Tak terasa tinggal 1 hari lagi pelaksanaan lamaran Radit dan Tania akan dilakukan,lamaran tersebut rencana awalnya akan dilakukan di ballroom hotel di daerah tempat tinggal Tania,akan tetapi antara Radit dan Tania keduanya tidak menyetujui tentang rencana tersebut.
Sehingga rencana itu harus diubah dan dilaksanakan di rumah ayah Dika,banyak persiapan yang sudah selesai dilakukan baik dari segi pakaian untuk tunangan,makanan bahkan dekorasi ruangannya,semua dilakukan secara detail oleh semua orang yang terlibat.
****
Malam ini Tania tidak dapat tidur,dia benar-benar belum siap dengan semua yang terjadi.Sejak tadi dia hanya berguling-guling di atas kasur bahkan hingga nyaris pukul 23.00 malam,matanya belum terpejam.
"Kenapa aku tidak bisa tidur?bukankah ini sudah menjadi rencanaku dan Radit yang sudah kita sepakati? Aahhh...sebaiknya aku segera tidur,bisa-bisa besok mataku jadi mata panda."
Tania berusaha untuk memejamkan matanya,yang lama kelamaan akhirnya dia terlelap juga.
****
Pagi hari semua orang yang ada di rumah Tania sibuk menata makanan yang akan disajikan di meja makan untuk jamuan tamu dari keluarga juragan Wira.
tok...tok...tok...
"Tania,bangun! Ini MUA nya sudah datang. Lekas buka pintunya?"panggil Bu Santi yang sedang membangunkan anaknya.
"Iya ma," balas Tania sambil mengerjakan matanya yang masih mengantuk.
Kemudian dia segera membuka selimut dan beranjak dari tidurnya menuju ke kamar mandi untuk mandi sebelum dia membuka pintu.
Setelah mandi dan ganti baju dia segera membuka pintu agar ibunya dan orang yang merias dirinya tidak terlalu lama menunggu dirinya.
Kreeek...pintu segera terbuka.
"Lama sekali sayang kamu buka pintunya?"tanya Bu Santi yang heran dengan kelakuan anaknya.
"iya bu,maaf! tadi aku ke kamar mandi dulu sekalian mandi."
"Ya sudah,sekarang kamu siap-siap!"
"Mbak,tolong rias yang bagus anak saya!"
"Siap Bu, laksanakan! Saya jamin mbk Tania akan terlihat cantik nantinya."jawab mbk perias dengan meyakinkan.
"Ok,saya tunggu hasilnya dan jangan sampai mengecewakan."ucap Bu Santi sambil pergi meninggalkan kamar Tania.
Sedangkan mbk yang merias menanggapi dengan senyuman dan menganggukkan kepalanya.
"Mari mbk Tania silahkan duduk di depan meja rias biar langsung saya make up." Mbak perias mempersilahkan Tania untuk duduk karena sedari tadi dia diam berdiri.
"Iya"
" Mbaknya sudah cantik dan ini tinggal dipoles sedikit saya nanti akan terlihat makin cantik. Maaf...ya mbk! Saya ijin merias wajahnya!" kata mbak yang sedang merias wajah Tania.
Tania hanya tersenyum saja menanggapi perkataan dari Mbak perias.
****
Waktu sudah menunjukkan pukul 09.00 pagi,aAyah Dika dan Bu Santi yang sudah rapi bersiap-siap untuk menyebut kedatangan dari juragan Wira sekeluarga.
Dua mobil beriringan masuk ke dalam halaman rumah Ayah Dika,tidak lama kemudian turunlah juragan Wira beserta istrinya Bu Ningsih yang sedang mengipasi tubuhnya dengan kipas,sedangkan di mobil lainnya yang berada dibelakang mobil juragan Wira turunlah Radit dan adiknya Rani beserta keluarga yang lain.
Setelah semuanya turun dari mobil,mereka lalu berjalan ke dalam rumah Ayah Dika yang sudah dari tadi menunggu kedatangan mereka.
"Assalamualaikum,"
" Waalikumsalam,selamat datang juragan Wira dan Bu Ningsih,"sambut Ayah Dika dan Bu Santi.
Ayah Dika dan juragan Wira bersalaman dan berpelukan sambil tersenyum ceria,lain halnya dengan Bu Santi saat akan bersalaman dengan Bu Ningsih malah beliau mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakkan dari Bu Ningsih yang berjalan mendahuluinya lainnya tanpa bersalaman terlebih dahulu. Tampak raut wajah Bu Santi kecewa dengan sikap yang ditunjukkan oleh Bu Ningsih.
"Dasar orang sombong!" bathin Bu Santi.
Setelah mereka semua duduk ditempat yang sudah disediakan,lalu ayah Dika berbisik pada istrinya untuk segera memanggil Tania yang masih berada di dalam kamar, kemudian Bu Santi beranjak pergi untuk menjemput Tania.
"Tania,apa kamu sudah siap?"
"Sudah Bu,"
"Kalau begitu ayo kita keluar karena Radit dan keluarganya sudah menunggu."
"iya Bu" tak lupa Tania berjalan menggandeng lengan ibunya. Tapi sebelum beranjak pergi Bu Santi berkata pada Mbak perias,"Terima kasih mbak sudah merias dengan baik,saya pun puas dengan hasilnya,untuk pembayarannya saya akan transfer ke rekening kamu seperti biasanya setelah acara selesai."
"Iya Bu Santi,terima kasih banyak dan sekali lagi terima kasih karena sudah menjadi langganan saya dan puas dengan jasa saya." jawab Mbak perias dengan lega karena pelanggannya selalu puas. Bu Santi lalu tersenyum dan kembali berjalan keluar mendampingi putrinya.
Sesampainya di sana Tania segera duduk diantara kedua orang tuanya yang berhadapan langsung dengan keluarga Radit.
Di sebrang sana Radit yang melihat kedatangan Tania yang digandeng oleh ibunya,begitu terpukau dengan kecantikan yang dimiliki oleh Tania melebihi Amel kekasihnya,akan tetapi Radit menepis itu semua dengan menggelengkan kepalanya pelan agar semua orang tidak mengetahui tentang apa yang telah dia lakukan,sayangnya sang adik mengetahui itu semua karena sedari tadi dia memperhatikan gerakan kepala dari kakaknya yang membuat dia mengernyitkan dahinya sebab merasa heran.
"Kak,apa yang sedang kakak pikirkan?sampai-sampai menggelengkan kepala?" tanya Rani yang penasaran.
"Sssuuuuutttt...diam! Ini bukan waktunya untuk bertanya!" Radit menaruh jari telunjuknya di depan mulut untuk mengingatkan adiknya karena acara inti sudah mau dimulai. Rani yang mendapat peringatan dari kakaknya langsung mencebikkan mulutnya lalu dia langsung diam mengikuti kembali rangkaian acaranya.
Setelah semua diam kemudian juragan Wira memulai untuk berbicara dan mengutarakan tujuannya datang ke rumah Ayah Dika.
"Assalamualaikum wr.wb."
"Waalikumsalam wr.wb." balas semua yang hadir.
"Ucapan terima kasih kami kepada keluarga dari keluarga Bapak Dika yang sudah menyambut kamu dengan sangat baik dan kedatangan saya kemari bersama keluarga bermaksud untuk mengutakaran tujuan dari anak kami Radit untuk meminang Tania menjadi pendamping hidupnya,"
"Silahkan Radit katakan apa maksud dan tujuan kamu kesini?"
"Iya pa,terima kasih sudah diberi kesempatan untuk berbicara." Radit yang diam sejenak sambil menarik nafasnya pelan lalu dia melanjutkan ucapannya yang terhenti sebentar.
"Bismillahirrahmanirrahim,saya Raditya Wiratama bermaksud ingin meminang putri Bapak Dika dan Bu Santi untuk menjadi istri dan pendamping hidup saya serta ibu dari anak-anak saya kelak,semoga niat baik saya melamar putri anda diterima denga tangan terbuka,terima kasih." ucap Radit gemetar.
" Untuk menjawab permintaan dari nak Radit semua saya serahkan kepada Tania karena dia yang menjalani rumah tangganya,bukan saya atau pun ibunya." jawab Ayah Dika.
"Bagaimana Tania,apakah kamu menerima dan bersedia untuk menjadi pendamping hidup nak Radit?" tanya Ayah Dika.
"Iya yah,aku menerima dan bersedia."jawab Tania menunduk malu.
"Alhamdulillah." ucap semua serempak.
"Ayo Radit sematkan cincinnya ke jari manis Tania sebagai tanda kamu telah mengikat Tania dan sebelum kalian menikah."
"Iya pah!" Raditpun maju ke depan dan diikuti dengan Tania yang juga maju ke depan,mereka berdua saling berhadapan selanjutnya Radit menyematkan cincin yang sudah bawa dari rumah begitupun sebaliknya Tania juga melakukan hal yang sama dengan menyematkan cincin ke jari tangan Radit.
Prok..prok...prok...prok
Gemuruh tepuk tangan dari semuanya yang tidak lupa disertai dengan ucapan selamat kepada keduanya sambil tersenyum dengan ceria. Lain halnya dengan Bu Ningsih sedari tadi beliau diam saja serta tidak ada raut wajah senang darinya karena sejak awal beliau tidak menyetujui hubungan tersebut.
"Selamat ya atas pertunangannya."
"Iya terima kasih."
Semua yang hadir bergantian menyalami Radit dan Tania,keduanya menyambut uluran tangan dengan senyuman.
****
Malam hari selesai acara,Radit terlihat lelah dan begitu gelisah sehingga dia tidak bisa memejamkan matanya,sedari tadi dia sedang memikirkan Amel kekasihnya karena sudah seminggu ponsel milik Radit dinonaktifkan agar Amel tidak bisa menghubunginya.
Tanpa berfikir panjang Radit meraih ponselnya yang ditaruh di atas nakas,dia bangun dan duduk sambil menyenderkan kepalanya pada dasboard kamar.
Kemudian Dian segera mengaktifkan kembali ponselnya yang mati,setelah menyala banyak sekali notifikasi yang masuk tanpa henti. Saat melihatnya dia tahu bahwa itu semua berasal dari Amel kekasihnya yang kelimpungan menghubunginya karena tidak ada kabar sama sekali darinya.
Radit langsung menghubungi amel,sekali telp belum diangkat tapi setelah 3 kali barulah Amel menjawab telp dari Radit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments