Bab 3: Kemelut Keluarga Thomson

"Naak... Papa..." Aaron kembali menghela nafas. Percakapan ayah dan anak tersebut belum menemukan titik terang.

“Papa hanya ingin kau berdamai dengan masa lalu. Hidupmu adalah di masa sekarang. Sarah sudah lama meninggalkanmu. Dia tidak menginginkanmu! Papa hanya minta agar kau bisa fokus untuk masa sekarang dan masa mendatang” Pinta Aaron pada akhirnya.

Tidak semudah itu, Pa! Lirih hati Ray.

“... Sebagai pewaris, kau tidak bisa bertindak sembarangan. Terutama berkeliaran sesuka hatimu. Musuh keluarga Thomson ada dimana-mana. Mereka hanya menunggu waktu dan kesempatan untuk bisa melenyapkan Kakek, papa, melenyapkanmu, melenyapkan kita semua! Karena sebuah kecerobohan, tidak bisakah kau berpikir bahwa sewaktu-waktu peluru liar bisa saja menembus kulitmu seperti yang dulu terjadi pada saudaramu Sean?! Demi Tuhan, apa yang menimpa Sean masih terus menghantui papa hingga saat ini” Lanjut Aaron panjang lebar dengan memegang kuat kedua pundak Ray. Mata Aaron berkaca-kaca . Namun perkataan laki-laki paruh baya tersebut malah membuat Ray tersenyum sinis.

Perkataan Aaron sama sekali tidak mencerminkan perbuatannya. Di mata Ray, Aaron hanya memikirkan harta, kekuasaan juga nama baik keluarga. Bagaimana tidak? Hari bulan dan tahun berlalu, namun Aaron sama sekali tidak berniat mencari pembunuh Sean, bahkan kepergian ibu kandung Ray masih menjadi misteri yang belum terpecahkan.

Perginya Sarah secara misterius sudah membuat pemuda 17 tahun itu terlalu banyak menahan luka. Tak lama, luka yang sudah menganga bertambah besar dengan kematian Sean. Orang yang paling dekat dengannya. Ray tidak bisa berkutik. Trauma masa lalu membuatnya sulit berfikir apalagi membuat keputusan.

“Jadi papa harap ini terakhir kalinya kau membuat ulah! Ingat, kerja keras kakek yang sudah di bangun dengan darah dan keringat jangan sampai hancur begitu saja di tanganmu. Juga, jangan sampai sejarah yang menimpa Sean kembali terulang. Papa tidak ingin lagi kehilangan putra papa!” Tegas Aaron.

“Satu lagi. Jangan sampai ada yang mengetahui bahwa kau mencoba kabur mencari Sarah! Ini sungguh tidak lucu!”

"....... "

“Sekarang kembali-lah ke kamarmu!” Tutup Aaron. Pria paruh baya tersebut menghela nafas saat Ray dengan langkah pasti kembali ke kamar nya. Aaron memastikan bahwa Ray patuh dengan apa yang ia katakan.

Buuuuuugghhhhh

Ray memukul samsak tinju yang terletak di sebelah ruang kamarnya dengan keras.

"Tu... Tuan muda... "

"Leo, kau kemana saja?! Aku menyuruhmu untuk menahan mereka! Tapi kau tidak becus melakukan tugasmu!" Sembur Ray pada asisten pribadinya sambil kembali melayangkan tinju ke samsak.

"Maaf tuan muda. Saya sudah mengupayakan semaksimal mungkin. Namun pergerakan para bodyguard yang tuan besar kirim tidak terduga"

"Huh!"

"Tuan muda, tuan muda harus istirahat"

"Leo, apa aku harus berhenti begitu saja? "

Buuuuuugghhhhh

Ray kembali memukul samsak untuk kesekian kalinya. Leo terdiam. Jujur saja ia tidak tau harus memberikan saran apa. Kemelut keluarga Thomson sudah seperti benang merah kusut yang mungkin tidak akan pernah bisa terurai.

"Leo, mengapa kau diam saja?! "

"Sejak awal saya berada di sisi tuan muda. Saya mengerti posisi sulit yang tuan muda jalani. Tapi Saya mohon agar tuan muda kuat dan tidak menyerah! " Sahut Leo. Ray sontak menghentikan tinjunya. Ia menatap Leo yang berdiri tegak tanpa berani menatapnya.

"Apa kau bisa setia padaku sampai akhir? " Tanya Ray pada akhir nya. Leo tersentak.

"Leo, aku sedang menanyaimu! "

"Saya sudah mengikuti tuan muda dari sebelum tuan muda lahir ke dunia. Mengapa tuan muda masih bertanya? " Sahut Leo diplomatis. Ray mengangguk-angguk. Keringat mengucur di sekujur tubuhnya.

Di sisi lain, Aaron memerintah kan para bodyguard untuk memperketat penjagaan terhadap Ray.

“Aaron, aku benar-benar khawatir” Lirih Wina.

“Anak itu sulit sekali diarahkan. Dia sangat keras kepala. Aku tidak bisa membiarkannya!”

“Aku rasa dia tertekan”

“Wina, ini semua demi kebaikannya. Hidup memang keras. Kita tidak bisa memanjakannya...” Sahut Aaron pada wanita yang telah 10 tahun di per-istri nya tersebut.

“Bersiaplah. Kita harus menghadiri rapat keluarga!" Lanjut Aaron. Wina hanya bisa mengangguk.

Tok Tok Tok

Driiiit

Camila membuka kamar Ray dengan membawa baki minuman beserta nya setelah mengetuk pintu beberapa kali. Ray tak terlihat. Masih ada tirai putih yang menjadi pembatas antara kasur dan bagian lain di dalam kamar. Di sana di dekat pintu ada sebuah nakas tempat meletakkan minuman. Camila hendak meletakkannya. Namun rasa penasaran apa Ray berada di dalam sana atau tidak menggerakkannya untuk masuk lebih dalam.

Camila melewati sofa dan meja belajar yang di atasnya terdapat lampu dan beberapa foto. Foto Sarah dan almarhum Sean. Camila sudah hafal tata letak dan benda apa saja yang ada di kamar. Sebab ini bukan pertama kalinya ia masuk ke sana. Camila semakin penasaran, ia semakin ke dalam mendekati kasur yang ditutupi tirai. Foto Ray tengah berkuda tertempel rapi di dinding.

Tampan dan gagah sekali.... Gumam Camila menatap foto tersebut beberapa detik dengan tersenyum.

Perlahan-lahan Camila memindahkan kain tirai putih. Di luar dugaan, ternyata Ray berada di sana. Pemuda tersebut tidur menelungkup. Wajahnya tenggelam dalam bantal. Hanya melihat punggung Ray saja, jantung Camila sudah berdetak tak karuan. Ia hendak keluar namun karena terlalu gugup, kaki gadis tersebut tak sengaja menabrak kursi kayu di samping kasur cukup keras dan kursi tersebut berpindah tempat hingga menimbulkan bunyi decitan keras.

Hahhh

Camila terkejut. Ia memejamkan mata tak berani membukanya.

"Leo, kau berisik sekali!! " Hardik Ray pada asisten pribadinya namun pemuda tersebut tak beranjak dan masih di posisinya. Camila yang tersadar langsung berlari ke arah pintu kamar. Ketika ia memegang gagang pintu, di saat bersamaan pintu terbuka. Leo, asisten pribadi Ray masuk ke dalam. Seperti melihat hantu, dengan cepat Camila pergi. Leo mengerutkan keningnya. Ia melihat minuman di atas nakas. Itu pertanda Camila masuk mengantarkan minuman.

Hmh.... Tidak ada yang harus dicurigai. Gumam Leo masuk menemui Ray.

..................

Mohon dukungannya teman-teman 🌹

IG: @alana.alisha

Terpopuler

Comments

Dewi Maharani

Dewi Maharani

menarik

2023-09-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!