Lea melihat sekeliling rumah nya, sudah satu minggu dirinya di rumah. Hari ini Ia ingin menyelinap untuk pergi ke sekolah. Karena jika Arga melihat nya, Arga akan berkata.
"Masih sakit gak usah kemana-mana! Jangan bikin Gua makin sibuk ngurusin Lo!"
Lea memang terluka, tapi dirinya sudah merasa sembuh. Lea juga merasa bosan di rumah sendirian, lantaran Arga yang tak pernah menemani nya.
Kreak...
Lea perlahan memutar knop pintu rumah nya, ia membuka pintu itu. Namun seketika Lea terdiam, tatapan nya bertemu langsung dengan Arga di depan pintu.
"Mau kemana?" tanya Arga dengan tatapan dingin nya.
Lea melihat Arga dari atas ke bawah, Lea merasa tidak pantas jadi keluarga Arga. Karena bahkan Lea tak tahu jika semalam Arga tak pulang. Itu terlihat dari Arga yang masih mengenakan seragam kantor.
"Emm, mau sekolah" jawab Lea yang merasa takut akan kembali di marahi Arga.
"Tunggu Gua!" ucap Arga yang kemudian berjalan masuk.
Lea melihat Arga yang sudah menaiki tangga dan masuk ke kamar nya.
"Tunggu? Kak Arga mau sekolah juga? Tapi kan baru pulang dari kantor" gumam Lea merasa bersalah.
Beberapa saat kemudian, Arga turun ke bawah dengan seragam lengkap nya. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, namun tak menemukan keberadaan Lea.
"Hah! Rupanya nerusin perusahaan lebih mudah daripada jadi orang tua pengganti" ucap Arga yang sudah tahu kalau Lea tak menuruti nya.
Arga mengambil kunci motor nya, dan berjalan menuju garasi. Baru saja Arga menyalakan motornya, sebuah kepala muncul di jendela mobil yang tepat berada di depan nya.
"Kak!! Ngapain naik motor?! Lea masih gak bisa pakai helm!" seru Lea yang menyembulkan kepala nya melihat Arga di belakang.
Arga melihat gadis nakal itu, dan mematikan motor nya. Segera Arga masuk ke dalam kursi kemudi itu dan memakai sabuk pengaman nya. Tanpa berkata apapun, Arga melajukan mobilnya itu. Lea pun hanya duduk diam melihat kedepan, ia tak memiliki keberanian untuk mengajak Arga berbicara.
Hingga mobil berhenti di depan gerbang sekolah, Lea turun dari mobil sedangkan Arga masih melajukan mobilnya. Lea melambaikan tangannya, namun tak dapat respon dari Arga.
Arga yang baru saja keluar dari mobil nya sontak menghentikan langkah nya karena seseorang menghalangi nya.
Arga menatap tajam ke arah gadis itu, siapa yang berani untuk menghalangi jalanya? Baru kali ini ada orang yang berani melakukan hal ini.
"Maaf, Kak Arga ganggu waktu nya sebentar" ucap gadis yang terlihat seperti gagu, atau gemetar karena takut dengan Arga.
"Katakan!" ucap Arga dengan tatapan dinginnya.
"Itu, bagaimana kabar gadis yang waktu itu nolong saya? Dia sekelas sama Saya, tapi kenapa sejak hari itu masih belum masuk sekolah" ucap gadis itu dengan menundukkan kepalanya tak berani menatap Arga.
"Jadi orang ini yang waktu itu di buli" gumam Arga dalam hati.
"Enggak tahu, bukan urusan Gua juga" ketus Arga yang langsung melewati gadis itu.
Gadis berambut kepang itu hanya bisa menatap punggung Arga yang kian menjauh. Rasa bersalah nya pada gadis yang waktu itu menolongnya sangat besar. Ia khawatir jika gadis itu kenapa-napa karena nya, mengingat waktu itu gadis itu terluka cukup parah hingga mengeluarkan banyak darah.
Di sisi lain, kini Lea mencari kelasnya sesuai dengan yang ia lihat di forum sekolah. Ia terus berjalan hingga langkahnya terhenti melihat seseorang yang saat ini sedang bermain basket di lapangan.
"Wah! Itu kan Kak Derren! Keren banget, masih muda otot lengannya bisa kekar gitu" gumam Lea melihat kecantikan tubuh Derren.
"Yes! Masuk lagi! Kalian harus belajar seribu tahun lagi buat halangin Gua!" ucap Derren menyombongkan diri di depan Gio dan Vino.
"Gitu aja sombong, giliran ada Arga langsung tuh nyali ciut" ucap Gio membuat Derren kesal.
"Lo kalau mau bandingin orang yang setara lah! Arga udah masuk ke tingkat timnas, Masa Lo bandingin sama Gua" ucap Derren kembali mendrible bolanya.
Namun ketika hendak melakukan shot, langkah nya terhenti melihat seseorang jauh di depannya. Terlihat seorang gadis yang Ia kenal, saat ini sedang menatap ke arah nya.
"Lea!" seru Derren melambaikan tangannya pada Lea.
Lea membalas sapaan Derren dengan lambaian tangannya juga, membuat Gio dan Vino saling pandang satu sama lain.
Derren berlari kecil hingga sampai di hadapan Lea yang masih mengenakan tasnya, bertanda bahwa Dia baru datang ke sekolah.
"Udah sembuh Lo?" tanya Derren sembari melihat plester luka di dahi Lea.
"Udah kok Kak, tinggal bekas kecilnya aja yang belum kering" ucap Lea dengan senyum manisnya.
"Gila! Kenapa Gua selalu kesemsem sama nih cewek. Manis banget senyuman nya" gumam Derren dalam hati merasakan degup jantungnya yang berdetak begitu cepat.
"Oiya, Kak Derren tau ruang kelas 10 Mipa 2 gak? Soalnya dari tadi Aku cari kelas ini gak ketemu" ucap Lea seketika membuat Derren tersadar dari lamunan nya.
"Ehh, Gimana kalau Gua anter aja" ucap Derren menawarkan diri.
"Kalau gak ngerepotin, Aku berterima kasih banget kalau Kakak mau bantuin" ucap Lea dengan lembut semakin membuat hati Derren melayang.
Derren berjalan untuk mengantar Lea, sedangkan Gio dan Vino masih berdiri di lapangan melihat tingkah aneh Derren.
"Siapa cewek itu?" tanya Gio pada Vino.
"Gak tau juga, mungkin anak baru" jawab Vino membuat Gio menganggukkan kepala nya.
Derren berjalan bersama Lea sambil bercerita, entah apa yang mereka cerita kan terlihat sangat seru. Sepanjang perjalanan semua orang melihat nya, seperti melihat pangeran dan putri. Mereka merasa Derren yang tampan begitu cocok dengan Lea yang cantik dan juga imut.
Namun langkah mereka terhenti oleh seseorang di hadapan mereka. Tatapan tajam tertuju pada Derren yang terlihat tak bersalah.
"Ikut Gua!" ucap orang itu pada Derren.
"Kak Arga" ucap Lea namun tak di hiraukan oleh Arga.
Derren menatap lembut ke arah Lea.
"Kelasnya di samping kelas ini, Gua ikut Abang Lo dulu" ucap Derren yang masih belum di balas oleh Lea.
Arga langsung berjalan pergi di ikuti oleh Derren di belakang nya. Lea terus melihat kedua laki-laki itu yang kian menjauh.
"Apa mau Lo?" tanya Arga ketika keduanya sudah sampai di atas rooftop.
"Seperti yang Lo lihat. Gua suka adik Lo" jawab Derren dengan serius.
"Kalau gak Gua bolehin?" ucap Arga dengan tatapan tajamnya.
"Kenapa? Bukan hak Lo buat ngatur kebebasan Lea" ucap Derren membuat Arga tersulut api emosi.
"Lo tenang aja, Gua tahu Dia satu-satunya keluarga Lo. Gua gak akan nyakitin Lea. Lagian, kelihatannya Lea juga suka sama Gua" lanjut Derren membuat Arga tiba-tiba menarik kerah leher Derren.
"Lea! Gak suka sama Lo!" ucap Arga penuh dengan penekanan.
"Bro! Lo gak tahu gimana cara Lea lihat Gua. Jangan sampai Lo jadi sister-Complex" ucap Derren masih tenang menghadapi Arga.
"Iya!! Gua memang mengidap sister-Complex. Kalau Gua bilang enggak! Lea juga pasti gak akan suka sama Lo!" bentak Arga semakin mencengkram erat kerah baju Derren.
"Ehh!! Santai dulu brother! Semua bisa kita omongin baik-baik" ucap Gio yang tiba-tiba datang bersama Vino dan melerai kedua laki-laki yang terlihat sama-sama akan meledak itu.
"Gak ada yang bisa di omongin!" ucap Arga yang kemudian pergi meninggalkan teman-teman nya.
"Kenapa? Gak biasanya Lo gak bisa nahan emosi ke Arga" ucap Vino yang melihat Derren begitu marah.
"Bukan masalah besar, cuma kedepannya akan sulit buat akur sama tuh anak" ucap Derren yang kemudian juga pergi.
"Kenapa dah? Pagi-pagi udah ribut gitu, bukanya kemarin Derren masih bantuin jaga adeknya Arga?" tanya Gio seketika membuat Vino tersadar akan sesuatu.
"Ohh gitu! Jadi mungkin cewek yang tadi pagi itu adeknya Arga, terus lihat sikap Derren ngedeketin cewek itu..." ucap Vino yang tak di lanjutkan.
Namun Gio mengerti maksud Vino, siapa di sekolah ini yang gak kenal sikap buaya Derren. Kalau dirinya jadi Arga, juga pasti gak akan membiarkan Derren mempermainkan adiknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
miyura
next othor
2023-09-27
0