"Aku awalnya ingin menyampaikan pada saat berada di mansion, tetapi melihat dirimu yang mempermalukan aku, aku akan menyampaikan langsung kalau kamu bukan putri kandungku sama sekali,"
"Jadi jangan panggil aku dengan sebutan yang menjijikkan itu, orang rendahan seperti dirimu tidak layak dan seharusnya kamu tidak di besarkan oleh keluarga Shavonne," ucap sosok laki-laki paruh baya itu dengan tatapan merendahkan dan dingin kepada gadis berambut coklat yang terduduk itu
Gadis berambut coklat yang mendengarkan ucapan dari sosok ayah sebagai harapan terakhirnya untuk berlindung telah hilang hanya bisa pasrah dan menatap dengan tatapan kosong di seret oleh seorang para kesatria kerajaan ke dalam sel tahanan untuk menunggu waktu hukuman matinya tiba. Tetapi tidak lama setelah dia di masukkan ke dalam penjara bawah tanah terdengar suara seseorang berjalan dan kemudian berhenti di depan sel penjara miliknya.
Seorang gadis berambut perak dan berwajah cantik itu menempatkan badan dengan cara melipat kedua lutut, bertumpu pada telapak kakinya menatap sosok gadis yang menundukkan kepala dengan putus asa di balik jeruji besi dengan tatapan merendahkan.
"Tia, kamu memang pantas di sana dan bagaimana rasanya menjadi seorang pelaku yang di anggap bersalah padahal tidak melakukan perbuatan itu sama sekali?" ucap sosok gadis itu dengan seringai yang merendahkan membuat gadis itu terkejut
"Kamu.. Padahal kita adalah teman baik,"
"Bagaimana bisa kamu..." ucap Tia dengan tatapan tidak percaya dengan sosok gadis yang berada di depannya adalah orang yang berkhianat kepadanya
"Itu karena sejak awal aku tidak berada di pihakmu tetapi di pihak sebaliknya,"
"Jadilah seorang yang mati dengan rahasia," ucap gadis itu dengan seringai langsung menusuk Tia dari balik jeruji besi yang jaraknya dekat hingga akhirnya semua darah milik Tia mengalir deras membasahi sekelilingnya
Di saat Tia sudah sekarat dan putus asa semua ingatan miliknya terputar bersamaan dengan ingatan yang tidak pernah dia alami di kehidupan ini tiba-tiba masuk ke dalam kepalanya dan terlihat sesosok laki-laki dengan telinga kelinci bertopi berdiri di depannya dengan tempat yang kini telah berubah dari penjara menjadi tempat yang asing dan indah.
"Tia Shavonne, mati di usia dua puluh satu tahun,"
"Mati karena di tusuk dengan tragis sebelum eksekusi hukuman matinya, ikut aku sekarang,"
"Kaisar agung para dewa ingin bertemu dengan Anda dan lebih baik kita cepat ke sana tidak membuang waktu," ucap sosok laki-laki bertelinga kelinci dan bertopi kelinci itu
Tia keheranan dengan tempat sekelilingnya terlihat seperti bangunan istana kerajaan di mana-mana dan taman-taman indah dengan pohon-pohon berbunga merah muda setiap jalanan yang mereka lewati, di tambah lagi dengan berbagai macam makhluk aneh yang ada di kiri kanannya seperti berada di negeri dongeng. Keduanya berjalan hingga akhirnya tiba di sebuah bangunan besar dengan pintu besar yang terbuka, di sana terlihat aula yang luas, mewah dengan ukiran-ukiran indah.
Saat Tia dan sosok laki-laki bertelinga kelinci itu masuk ke dalam ruangan terlihat sosok laki-laki yang berpakaian mewah dengan aksesoris mahkota yang berkilau duduk di kursi besar di depan mereka, sedangkan sisi kiri dan kanan mereka kini di penuhi oleh orang-orang yang terlihat memiliki kekuasaan yang tidak kalah penting dengan sosok laki-laki yang ada di depan pandangan mereka.
"Yang mulia kaisar agung, saya telah membawakan sesosok jiwa yang Anda minta untuk jemput," ucap sosok laki-laki bertelinga kelinci itu dengan membungkuk hormat sedangkan Tia menatap dengan kebingungan masih belum memahami apa yang terjadi
"Jiwa Tia Shavonne dengan reinkarnasi seratus lima puluh satu kali,"
"Kamu selalu mati di umur yang tidak lebih dari dua puluh satu tahun walaupun begitu kamu telah banyak berbuat baik, tetapi penderitaan terus kamu alami namun kamu tidak pernah terlihat mengeluhkan sakit itu,"
"Jadi, aku akan memberikan dirimu kesempatan lagi untuk hidup di dunia yang sama jadi, manfaatkan sebaik-baiknya hadiah yang aku berikan," ucap sang kaisar yang berpakaian mewah dengan mahkota berkilau itu dengan nada yang serius dan tegas
Tiba-tiba cahaya terang dan suara-suara roda jam berputar terdengar, Tia yang merasa cahaya yang silau itu memutuskan untuk menutup matanya. Ketika dia merasa sudah sangat lama menutup matanya, Tia perlahan-lahan membuka matanya dan membuatnya terkejut dia berada di dalam kamar dengan interior yang mewah tidak asing untuk dirinya.
'Ini kamarku? Apakah semua itu hanya mimpi panjang?' tanya Tia di dalam hatinya sambil menatap sekitarnya masih tidak berubah sama sekali, tetapi ketika dia memperhatikan salah satu luka yang sama persis dengan salah satu kejadian yang ada di dalam mimpi panjangnya membuatnya sadar kalau dia benar-benar kembali ke masa lalu
Tia kemudian beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan ke arah meja belajarnya, dibukanya salah satu laci meja dan di ambilnya sebuah buku yang memiliki rantai perak dan ukiran-ukiran yang indah di cover buku itu, bagi orang itu mungkin hanya buku biasa, tetapi untuk Tia ini adalah hartanya yang sangat berharga, sebab dia sangat suka menulis dan selama dia berada di dalam penjara dia tidak bisa menulis tentang yang dia alaminya.
"Akhirnya aku bisa merasakan memegang buku ini lagi,"
"Jadi, begini katanya merasakan kasih sayang para dewa,"
"Kalau begitu kali ini aku pasti akan memanfaatkan kesempatan yang diberikan dengan sangat baik untuk tidak berharap kepada cinta ataupun kepercayaan tanpa adanya kesepakatan,"
"Kalau bisa aku tidak akan lagi hidup dengan cinta itu, karena itu menyakitkan diriku sendiri,"
Rejects The Prince And Becomes The Aide's Fiancé
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Frando Wijaya
150x reinkarnasi!!!!? anjirr!!!!
2024-08-09
0
Hasan
mencoba mendalami karya othor😋
2023-10-11
1
CaH KangKung,
hadir kak...salam kenal...🥀
2023-10-07
2