"Astaga naga dragon!"
Gelak tawa Geng Penghuni Surga tiba-tiba terhenti saat mendengan suara pekikan dari salah satu personel. Kini Rosa yang menjadi pusat perhatian ketiga temannya yang lain. Wajah Rosa terlihat sangat khawatir, namun tatapan dan jari jemarinya tak lepas dari ponsel yang sedari tadi berada ditangan.
"Kenapa, Sa?" tanya Nuri. Ia sedikit memajukan kepalanya untuk melihat hal yang membuat Rosa terkejut dan khawatir di ponsel gadis itu.
Rosa melihat temannya satu persatu. "Mbak Luna nyasar sampai dikejar-kejar sama preman," ucapnya.
"What?"
"Apa?"
"Kok bisa?"
Begitu terkejutnya Nuri, Boy dan Yudi mendengar kabar dari Rosa. Apa begitu sulit bagi gadis cantik itu untuk menemukan keberadaan mereka?
"Gak tau gue, kenapa dia bisa nyasar begitu. Mbak Luna gak bilang. Padahal gue udah sherlock ke dia." Sahut rosa sambil menggelengkan kepalanya.
Tetiba Yudi bangkit dari duduknya. Menaikan celana lusuh panjangnya yang sedikit kedodoran. "Ya udah, kita samperin sekarang. Kasihan banget tuh cewek," ujarnya. Ia sudah mengambil ancang-ancang untuk meninggalkan warung tempt tongkrongan mereka.
"Mau kemana, lo?" Boy langsung menarik jeket levis robek Yudi.
"Nyusul si Mbak Cantik lah," sahut Yudi yang mulai kesal saat Boy malah menahannya.
"Udah, kita disini aja. Mbak Luna udah aman. Dia bilang besok aja kita jumpanya. Tapi gue ubah tempat janjiannya biar dia gak kesulitan buat nyari kita," ujar Rosa. Ia cukup inisiatif mengambil keputusan yang bijak.
"Oh, syukur deh." Yudi bisa bernafas lega. Setidaknya ia tak akan ikut merasa bersalah bila terjadi hal buruk pada gadis itu.
Obrolan keempat orang itu mulai teralihkan. Sangking asyiknya bercanda, kadang gerak refleks tubuh mereka juga ikut menghiasi gelak tawa, bahkan kata-kata makian sudah menjadi hal yang lumrah saat keluar begitu saja dari mulut mereka.
"Eh, ngomong-ngomong si Reza kabur kemana? Pergi gak balik-balik dari tadi," tanya Boy yang mulai tersadar personel mereka belum lengkap. "Bang Raja juga gak nongol-nongol,"
Belum sempat mendapat jawaban, telinga Geng Penghuni Surga mulai terganggu dengan suara bising yang ditimbulkan dari kendaraan yang benar-benar tak layak pakai sama sekali. Kendaraan beroda empat yang hanya memiliki rangka tanpa body, menjadi kebanggaan beberapa anak punk yang dianggap sangat aestetik bagi mereka.
"Wohooo ..., jadi juga lo buat nih mobil tengkorak?" seru Boy saat kendaraan itu sudah berhenti didepan mereka.
Senyum jumawa Reza terbit dari bibirnya. Keempat pemuda pemudi itu mendekat, memutari kendaraan yang Reza pamerkan kepada mereka.
Praaangggg ...,
Suara nyaring dari sebuah kaleng roti kosong dilempar begitu saja kearah anak muda yang tak memikirkan masa depan itu.
"Astaga!"
Meski suara mobil tengkorak Reza cukup mengganggu, namun suara kaleng kosong yang dilempar kearah mereka cukup membuat kaget. Di selasar warung, seorang wanita berusia empat puluhan kini tengah berkacak pinggang dengan mata yang melotot kearah Geng Penghuni Surga.
"Oi, Reza! Kalau masih mau berkeliaran dengan aman di warung Mpok Ipeh, lu matiin tuh kendaraan gak guna lu. Bising!!" Kini Mpok Ipeh sudah mengacung-acungkan tangannya dengan suara yang menggelegar.
"Yaelah Mpok, Mpok ... seni nih, Mpok," teriak Reza, tak ingin suaranya teredam oleh suara kendaraan kebanggaannya itu.
"Seni lu gak mutu. Bikin polusi udara. Matiin gak? Gue bakar tuh besi rongsokan ya?" ancam Mpok Ipeh, masih dengan matanya yang melotot horor.
"Ya elah, Mpok. Gak asyik ah!" Reza menggerutu, namun tak ayal ia memapatuhi Mpok Ipeh untuk mematikan mesin kendaraannya.
Sedangkan keempat anak punk lainnya hanya tergelak puas melihat reza yang terkena omelan wanita yang berbaik hati mengizinkan mereka untuk menjadikan warungnya sebagai basecamp Geng Penghuni Surga.
Setelah perintahnya terpenuhi, Mpok Ipeh masuk kembali kedalam warungnya sambil sesekali menggerutu karena kelakuan nyeleneh anak-anak yang kurang kerjaan itu.
"Ngapain lo bawa kemari? Ngomel 'kan si Mpok," tanya Nuri. Ia tak menyangka temannya yang satu ini benar-benar merealisasi cita-citanya memiliki kendaraan yang wow ini.
"Gue mau pamer sama Mbak Luna. Mau nunjukin, kalau anak punk juga bisa berkreasi dan menciptakan sebuah penemuan," ucap Reza begitu bangga dengan apa yang ia bawa.
Sebuah tepukan mendarat dipunggung Reza. Yudi menyandarkan tubuhnya di lengan pemuda itu, berucap yang membuat Reza menjadi lemas tak bersemangat. "Sayangnya niat lo harus lo kubur kali ini, Bro. Hari Mbak Luna gak jadi datang,"
"Loh, kenapa? Dia batalin kita jadi nara sumbernya?" tanya Reza. Ia terlihat kecewa, padahal Reza ingin menunjukan kemampuannya dalam menciptakan sebuah karya.
"Tadi dia sempat nyasar sampai dikejar-kejar preman," Rosa menyampaikan alasan Luna membatalkan pertemuan hari ini.
"Hah! Kok bisa nyasar sih?" tanya Reza dengan raut wajah khawatirnya.
"Besok kita tanya lebih jelasnya sama dia," jawab Rosa yang tak ingin menjawab pertanyaan yang sama sedari tadi.
Reza mengangguk setuju. Ia mulai mengedarkan pandangannya, mencari sosok yang sedari tadi belum menampakan Batang hidungnya. "Bang Raja belum datang?"
"Bel-"
"Kangen lo sama gue?" Raja datang dari arah belakang kelima Geng Penghuni Surga dengan gaya sok cool-nya, walaupun kenyataannya Raja selalu terlihat cool meski bagaimanapun keadaannya.
"Darimana aja lo, Bang?" tanya Boy.
Sebenarnya semua anak-anak Geng Penghuni Surga begitu penasaran pada sosok Raja yang baru bergabung dengan mereka setahun belakangan. Bagi mereka, Raja begitu misterius yang selalu hilang timbul keberadaannya.
"Tadi ada urusan sebentar," jawab Raja dengan santai. "Kalian bilang kita kedatangan tamu. Mana orangnya?" Raja celingak-celinguk mencari orang yang dimaksud temannya. Tapi yang ia lihat hanya ada mereka saja disini.
"Gak jadi hari ini. Si Mbak-nya gak bisa nemuin tempat kita. Jadi ditunda sampai besok ditempat lain yang mudah dia jangkau," sahut Rosa; si paling bijak.
Raja mengangguk mengerti. Sekarang perhatiannya teralihkan pada benda yang hanya ada mesin dan susunan besi-besi disekelilingnya, serta dilengkapi dengan empat ban disisi kanan dan kirinya. Jangan lupakan sebuah setir di bagian tengah kemudinya. "Wuih ..., karya lo, Za?"
"Yo'i," sahut Reza dengan bangganya.
"Tunggu apa lagi? Kuy ... keliling pakai nih besi berjalan." Ajak Raja yang sudah nangkring disisi kiri mobil tengkorak Reza.
Ajakan Raja tentu saja membuat temannya yang lain berseru senang. Inilah yang Reza inginkan, sebuah dukungan akan hasil kerjanya yang tak pernah ia dapatkan dari kedua orangtuanya.
"Let's go! Kita seru-seruan sampai pagi," seru Nuri yang terlihat begitu sumringah saat mencoba hal baru.
Bagi anggota Geng Penghuni Surga, bahagia itu sederhana. Gak perlu sesuatu yang mewah untuk bisa memuaskan dirinya mereka. Mereka hanya ingin sebuah pengakuan dari orang-orang yang ada disekeliling mereka.
...To Be Continued...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Sena judifa
muara cinta kita hadir thor
2023-09-24
0
Yuni Aqilla
anak punk gk selamanya meresahkan
2023-09-16
0
Ana_Mar
kayaknya si raja ini bukan hanya sekedar anak punk biasa, dia kayaknya anak dari kalangan atas.
2023-09-15
0