Part 5

Andan saat ini bekerja serabutan, apa saja pekerjaan yang di suruh orang ia kerjakan, ia bekerja setengah hari setelah ia pulang sekolah, saat ini ia belum punya tempat tinggal kalau malam ia tidur di mesjid, para pengurus mesjid tidak keberatan ia tidur di mesjid karena Adnan rajin membersihkan mesjid dan saat masuk waktu ia juga rajin adzan.

Saat malam hari setelah semua orang pulang dari mesjid tinggal Adnan sendiri, ia termenung memikirkan masalahnya, ia juga kepikiran dengan Mamanya juga saudaranya, mereka tidak pernah berpisah mulai dari kecil, rasa rindunya kepada mereka sangat dalam tapi ia tidak bisa pulang untuk saat ini.

"Aku merindukan kalian, Mama pasti sedih karena aku pergi." Gumam Adnan.

Tidak jauh dari Adnan Ayu juga tidak bisa tidur memikirkan Adnan yang tidak pulang.

"Apa kamu tidak merindukan Mama Nak, Mama sangat merindukan kamu, hiks,,hiks,,hiks." Kata Ayu sambil memandang layar ponselnya, foto Adnan tersenyum manis di layar ponsel Ayu, tangan Ayu menyentuh foto Adnan di ponselnya, setelah puas memandang foto Adnan dilayar ponselnya Ayu pun tidur, begitulah kegiatan Ayu setiap malam semenjak Adnan pergi.

**

Pagi harinya setelah selesai membereskan rumah, Elsa pergi bekerja, tapi saat ia di depan pintu Fikri meminta uang.

"Berikan Papa uang!" kata Fikri sambil menadahkan tangannya.

"Aku tidak punya uang Pa,"kata Elsa. Ia terpaksa bohong karena ia tidak berani memberikan uang yang di berikan Leo kepadanya ia takut tidak bisa membayar.

"Kamu jangan bohong!" kata Fikri memaksa.

"Aku memang tidak punya uang Pa," jawab Elsa.

"Kalau kamu tidak memberikan Papa uang, kamu tidak usah pergi bekerja!" kata Fikri. Terpaksa Elsa memberikan uang yang ia pinjam dari Leo.

"Ini Pa, tapi uang itu aku pinjam dari Bos aku," kata Elsa sambil memberikan uang tiga ratus ribu kepada Fikri, dengan cepat Fikri mengambil uang itu dari tangan Elsa.

"Ya sudah kamu pergi kerja!" ujar Fikri setelah menerima uang dari Elsa, dengan lesu Elsa melangkah keluar dari rumah.

"Jangan lupa kamu harus bisa mendekati Leo!" kata Fikri. Elsa menganggukkan kepalanya.

Elsa tidak bersemangat melangkah kakinya ketempat kerjanya karena uang yang diberikan Leo sudah diambil Papanya.

"Aku takut bulan ini aku tidak bisa menerima gaji, karena hutangku sudah banyak, dari mana kami makan kalau aku tidak menerima gaji." kata Elsa bicara sendiri.

Elsa yang bertanggung jawab memberikan makan Papa juga Neneknya, Elsa harus memutar otak agar mereka bisa makan, Papa dan juga Neneknya tidak perduli yang penting mereka bisa makan, belum lagi Papanya yang selalu meminta uang kepadanya.

Saat Elsa bekerja ia berpikir keras bagaimana meminta nomor ponsel Leo. Karena tidak mau kena marah oleh Neneknya Elsa memberanikan diri mendatangi Leo di ruangannya.

"Permisi Pak, boleh saya masuk?" tanya Elsa dengan ragu ragu.

"silahkan!" jawab Leo. Lalu Elsa masuk keruangan Leo.

"Silahkan duduk!" kata Leo.

"iya, Pak." jawab Elsa. Lalu Elsa duduk dikursi depan Leo berbatasan meja.

"Katakan ada perlu apa kamu ke sini?" tanya Leo.

"Begini Pak, bulan ini saya belum bisa membayar hutang saya, tapi saja janji saya akan mencicilnya, saya minta nomor ponsel bapak kalau saya punya uang saya akan menghubungi bapak!" kata Elsa.

"Kalau uang yang kemarin saya ikhlas memberikannya, kamu tidak perlu menggantinya, tapi hutang kamu yang lainya kamu harus mencicilnya!" tutur Leo.

"Saya tidak enak Pak kalau uang kemari tidak di kembalikan, Bapak satukan saja catatannya dengan hutangku yang lama, saya akan mencicilnya," kata Elsa.

"Tidak, kamu hanya perlu mencicil hutang lamamu! ya sudah kamu boleh keluar! karena saya banyak pekerjaan," kata Leo. Terpaksa Elsa bangun dari duduknya.

"Saya minta nomor ponsel Bapak!" kata Elsa memberanikan diri. Leo menulis nomor ponselnya di kertas lalu ia memberikannya kepada Elsa, Elsa menerimanya.

"Terimakasih Pak," kata Elsa setelah ia menerima kertas itu. Lalo menganggukkan kepalanya, lalu Elsa keluar dari ruangan Leo. sedangkan Leo mendesah melihat sikap Elsa.

"Sepertinya dia memendam beban cukup berat." gumam Leo.

Sedangkan Diba saat ini sudah diperbolehkan pulang, Radit yang menjemput Diba dari rumah sakit karena Diba yang meminta, Ika sebenarnya tidak setuju kalau Radit yang menjemput Diba, tapi karena Bu Ati melarang ia mencegah Radit menjemput Diba terpaksa ia diam.

Diba satu mobil dengan Radit dan istrinya, sedangkan Ika dan Rido juga Bu Ati satu mobil.

"Kenapa sih ibu melarang aku mencegah Radit membawa Diba," kata Ika protes kepada bu Ati.

"Biarkan saja Diba bersama Papanya, kamu jangan terlalu mengekang Diba! saat ini kita jangan buat Diba tertekan! biarkan ia melakukan apa yang membuatnya bahagia, agar ia tidak lagi putus asa dan melakukan hal seperti kemarin lagi," kata bu Ati menasehati anaknya.

Ika terdiam mendengar perkataan ibunya, tiba tiba suara ponsel Ika berbunyi lalu ia mengangkat karena itu panggilan dari Diba.

"Halo Nak," jawab Ika.

"Ma, untuk sementara waktu aku tinggal bersama Papa dulu, kami langsung kerumah Papa tidak lagi mampir ke rumah Mama." Kara Diba dari sebrang sana.

Saat Ika ingin protes, Bu Ati memberi kode agar Ika tidak melarang. Terpaksa Ika mengijinkan Diba tinggal bersama Papanya.

"Iya, kamu jaga kesehatan! jangan banyak pikiran, dan jangan melakukan hal bodoh lagi seperti kemarin!" kata Ika menasehati Diba.

"Iya Ma," jawab Diba. Sambungan telepon terputus.

"Kenapa Diba tiba-tiba ingin tinggal bersama Papanya." Gumam Ika merasa heran.

Sedangkan Diba memutuskan tinggal bersama Papanya karena tidak ingin mendengar pertengkaran Papa Rido dan Mamanya, hampir setiap hari mereka bertengkar karena masalahnya, itu yang membuat Diba semakin tertekan.

"Apa Mama mengijinkan kamu tinggal bersama Papa?" tanya Radit ingin tau, karena selama ini Ika tidak membolehkan Diba menginap di rumahnya.

"Iya, Pa, Mama mengijinkan aku tinggal dirumah Papa," jawab Diba.

"Syukurlah," ujar Radit merasa bahagia akhirnya Diba bisa menginap di rumahnya.

**

Sepulang Elsa kerumah Mawar kembali bertanya.

"Apa kamu sudah mendapat nomor ponsel Leo?" tanya Mawar penasaran.

"Sudah Nek," jawab Elsa.

"Bagus nanti malam kamu hubungi dia!" kata Mawar.

Elsa tidak lagi menjawab ia masuk kedalam kamarnya, setelah ia mengganti bajunya seperti biasa mengerjakan tugasnya membereskan rumah dan memasak untuk makan malam.

Malam harinya Mawar masuk kekamar Elsa.

"Kamu sedang apa?" tanya Mawar basa basi.

"Rebahan Nek," jawab Elsa sambil bangun dari tidurnya.

"Kamu hubungi Leo!" kata Mawar.

"Untuk apa Nek?" tanya Elsa heran.

"Kamu bicara kepadanya apa saja yang penting kamu bisa buat dia dekat denganmu!" kata Mawar.

"Aku tidak tau mau bicara apa Nek," kata Elsa merasa bingung.

"Sudah kamu telepon saja dia! Nenek minta kertas sama penamu!" kata Mawar, Elsa menurut, ia memberikan kertas kosong dan pena kepada Mawar, lalu Mawar menyuruh Elsa menghubungi Leo. Telepon pun tersambung, Elsa gugup saat mendengar suara Leo.

"Halo ini dengan siapa ya?" tanya Leo karena nomor tidak dikenal.

"Ini Elsa Pak," jawab Elsa gugup.

"Ada apa kamu menghubungi saya?" tanya Leo merasa heran.

"Tidak ada Pak, saya hanya merasa kesepian tidak ada teman, karena itu saya menghubungi bapak," kata Elsa sambil membaca tulisan Neneknya.

Terpopuler

Comments

◌ᷟ⑅⃝ͩ● °°~°°Dita Feryza🌺

◌ᷟ⑅⃝ͩ● °°~°°Dita Feryza🌺

pasti itu, tapi kamu hatus tetap semangat ya adnan, fikri sam ibunya pasti nanti akan mendapat balasannya.

2023-11-01

1

◌ᷟ⑅⃝ͩ● °°~°°Dita Feryza🌺

◌ᷟ⑅⃝ͩ● °°~°°Dita Feryza🌺

semangat adnan, kasian sekali adnan.

2023-11-01

1

d'Nadia¿ "EROR" -/ Server EN*

d'Nadia¿ "EROR" -/ Server EN*

Sini tak kasih duit Elsa, mau ndak? 😅🤣🤙

2023-10-30

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!