"Bagaimana pertemuanmu dengan Radit?"tanya Ayah Dika
"Hmmm...biasa saja dan sangat melelahkan,"jawab Tania malas sembari ia duduk di sebelah Ibunya
"Lantas apa keputusan kalian berdua?"tanya Ayah lagi karena penasaran dengan hasil pertemuan tadi.
Tania menghela nafas dan tersenyum,bukannya menjawab malah bertanya balik pada Ayahnya."Ayah,mau tahu aja atau mau tahu banget?"
"Taniaaa....jangan begitu nak,ayah bertanya sama kamu jadi jawablah! karena sejak dari tadi kami ingin mengetahui dan mendengarkan keputusan kalian,"kata Bu Santi geram terhadap putrinya yang tidak serius berbicara.
"Oleh karena itu,kami menunggumu sejak tadi."lanjut Bu Santi.
"Kami setuju untuk menikah."
"Benarkah?"tanya ibu sangat antusias.
"Eits...tapi ada syaratnya."
"Kenapa harus ada syaratnya sayang?"tanya ibu dengan kecewa.Dengan tegas Ayah langsung bertanya,"Lalu apa syarat yang harus kami penuhi agar kamu dan Radit bisa menikah?"
"syaratnya sangat mudah sekali ayah,pertama kami ingin menikah secara agama saja dan sederhana,artinya yang hadir hanya keluarga dekat dan kerabat saja jadi tidak akan ada pesta yang mewah sama sekali. Kedua pernikahan kami harus dirahasiakan artinya tidak boleh dipublikasikan ke semua orang dan yang terakhir setelah menikah kami ingin tinggal di rumah kami sendiri."
"Apakah itu keinginan kalian berdua atau jangan jangan itu hanya akal-akalan mu saja Tania,agar kamu tidak jadi dijodohkan?"tanya Ayah Dika
Ayah Dika dan Bu Santi benar-benar kecewa atas keputusan yang diambil oleh Tania dan Radit.
"Tidak yah, keputusan ini murni atas keinginan kami berdua."jawab Tania meyakinkan kedua orang tuanya.
Ayah Dika melihat ke mata putrinya, apakah ada kebohongan dari ucapan putrinya tersebut,tapi dia tidak melihat itu semua.
Sehingga untuk memastikannya,akhirnya Ayah Dika memutuskan untuk menghubungi juragan Wira untuk meyakinkan bahwa apa yang dikatakan oleh Tania memang benar adanya."Tunggu sebentar Ayah akan menghubungi juragan Wira dulu."
Tut...tut...
"Assalamualaikum,Selamat malam Pak Wira."
"......."
"Maaf, mengganggu waktu Anda,karena saya hanya memastikan ucapan dari putri saya Tania,apakah itu benar?"
"......"
"Oh,tentu saja saya setuju lebih cepat lebih baik,karena sesuatu yang baik tidak boleh ditunda.kalau begitu saya akan mempersiapkannya,terimakasih... Assalamualaikum."
"....."
Ayah Dika memutuskan teleponnya,lalu ia melihat ke arah putrinya dan berkata,"Ayah setuju dengan permintaanmu,tapi kamu harus tetap menuruti apa yang Ayah katakan, sekarang pergilah tidur,sudah malam!"
"Baik yah, selamat malam yah Bu,"dengan langkah ceria Tania berjalan menuju kamarnya.
****
Sedangkan di kediaman juragan Wira,Radit baru saja sampai rumah setelah mengantar Tania pulang ke rumahnya.
"Assalamualaikum,belum tidur pa?"sambil mencium tangan papanya.
"Waalikumsalam,belum...kamu baru pulang?"tanya papa Wira.
"Iya pa,setelah mengantar Tania,aku langsung pulang,mama mana pa?"tanya Radit karena ia tidak melihat keberadaan mamanya.
"Mama di kamar,baru saja masuk karena terlalu lama menunggumu."
"Owh."
"gimana makan malamnya tadi,lancar?"
Radit mengangguk,"Iya,pa"
"Lalu apa keputusanmu?Awas jangan sampai kamu mengecewakan papa!"ancam papa Wira.
"Aku menerima perjodohan itu pa dan setuju untuk menikah dengan Tania,tapi..."Radit belum melanjutkan ucapannya karena dia terlalu khawatir dengan amarah papanya,jadi dia harus hati-hati saat mengutarakannya.
"Tapi apa?"papa Wira memasang wajah penasarannya.
Radit menghela nafasnya pelan sebelum melanjutkan perkataannya.
"Begini pa,antara aku dan Tania mempunyai beberapa syarat untuk papa dan ayahnya Tania."
"Apa itu?"potong papa Wira.
"Ehmmm... pertama kami hanya akan menikah secara agama dan sederhana saja pa,sedangkan nanti hanya dihadiri oleh keluarga dan kerabat dekat saja juga tidak akan ada resepsi pernikahan,pernikahan ini pun jgan dipublikasikan serta setelah menikah kami akan tinggal di rumah sendiri."Radit memulai mengungkapkan keinginannya dengan pelan-pelan agar papanya tidak marah dan memahami keputusannya.
Papa Wira diam sejenak dan berpikir,beliau sedang menelaah permintaan dari putranya sebelum menyetujuinya,lalu beliaupun bertanya,"Apakah ini benar-benar murni dari keinginan kalian berdua?"
"Iya pah"jawab Radit
"Sebenarnya papa kecewa dan menyesali apa yang telah kalian putuskan,apa kamu sudah memikirkan dampak yang kalian lakukan?"
"Sudah pah,dan itu benar-benar keinginan dari kami."
Papa Wira beranjak dari duduknya kemudian beliau berjalan menuju kamarnya,tapi sebelum melanjutkannya beliau berbalik," Suatu saat kamu jangan pernah menyesal dengan keputusan kalian,asal kamu tahu Tania masih labil,dia belum dewasa sepenuhnya dan kamu jangan pernah mengikuti apa yang dia inginkan, paham!"
"Iya pah, Radit paham,"jawab Radit lirih
"Oh ya,apa kamu sudah mengakhiri hubunganmu dengan kekasihmu itu?"papa Wira bertanya pada putranya.
"Belum pah maaf,aku belum melakukannya,"jawab Radit ragu-ragu.
"Segera akhiri hubunganmu! Atau kalau tidak....papa yang akan bertindak!"ancam papa Wira.
"Kamu tahu kan bahwa sejak awal papa tidak akan merestui hubunganmu dengan kekasihmu,segera lakukan sebelum semua diluar kendali,"perintah papa Wira.
Kemudian beliau berbalik dan melanjutkan langkahnya menuju ke kamar.
"Baik pah,kan segera aku lakukan"
Radit diam dan termenung dengan apa yang di ucapkan papanya,dia terngiang-ngiang perkataan dari papanya,"Apa benar keputusan ini,"ucap Radit dalam hati
Radit mengacak-acak rambutnya sendiri,dia benar-benar bingung,disatu sisi ada Amel kekasih yang sangat dicintainya dan dia takut akan menyakiti perasaan pujaan hatinya tapi disisi lain ada orang tuanya yang sangat Dian sayangi karena diapun tidak mau mengecewakan keinginan papanya.
Radit berbaring di atas sofa dengan meletakkan kedua tangannya di belakang kepala sambil menatap ke atas,lama kelamaan diapun memejamkan matanya dengan memikirkan masalah yang dia hadapi.
Begitu rumit untuk diselesaikan,berbeda dengan pekerjaan yang dia geluti setiap hari,karena belum menemukan jawaban atas apa yang dia pikirkan,rasa kantuk sudah menyerangnya lu diapun tertidur di sofa.
****
Di dalam kamar,setelah membuka pintu papa Wira menerima telepon dari calon besannya,yaitu ayah Dika.
kriiiing... kriiiing....
"Hallo"
"......"
"Waalikumsalam,iya selamat malam pak Dika,"
"......"
"Iya itu memang benar dan Radit sudah mengatakannya,kita menyetujui saja keinginan mereka,dan juga dalam waktu 1 Minggu ke depan kita akan mengadakan pertunangan antara Radit dan Tania.Apa pak Dika bersedia?"
"....."
"Waalikumsalam pak Dika"
Papa Wira meletakkan hpnya di atas nakas sambil tersenyum,lalu dia membaringkan tubuhnya di tempat tidur sambil melihat istrinya yang sudah terlelap tidur, kemudian dia pun ikut terlelap juga.
****
Keesokan harinya,saat sarapan pagi di rumah Tania.
"Semalam juragan Wira mengatakan bahwa pertunangan kalian akan diadakan satu Minggu lagi,"Ayah Dika mulai berbicara.
Uhuk...uhuk...
Tania tersedak makanan saat mendengar ayahnya bicara,lalu ibunya menyodorkan gelas air minum kepada anaknya,dengan segera Tania menerima gelas tersebut dan meminumnya.
Tania yang masih Terengah-engah dia bertanya kepada sang ayah,"Kenapa secepat itu yah? Taniapun juga belum sepenuhnya mengenal Radit,"
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Kuririn
Gemes banget sih!
2023-09-10
3