Si Manja Lea
Lea Michele, gadis cantik yang saat ini genap berusia 17 tahun. Setelah kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan, Lea hanya tinggal bersama Kakaknya. Gadis yang sedari kecil di manja, seketika harus menjalani hidupnya secara mandiri lantaran kakaknya yang tak pernah peduli padanya.
"Kak...Sekarang kita gimana? Mama sama Papa udah gak ada" tanya Lea pada kakaknya yang sedang termenung di atas sofa.
"Urus urusan mu sendiri!" Ketus Arga membuat Lea menciut.
Perlahan Lea berjalan menjauh dengan sesekali berbalik menatap Arga yang terlihat sangat terpukul akan kepergian orang tua mereka.
Lea masuk ke dalam kamarnya, Ia buka album foto keluarga nya. Lea menangis mengingat kedua orang tuanya yang baru saja meninggal. Namun di setiap foto itu juga terlihat Arga dengan wajah dinginnya.
Lea sudah terbiasa menerima perlakuan tak suka dari Arga. Sejak kecil, Arga tak pernah mau bermain bersama nya. Entah apa yang terjadi, Arga sangat tak menyukai Lea.
"Aku harus gimana Ma? hiks... Kenapa Mama sama Papa pergi ninggalin Lea... Sekarang Lea sama siapa? Kak Arga enggak pernah suka Lea..." tangis Lea pecah dengan terus memeluk album fotonya.
Sedangkan Arga, yang tadinya hanya bisa merenungi kepergian kedua orang tua nya. Saat ini di sibukan dengar panggilan dari asisten Ayah nya. Lantaran, setelah meninggal nya Ayahnya membuat para pemegang saham mempertanyakan keberlanjutan perusahaan nya.
Dengan pakaian nya yang masih serba hitam, Arga mengambil kunci mobilnya dan melesat menuju kantor Ayah nya. Walaupun saat ini Arga masih kelas 12, tak hanya sekali Arga membantu urusan perusahaan Ayahnya.
Arga menghadiri rapat pemegang saham, dan dengan hati-hati menenangkan para pemegang saham yang sedang ribut. Ayah nya sudah tidak ada, Arga lah yang akan melanjutkan perusahaan ini. Tidak ada Arga yang terpuruk karena kepergian orang tua nya yang baru di semayamkan pagi tadi.
Yang saat ini berdiri di dalam ruangan rapat ini, adalah Arga Michelle. Penerus Perusahaan Michelle. Hanya ada Arga dengan penampilan nya yang tenang dan serius menengahi rapat itu. Arga tak ingin jerih payah kedua orang tua nya harus runtuh begitu saja.
...****************...
Pagi hari yang cerah, Lea menuruni satu persatu anak tangga dengan wajahnya yang khas orang bangun tidur. Dengan membenarkan ikat rambutnya, Lea melihat sekelilingnya dan berjalan menuju dapur.
"Ma!! Hari ini sarapan apa?!" seru Lea yang seketika terdiam karena tak mendapati siapapun di dapur nya.
"Mama udah gak ada" gumam Lea lirih.
"Aku gak boleh sedih lagi! Mama udah gak ada, Sekarang giliran Lea yang masak buat keluarga ini!" ucap Lea dengan penuh keyakinan.
Lea masuk ke dalam dapur, ia mengambil beras dan mulai mencucinya. Namun kegiatan Lea terhenti ketika di depan resyuker.
"Ini... Gimana cara nyalain nya?" bingung Lea yang memutar resyuker itu untuk mencari apakah ada petunjuk penggunaan alat masak nasi itu.
"Liat YouTube aja lah!" putus Lea yang kemudian mengambil HP nya dari dalam kamar.
Namun langkahnya terhenti ketika melewati depan kamar Arga. Terlihat pintu kamar yang tidak tertutup sempurna, memperlihatkan Arga yang sedang tertidur dengan pakaiannya kemarin.
"Apa Kak Arga kemarin pulang malam? Sampai gak sempat ganti baju gitu" ucap Lea merasa kasihan melihat kakaknya yang tertidur dalam posisi tengkurap.
"Lebih baik, segera buat sarapan aja. Pasti nanti Kak Arga bangun jadi laper" putus Lea yang langsung berjalan mengambil ponselnya.
Lea yang sama sekali tak pernah memegang alat dapur, sedikit kesulitan melakukan pekerjaan ini. Ia membutuhkan waktu cukup lama hanya untuk sekedar mengupas bawang. Namun usahanya tak sia-sia begitu saja, memang Lea selalu di manja. Tetapi Lea adalah seorang jenius yang bisa langsung dengan mudah memahami sesuatu. Sekali Lea melihat tutorial, Dirinya bisa langsung mempraktikkan nya walaupun butuh waktu yang lebih lama.
Chika menyajikan makanan yang ia buat ke atas meja makan. Pagi ini hanya tersisa sedikit sayuran di kulkas, dan hanya ada sisa satu butir telur.
"Aku makan sayur aja deh, Telurnya buat Kak Arga. Kak Arga kan doyan banget sama telur" ucap Lea yang kemudian melahap makanan nya.
"Hemm, walaupun gak seenak masakan Mama. Ini masih bisa di makan" ucap Lea yang kembali memakan makanan nya dengan lahap.
Lea telah menyelesaikan acara makan nya, ia pun langsung membawa piring kotornya untuk di cuci bersama alat masak yang tadi ia gunakan.
Prakng....
Lea memundurkan badannya, lantaran sebuah gelas jatuh hingga pecah di hadapan nya. Lea jongkok dan ingin membersihkan pecahan kaca itu.
"Bego ya Lo!" sentak Arga yang tiba-tiba datang menghentikan tangan Lea.
Lea mendongak menatap wajah Arga yang sangat dekat dengan nya. Selama 17 tahun ini, baru kali ini Lea bisa melihat wajah kakaknya sedekat ini.
"Kalau gak bisa cuci piring, gak usah masuk dapur" ucap Arga yang kemudian mengambil sapu berserta serok sampah.
Lea berdiri lantaran Arga menariknya untuk mundur, Arga membersihkan pecahan itu dengan sapu hingga bersih.
"Maaf, Lea cuma mau belajar lakuin pekerjaan rumah. Sekarang gak ada Mama, Lea harus bisa masak sendiri. Oiya Lea udah masak buat Kak Arga juga! Kakak makan dulu ya!" ucap Lea yang awalnya sedih tiba-tiba bersemangat.
"Gua gak lapar! Lain kali gak usah masuk dapur, Gua udah sewa pembantu buat urus pekerjaan rumah. Lo fokus sama sekolah baru Lo aja!" ucap Arga yang kemudian pergi meninggalkan Lea.
Lea melupakan sesuatu, bahwa besok adalah hari pertama nya masuk sekolah SMA. Dengan cepat Lea berlari ke kamarnya dan menyiapkan buku-buku nya. Lea melihat seragam sekolah nya yang menggantung di dekat meja belajar nya.
"Padahal baru kemarin Mama bantuin Lea buat setrika seragam baru Lea. Mama tenang aja, Lea akan sekolah dengan baik!" ucap Lea penuh keyakinan.
Lea kembali mempersiapkan segala keperluan sekolah nya, mengingat besok adalah MPLS pertama nya. Banyak sekali barang yang di minta oleh para panitia MPLS, Lea pun bingung mereka akan pergi sekolah atau camping. Lantaran Ia di suruh membawa seperangkat alat makan dan juga membawa bekal dari rumah.
"Ahh! Iya bekal! Aku harus belanja buat masak besok!" ucap Lea yang kemudian terhenti karena mengingat sesuatu.
"Oiya, Kak Arga mau sewa pembantu" ucap Lea yang kemudian kembali membereskan keperluannya.
Di sisi lain, Arga yang baru saja mandi sudah di sibukan oleh panggilan dari kantor. Mungkin untuk kedepannya, Arga akan semakin sibuk. Ia terus saja menerima panggilan dari kantor, masih dengan masalah yang sama. Tak semua orang bisa mempercayakan tanggung jawab mengelola kantor kepada Arga, yang notabene nya masih seorang pelajar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
miyura
lanjut.. masih nyimak alur cerita nya
2023-09-27
0