Part 3

Sedang Adnan saat ini sudah pergi keluar dari kota tempat mereka tinggal, ia sengaja pergi karena tidak mau menikah dengan Diba.

"Maafkan aku Ma, aku pergi meninggalkan Mama, karena aku tidak mau putus sekolah, aku tidak bersalah aku yakin aku di jebak, semoga Mama baik baik saja." kata Adnan dalam hati, saat ini ia masih di dalam mobil bos, walau ia tidak tau mau pergi kemana.

Sedangkan Ayu tidak bisa tidur memikirkan Adnan yang tidak ada kabarnya.

"Ma, sudahlah tidak usah terlalu di pikiran! Kak Adnan pasti baik baik saja," kata Adela agar mamanya tidak terlalu kepikiran.

"Mama khawatir dengan Adnan, apa dia sudah makan ya, hiks,,hiks,,hiks." kata Ayu merasa sedih berpisah dengan Adnan.

"Kak Andan pasti pulang kalau dia kesulitan uang, saat ini mungkin Kak Adnan masih punya uang membeli makanan untuknya," jawab Adela.

**

Satu bulan sudah berlalu semenjak kepergian Adnan sampai sekarang Adnan tidak ada kabar, setiap hari Rido dan Ika terus bertengkar karena Adnan yang tidak kembali.

Pagi ini Diba muntah muntah, Ika yang melihat anaknya seperti itu merasa curiga kalau Diba hamil, Ika segera membawa Diba kerumah sakit untuk memeriksa keadaan Diba.

Tepat seperti dugaan Ika kalau Diba saat ini sedang hamil, Ika semakin emosi saat mengetahui anaknya hamil.

"Papa lihat sekarang Diba hamil, siapa yang harus bertanggung jawab atas kehamilan Diba?" kata Ika dengan nada emosi.

Rido juga bingung harus berbuat apa untuk menyelesaikan masalah yang diba hadapi saat ini. melihat suaminya diam saja Ika semakin meradang.

"Kita harus melaporkan Adnan ke polisi! agar polisi yang mencari Adnan." kata Ika, namun Rido tidak menyahut sama sekali.

Sedangkan Diba terus menangis saat ia tau kalau ia saat ini sedang hamil.

"Ya Allah cobaan apa lagi ini, bagaimana nasib anakku kedepan kalau dia lahir tanpa ayah, anakku akan di hina orang orang sekelilingnya," gumam Diba, air mata Diba terus mengalir tidak bisa ia tahan.

Bu Ati sangat prihatin melihat nasib Diba, tapi tidak ada yang bisa mereka lakukan selain pasrah. Namun Ika tidak diam saja, ia menghubungi Ayu.

"Assalamualaikum," kata Ayu setelah menerima telepon dari Ika.

"Wa,allaikumsalam, apa Adnan sudah pulang?" tanya Ika dengan nada tidak bersahabat.

"Adnan belum pulang, saat ini kami masih berusaha mencarinya," jawab Ayu apa adanya.

"Jadi mau sampai kapan kami harus menunggu, sementara Diba saat ini sedang hamil, apa Kakak tidak memikirkan bagaimana nasib Diba kedepannya kalau ia hamil tanpa suami, aku tidak mau tau, kalau sampai satu minggu ini Adnan tidak kembali, aku akan melaporkan Adnan ke polisi! kata Ika mengancam, setelah selesai bicara Ika mematikan sambungan teleponnya tanpa mendengar jawaban Ayu.

Ayu sangat pusing memikirkan Adnan yang tidak pulang pulang.

"Bagaimana ini, aku tidak tega melihat Diba hamil tanpa suami yang mendampingi, aku juga dulu pernah merasakan apa yang di rasakan Diba, tapi aku harus bagaimana untuk menolong Diba," gumam Ayu merasa gusar.

Leo juga tidak tau harus berbuat apa untuk menolong Diba, sedangkan Adnan tidak tau kemana perginya. Tiba-tiba Rizki masuk kekamar Leo.

"Kak, aku saja yang menikahi Kak Diba," kata Rizki. Lao terkejut mendengar perkataan adiknya.

"Kamu jangan bercanda, kamu masih kecil untuk menikah," jawab Leo.

"Aku serius Kak," jawab Rizki.

"Kenapa kamu tiba-tiba punya pikiran untuk menikahi Diba?" tanya Leo penasaran.

"Aku tidak tega melihat Mama terus di tekan bude Ika, apalagi bude Ika mengancam Mama kalau Kak Adnan tidak ketemu dalam satu minggu ini, mereka akan melaporkan Kak Adnan ke polisi, Mama semakin tertekan setelah bude Ika mengancam Mama, aku takut Mama akan sakit karena masalah ini," jawab Rizki menyampaikan khawatirannya.

"Kakak tidak setuju kalau kamu yang menikahi Diba, kamu fokus sekolah saja! biar Kakak yang mengurus masalah ini!" kata Leo agar Rizki tidak lagi menawarkan dirinya untuk menikahi Diba.

"Tapi Kak," kata Rizki terhenti saat Leo memberi kode agar ia pergi dari kamar Kakaknya, terpaksa Rizki keluar dari kamar Leo.

**

Malam harinya saat bu Ati kekamar Diba ia terkejut melihat Diba sudah tergeletak tidak sadarkan diri di lantai kamarnya, banyak darah berceceran di lantai, melihat itu bu Ati segera menghampiri, saat bu Ati sudah dekat ia melihat pisau tergeletak di lantai lalu ia melihat pergelangan tangan Diba sudah tersayat, ia memastikan kalau Diba mencoba bunuh diri.

Bu Ati menjerit melihat Diba sudah pucat, semua orang yang ada di rumah itu datang ke kamar Diba karena mendengar jeritan bu Ati.

"Ada apa Bu?" tanya Ika tapi ia segera melihat anaknya yang sudah tergeletak, Ika ikut menangis melihat anaknya tidak sadarkan diri, sedangkan Rido buru buru mengangkat Diba dan membawanya kerumah sakit, Ika dan bu Ati juga ikut ke rumah sakit sedangkan Wiah menghubungi Leo.

"Assalamualaikum Wi," kata Leo setelah menerima telepon dari Wiah.

"Wa, allaikumsalam, Kak Diba saat ini dibawa kerumah sakit, Kak Diba mencoba bunuh diri" kata Wiah menceritakan semuanya, Leo terkejut mendengar kabar Diba masuk rumah sakit.

"Ya sudah, Kakak segera kesana, assalamualaikum." kata Leo lalu mematikan sambungan teleponnya setelah Wiah menjawab. Leo buru buru keluar dari kamarnya, saat ia keluar dari kamarnya ia berpapasan dengan Mamanya, Ayu heran melihat Leo seperti buru buru.

"Kamu mau kemana?" tanya Ayu penasaran.

"Leo mau ke rumah sakit Ma, Diba masuk rumah sakit karena mencoba bunuh diri," kata Leo menjelaskan. Ayu terkejut dan sekalian merasa bersalah kepada Diba, karena ulah anaknya Diba melakukan percobaan bunuh diri.

Saat Leo di perjalanan ia menghubungi Papanya.

"Assalamualaikum," kata Radit dari sebrang sana.

"Wa, allaikumsalam, Pa, Diba masuk rumah sakit, saat ini aku dalam perjalanan menuju ke rumah sakit," kata Leo memberitahu, tidak lupa ia memberikan alamat rumah sakit tempat Diba dirawat.

"Ya sudah, Papa segera kesana," jawab Radit lalu mereka mematikan sambungan teleponnya.

Radit termenung setelah mendengar kabar anaknya yang masuk rumah sakit.

"Apa Ayu juga melakukan hal yang sama saat aku pergi meninggalkannya, kenapa harus anakku yang menerima karma darimu ya Allah, aku tidak tega melihat anakku yang menerima hukuman darimu." gumam Radit seolah bicara kepada Allah, tidak terasa air matanya menetes mengingat dosanya di masa lalu yang meninggal Ayu setelah ia nodai.

Radit mengajak istrinya dan juga ibunya ke rumah sakit melihat Diba, sesampainya mereka di rumah sakit semua orang masih menunggu Diba sadar, Ika tidak berhenti menangis karena khawatir dengan keadaan Diba.

Begitu juga semua keluarga Diba menunggu Diba sadar dengan penuh kecemasan.

"Ini semua gara gara Adnan, aku tidak akan memaafkan Adnan kalau sampai Diba kenapa-napa." kata Ika dengan nada marah, semua orang tidak ada yang menjawab. Mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

Terpopuler

Comments

p 41 d

p 41 d

kmpa harus bls BLA BLA🤔🤔🤔.padahal KLO di jelaskan bisa nambahin jumlah kata.apa author terlalu males 🙄

2024-01-02

1

Bin's

Bin's

akhirnya pahlawan datang/Sob/

2023-10-21

0

Vincar

Vincar

jangan langsung ambil keputusan dong Adnan, selidiki dulu 😊

2023-10-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!