Plaak !
Tangan Rania mendarat tepat di pipi Zayn. Hal itu tent membuat Zayn segera melepaskan tautan bibirnya pada bibir Rania kemudian memegangi pipinya yang terasa panas dan kebas.
Sungguh, ini kali pertama ada yang melakukan kekerasan kepadanya. Orang tuanya sekalipun tak pernah melakukan hal seperti yang Rania lakukan.
" Hei, kenapa kau memukulku Rania ? " kesal Zayn tak percaya atas apa yang diperolehnya.
Rania yang baru saja menyadari perbuatannya sontak mundur beberapa langkah menjauh dari Zayn.
" Ma... Maaf Zayn ! " sesal Rania sambil menatap tangannya bergantian dengan pipi Zayn yang terlihat merah akibat pukulannya.
" Rania... "
" Jangan mendekat ! Stop ! Berhenti disitu " seru Rania mengarahkan telunjuknya kepada Zayn yang akan bergerak menghampirinya.
Rania sadar jika ia sudah bertindak berlebihan. Tetapi apa yang ia lakukan merupakan suatu tindakan refleks atas suatu hal yang spontan karena pria tampan itu sudah mengambil hal yang menurut Rania sangat berharga.
" Rania, aku minta maaf " ucap Zayn yang mungkin telah menyadari kekeliruannya.
" Aku... Aku mau pulang ! " ucap Rania lalu bergerak menjauh dari Zayn.
Rania melangkahkan kakinya dengan tergesa. Ia berlari menjauh dari kawasan Dubai Fountain, berniat ingin menyaksikan keelokan air mancur terbesar di dunia. Apalagi ia ditemani seorang pangeran tampan. Sungguh seharusnya akan menciptakan suasana yang romantis. Apalagi saat sang pangeran mencium bibirnya, seharusnya semakin membuatnya mabuk kepayang. Tapi, tidak bagi Rania.
Ya, Rania memang mendambakan susana romantis itu tercipta kala bersama dengan orang terkasih. Seorang pria yang memang ia dapuk untuk menjadi pemenang hatinya, calon suaminya. Bukan seorang pria yang mungkin hanya menggunakan kesempatan atas kelebihan yang ia miliki, terlebih lagi pria tersebut adalah seorang pangeran yang mungkin saja selalu melakukannya kepada banyak gadis.
Rania berjalan setengah berlari menjauhi Zayn. Nahas, sang pangeran justru bergerak mengejar Rania dan akhirnya berhasil menangkap Rania.
" Lepas, Zayn ! Lepas ! Dasar kamu laki-laki brengsek. Kamu cuma mau mempermainkan aku kan. Aku bukan perempuan murahan " tuduh Rania. Ia berontak, mencoba melepaskan diri dari genggaman tangan Zayn.
Bukannya melepaskan Rania, Zayn justru membawa Rania ke dalam pelukannya. Ia tidak ingin gadis itu menjauh darinya. Karena ia sudah benar-benar jatuh hati kepada gadis itu.
" Maafkan aku Rania, maaf ! Aku tidak pernah berpikir kalau kau adalah wanita murahan. Justru aku menganggapmu istimewa, karena itu hanya kamulah wanita yang mendapatkan ciuman dariku " jelas Zayn masih terus memeluk Rania tak peduli kendati gadis itu meronta dengan memukul-mukul dadanya.
" Kau bohong ! Mana mungkin pria sepertimu tidak mengobral ciuman pada wanita. Aku yakin pasti banyak wanita yang membuatmu tertarik " sahut Rania tanpa melemahkan rontaannya.
" Hei, aku ini bukan pria yang suka berbohong. Jujur, hanya kamu wanita yang bisa menarik perhatianku. Entah mengapa tapi aku merasa jika aku jatuh cinta kepadamu " ucap Zayn sambil mengangkat wajah Rania.
Zayn menyeka air mata yang membasahi pipi Rania.
" Maafkan aku, Rania ! Tapi jujur, itu adalah ciuman pertamaku " ucap Zayn sambil menatap wajah Rania lamat-lamat.
Rasanya ingin Rania tak percaya dengan apa yang Zayn sampaikan. Tapi ia melihat kejujuran pada sorot mata Zayn.
" Memangnya kamu pikir, tadi itu bukan ciuman pertama aku " dumel Rania lalu dengan cepat menutup mulutnya.
Zayn menyeringai.
" Jadi, tadi itu sama-sama ciuman pertama kita ? " tanya Zayn sambil menaik turunkan alisnya.
" Hem... Dan kamu sudah mencurinya dari calon suami aku. Seharusnya, itu jadi ciuman pertama buat suami aku " cebik Rania.
" Memangnya siapa calon suami kamu ? " selidik Zayn. Rasanya tidak rela mendengar Rania mengucapkan kata calon suami di depannya.
Rania mengangkat bahunya.
" Masih dicari " gumam Rania.
" Masih dicari ? " tanya Zayn heran.
" Iya. Kenapa ? Kamu mau ketawa ? Silakan ! " sewot Rania sambil melengos.
" Kalau begitu, tidak perlu mencarinya lagi. Karena calon suami kamu sudah ada di hadapan kamu " ucap Zayn sambil menggenggam tangan Rania.
" Zayn, jangan bercanda ! " lirih Rania.
" Aku serius Rania. Sejak pertama melihatmu, aku yakin kalau tidak ada wanita yang akan menjadi istriku, selain kamu ! " tegas Zayn.
" Zayn... "
" Aku tidak ingin penolakan " ucap Zayn lagi.
" Zayn, kita baru kenal beberapa hari. Ya, harus aku akui, aku tertarik padamu. Tapi, aku ragu apakah aku mencintaimu. Lagi pula mana mungkin kita bisa menikah tanpa ada cinta dalam pernikahan kita. Zayn, bagiku pernikahan itu bukan permainan yang ketika kita ingin kita lakukan dan jika kita bosan kita akhiri " tutur Rania.
" Aku mencintaimu, Rania ! "
" Zayn... "
" Aku mencintaimu ! "
" Z..."
" Aku mencintaimu, Rania ! Aku akan membuatmu jatuh cinta padaku. Dalam 72 jam, kau pasti akan mencintaiku. Dan setelah itu, kita bisa menikah " ucap Zayn meyakinkan Rania.
Rania seolah kehabisan kata-kata, saat Zayn terus menyatakan perasaannya. Ia hanya bisa menghela nafasnya dalam-dalam.
" Zayn... Apa kau tahu mengapa, aku bisa berada disini ? " tanya Rania pada akhirnya.
Mereka berdua kini duduk sambil menghadap air mancur yang tengah meliuk-liuk, menari dengan indahnya ditambah cahaya lampu warna-warni yang semakin menambah indah pesonanya.
Zayn menatap wajah Rania dengan lekat.
" Aku melarikan diri dari pernikahanku " Rania menjawab pertanyaan yang dilontarkannya sendiri.
Kening Zayn berkerut, pertanda dia tidak mengerti dengan maksud ucapan dari Rania.
Rania menghembus nafasnya perlahan.
" Seharusnya, lusa adalah hari pernikahanku. Aku melarikan diri karena aku sama sekali tidak mencintai calon suamiku. Kami memang sudah lama saling mengenal, dia pria yang baik, tampan, keturunan bangsawan dan dia juga sangat menyayangiku " jelas Rania.
" Lalu mengapa kau pergi ? " tanya Zayn penasaran.
" Karena aku tidak mencintainya dan aku juga tahu dia tidak mencintaiku. Perasaanku kepadanya hanyalah perasaan seorang adik kepada kakaknya. Dan apa kau tahu ? Dia juga yang memberikan pencerahan supaya aku memperjuangkan perasaanku " jawab Rania.
" Dengan membiarkanmu pergi ? " selidik Zayn lagi.
" Ya " jawabku singkat.
" Aneh ! " celetuk Zayn.
" Tidak ada yang aneh, Zayn. Aku tahu dia seperti itu karena dia pun memperjuangkan perasaannya. Sebenarnya dia mencintai kakakku, dan rencana perjodohan itu memang ditujukan untuk mereka. Hanya saja, kakakku pikir karena kedekatan antara aku dan dia. Kakakku justru menjodohkan aku dengannya " jelasku.
" Kakakmu tidak bertanya bagaimana perasaanmu ? " tanya Zayn.
Rania menggeleng.
" Mungkin karena kakakku pikir, kedekatan kami sudah mencerminkan perasaan kami " jawab Rania.
" Bagaimana bisa begitu ? Menyimpulkan karena asumsi sendiri. Apa kakakmu itu bodoh ? " gerutu Zayn kesal sendiri.
" Ish, bisa-bisanya kau mengatakan kakakku bodoh. Kakakku itu, kakak paling baik di dunia. Sejak orang tua kami meningal, dialah yang selalu mengutamakan kebahagiaanku. Mungkin karena itu, dia jadi abai dengan perasaannya sendiri " jelas Rania. Tatapannya terlihat sendu.
" Sudah, sudah... Lebih baik kau doakan saja agar kakakmu itu mendapatkan kebahagiaannya " ucap Zayn menenangkan Rania.
Rania menganggukkan kepalanya.
" Sebagaimana diriku juga akan selalu membahagiakanmu " tambah Zayn lagi.
" Zayn... Cukup ... "
" Sstt " Zayn meletakkan telunjuknya di depan bibir Rania.
" Rania, ijinkan saja aku membuatmu jatuh cinta padaku. 72 jam saja Rania, aku yakin bisa membuatmu mencintaiku ! "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Mr.VANO
pangeran dah kebelet kawin,,,baru kenal dah mau nikah aja,,.
2024-06-14
0
Mbah Edhok
melangkah dengan hati...
2024-02-17
1
Titin Sampita
Sim salabim adakadabra kamu Raina dalam waktu 3X24 jam akan jatuh cinta dari pandangan pertama terus kehati, begitu kira" mantera cinta sang pangeran .....
2023-12-18
4