Tuan Muda Dan Putri Mahkota (Crystal Palace)
London, 19 Sept 1928
Di sebuah taman, seorang remaja berusia 17 tahun tengah berlindung di balik semak-semak. Ia bersembunyi dari kejaran tiga bodyguard yang sejak kecil telah membersamainya.
“Tuan Muda… Keluar laah… Tuan Mudaaa!”
Hh Hh Hh
“Tuan Muda tidak ada dimana-dimana!! Bagaimana ini?” Keluh seorang bodyguard yang mengusap peluh dikeningnya.
“Pokoknya kita harus cari sampai ketemu! Kalau Tuan Muda Ray tidak berhasil ditemukan, tamat-lah Riwayat kita! Tuan Besar dan Tuan Agung pasti akan menghukum kita!” Sahut bodyguard lain.
Tuan muda yang diketahui bernama Ray tersebut sengaja kabur dari kediamannya. Saat ini seluruh asisten yang mengawalnya tengah panik. Pasalnya Ray kabur dari rumah secara tiba-tiba.
“Ayo kita cari ke sana!” Tunjuk seorang bodyguard yang disambut anggukkan oleh yang lain. Mereka pun menjauh dari area.
“Huft….” Ray mendengus. Ia melirik ke kanan dan ke kiri. Lalu perlahan berjalan mundur selangkah demi selangkah untuk mewaspadai keberadaan bodyguard lain yang masih mengintainya.
Bruuuukkkk
Ternyata tanpa sengaja Ray menabrak seseorang. Mereka jatuh tersungkur saling berlawanan arah.
Semoga bukan salah satu dari mereka. Semoga bukan. Batinnya. Punggung Ray basah seperti terciprat sesuatu. Ia pun berbalik arah.
Seorang gadis cantik berambut brunette memakai pin Bunga Daisy yang tampak lebih muda darinya tersungkur. Pakaiannya juga kotor terkena tumpahan minuman akibat tabrakan yang baru saja mereka alami.
“Kenapa kau menabrakku?” Hardik Ray. Ia meraba baju belakangnya yang basah. Gadis tersebut bangkit. Ia mengambil tissue dari tas ranselnya.
“Hey, apa kau bisu? Aku sedang bertanya padamu!” Lanjut Ray yang kesal pertanyaannya tidak digubris. Gadis tersebut terus saja membersihkan kotoran pada pakaiannya.
“Kenapa kau….” Raymond hendak melanjutkan pertanyaannya namun gadis dihadapannya malah menyodorkan beberapa lembar tisu.
“Bersihkan punggungmu!” Titahnya santai.
“Hey, Kau belum menjawab pertanyaanku!” Sergah Ray.
“Tidak ada yang perlu dijawab, karena kau yang salah. Bukan aku!” Gadis tersebut menepuk-nepuk tangannya membersihkan debu yang menyangkut di sana.
“Enak saja! Lihatlah bajuku kotor karena ulahmu! Kau harus minta maaf!” Ray masih tidak mau kalah.
“Kau itu… Kau itu seorang pencuri-kan?” Tuding gadis tersebut tiba-tiba sambil memicingkan matanya.
“A… Apaa?! Mengapa kau mengatakan aku pencuri? Kau menuduh sembarangan!” Sahut Ray tak terima.
“Mana ada pencuri yang mau ngaku! Akui saja!” Gadis tersebut mengeluarkan beberapa lembar Poundsterling dari dompetnya.
“Ini untukmu. Jangan mencuri lagi! Kalau kau terus mencuri, nanti akan menjadi kebiasaan!”
“Hah… Ck… Ha.. ha” Ray menggeleng gelagapan. Bisa-bisanya putra bangsawan dengan harta kekayaan keluarga yang melimpah sepertinya di tuduh mencuri.
“Kau menuduh sembarang! Kau bisa dihukum! Aku bisa melaporkanmu ke pihak berwenang atas tuduhan pencemaran nama baik!” Ray balik menatapnya tajam.
“Pertama…..” Gadis tersebut mengangkat telunjuknya.
“Pertama kau berpakaian serba hitam. Kalau dilihat-lihat, pakaianmu seperti bukan pakaian mahal. Kedua, walau pakaianmu bukan pakaian mahal, namun bisa-bisanya kau menenteng barang-barang mahal. Dua benda penunjuk arah berlapis berlian, kotak perhiasan juga sejumlah uang. Barang-barang mewah itu berasal darimana kalau bukan kau yang mencurinya?!” Tanya gadis tersebut melirik ke arah barang-barang berceceran yang berasal dari tas Ray.
“Ketiga, kau mengendap-endap dengan berjalan mundur, kau tengah mewaspadai sesuatu. Mungkin kau takut ditangkap oleh pemilik barang!” Gadis itu berbicara dengan memegang dagunya seperti orang berpikir.
“Bagaimana? Analisisku benarkan?!” Todongnya sambil mensedekapkan tangan. Ray menggeleng tak percaya.
“Ck. Itu semua punya ku!”
“Bisa kau jelaskan darimana pelajar seperti mu bisa membawa barang-barang mewah itu?!”
“Kau terlalu banyak bicara! Kalau ku katakan punya ku ya punyakuuu!!” Ray mengeraskan suaranya. Gadis tersebut tercengang. Ia tak percaya Ray membentaknya. Untuk sesaat mereka saling bertatapan. Tak lama, netra Ray kembali menangkap sosok bodyguard yang tengah mencarinya. Ia dengan cepat mencengkram lengan gadis yang ada dihadapannya untuk dibawa menunduk. Mereka kembali bersembunyi. Elena terkejut. Ia tidak pernah sedekat ini dengan Seorang pria. Pun dengan Ray, la menahan nafas gugup saat netra mata mereka bertemu. Elena langsung mengalihkan pandangannya.
“Tadi aku seperti mendengar suara di sini!” Ucap salah satu bodyguard yang mengedarkan pandangan ke sekeliling. Elena yang gugup sedikit bergerak mundur.
Kraak
Suara ranting patah terdengar. Pada bodyguard saling tertatapan.
"Ssstttt" Ray mengisyaratkan agar Elena tidak bersuara. Elena yang terlalu gugup, dengan cepat berdiri.
"Hey kaliaan... Orang yang kalian cari ada di sinii! Dia di siniii! Ke sini lah!!" Teriak Elena di luar dugaan. Teriakan nya menggelegar di penjuru taman.
"K... Kau!!" Ray membelalakkan matanya. Kesal. Para bodyguard dengan cepat menghampiri mereka.
"Hhh... Hhh... Tuan muda... Akhirnya kami menemukan Tuan Muda... Mengapa Tuan muda kabur? Tuan Besar apalagi tuan Agung akan memecat kami kalau Tuan muda bersikap begini!"
"Huh" Ray bersungut. Misi hari ini gagal total. Padahal Ray jarang sekali bisa keluar dengan bebas tanpa pengawalan para bodyguard.
Tu... Tuan... Muda? Elena terkejut. Ternyata Ray bukanlah seorang pencuri seperti yang ia tuduhkan.
"Sekarang kau tau kalau aku bukan pencuri kan?! " Ray menaikkan dagunya ke atas.
"Ti... Tidak. Kau tetap saja mencurigakan!" Sahut Elena menutupi kegugupannya.
"Apa?!"
"Itu salah mu sendiri. Kau membuat orang berpikir yang tidak-tidak tentangmu! Lagipula kabur atau melarikan diri juga bukanlah sikap terpuji!"
"K... kauu!! "
"Nona, sebaiknya kau menjaga sikap mu kepada tuan muda. Kalau tidak kau berada dalam masalah yang besar" Salah seorang bodyguard memberikan peringatan.
"Tuan Muda, mari kita kembali! Angin dingin semakin berhembus kencang! " Mereka membantu Ray memakai coat.
"Aku mau mencari ibu! Kalian semua merusak rencanaku! " Hardik Ray. Perhatian nya teralihkan. Untuk sesaat ia sibuk membenarkan letak coatnya sambil bersungut. Ia akan membuat perhitungan pada gadis yang telah mengacaukan rencananya. Tapi....
Ha? Kemana dia? Ray tersadar dan mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru. Orang yang ia cari sudah tidak berada di tempat.
"Nona tadi sudah melesat ke sana tuan! " Tunjuk bodyguard seperti tau apa yang Ray pikirkan.
"Huh! Tidak seharusnya kalian menemukan ku! " Sembur Ray dengan masih mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Ia benar-benar jengkel. Elena menghancurkan rencananya. Padahal Ray memang sudah menyiapkan semua perbekalan.
"Tuan muda, saya menemukan pin. Sepertinya milik nona muda tadi..."
" Daisy Pin?" Ray mengerutkan keningnya.
" Hanya sebuah pin biasa. Biar saya membuangnya tuan muda! "
" Tidak usah!" Sergah Ray yang langsung menyimpan pin bermotif bunga Daisy tersebut ke dalam saku celananya. Para bodyguard membimbingnya menuju mobil. Angin dingin semakin berhembus kencang.
"Tuan Muda, mengapa Tuan memakai pakaian kusam milik para pekerja? " Tanya salah satu bodyguard.
Pertama kau berpakaian serba hitam. Kalau dilihat-lihat, pakaianmu seperti bukan pakaian mahal.
Ray tersenyum mengingat perkataan Elena~
......................
Mohon dukungannya teman-teman
IG: @alana.alisha 🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
Mrs. Prince 🅰️
wah ada karya baru 👏
2023-09-09
0
Zhao Fei 🌹
@Aurora Queen 👑✨ eh udah up yg baru.. udah baca?
2023-09-09
1