Merasa kesal tidak menemukan keberadaan Carine, akhirnya Orlando memutuskan untuk ke tempat balapan liar. Kali ini balapannya tidak lagi dengan motor, tetapi dengan mobil.
Dan taruhannya kali ini bukan lagi dengan uang melainkan dengan mobilnya sendiri. Dan seperti biasa, Orlando yang mudah sekali menyukai tubuh wanita pastinya menginginkan kekasih dari lawannya untuk menjadi taruhannya.
Tentu saja siapa yang mau menolak pesona seorang Orlando yang kaya, tampan dan pemilik beberapa perusahaan besar di hampir setiap kota besar Amerika.
"Aku menginginkan wanitamu," pinta Orlando.
"Bagaimana dengan wanitamu?" tanya Gerrard.
"Ini masih pertandingan. Belum tentu aku menang bukan?" tanya Orlando.
"Baiklah. Jika kamu menang, kamu boleh mengambil wanitaku," ucap Gerrard.
Orlando menyeringai puas. Iapun masuk ke mobilnya siap untuk melakukan balap. Dalam hitungan ke tiga, sang wasit menembak pistolnya ke atas sebagai tanda pertarungan siap di mulai.
Orlando menginjak pedal gas dengan kecepatan tinggi hanya untuk mengalahkan lawan. Balapan itu di hitung dalam tiga putaran untuk mencapai garis finis.
Di saat yang sama, Carine yang sedang melintas dengan taksi di area balapan liar mengenali mobil milik Orlando.
"Bukankah mobil itu milik Orlando?" gumam Carine dari kejauhan yang merasa tidak salah dengan penglihatannya.
Iapun meminta sang sopir untuk menghentikan taksinya di tempat itu.
"Pak. Saya turun di sini saja!" pinta Carine yang dituruti oleh sopir taksi. Carine yang saat ini berpenampilan menjadi dirinya sendiri, berjalan cepat menuju arena balap untuk memastikan sendiri Orlando mengikuti balap liar itu atau tidak.
Kedatangan Carine di area balap itu tidak begitu digubris oleh teman-temannya Orlando. Mereka tampak asyik menikmati balapan liar itu. Tepa di saat itu, Carine yang sedang berdiri di sisi garis tempat balap itu, melihat mobil Orlando melintas di depannya dan Carine benar-benar merasa syok melihat kecepatan mobil yang bawa Orlando terlalu tinggi.
Sekarang tinggal satu putaran lagi kedua mobil itu akan mencapai finis. Entah mengapa, saat sudah memasuki finis justru mobil milik Orlando tidak bisa berhenti. Rem mobilnya tiba-tiba blong hingga menciptakan kepanikan di wajahnya saat ia menginjak rem yang tak kunjung berhenti.
"Lho...! Kenapa mobil Orlando melaju terus? Bukankah mobil Gerrard sudah mencapai finis?" Heran yang lainnya.
Carine yang merasa tidak beres dengan mobil Orlando mencari motor yang ada di sekitar tempat tongkrongan anak muda itu.
"Maaf. Apakah aku bisa meminjam motormu?" tanya Carine setengah memohon pada pria cupu.
Mata pria itu tidak bisa berkedip saat melihat kecantikan Carine seperti Dewi langit yang baru turun dari surga.
"I...iya nona!" ucap pria cupu itu terbata-bata seraya menyerahkan kunci motor cross miliknya pada Carine yang langsung merebutnya dengan cepat.
"Nanti akan aku kembalikan," ucap Carine seraya menaiki motor itu untuk mengejar mobilnya Orlando.
"Mau apa wanita itu?"
"Siapa dia..?"
"Apakah dia kekasihnya Orlando?"
Tanpa banyak basa-basi, Carine segera menaiki motor cross itu sambil mengenakan helm. Ia segera menyusul mobil Orlando untuk menyematkan Orlando agar kakak tirinya itu tidak mengalami kecelakaan.
Sebagai agen rahasia FBI yang sudah sangat terlatih untuk mengatasi situasi genting dalam kondisi apapun. Dalam sekejap, Carine mampu menyusul mobil Orlando. Dan kini motornya berada tepat di samping mobil Orlando.
"Buka pintu mobilnya...!" teriak Carine berulang kali sambil memberikan bahasa isyarat pada Orlando yang akhirnya mengerti apa yang dipinta Carine padanya.
Orlando mendorong pintu mobilnya dan Carine mengurangi kecepatan motornya lalu kembali menginjak gas dengan kecepatan tinggi hanya untuk menabrak pintu mobil itu agar patah.
"Apakah kamu bisa melompat ke arahku?" tanya Carine berteriak kencang.
"Aku tidak berani," ucap Orlando sambil menggeleng ketakutan.
"Percayalah padaku. Pegang tanganku. Aku tidak akan melepaskanmu," ucap Carine meyakinkan Orlando yang hanya bisa melihat tangan Carine.
"Dalam hitungan ketiga, kamu harus memegang tanganku. Ok...!" pinta Carine. Hanya dengan cara ini, Carine bisa menyelamatkan Orlando.
"Satu..dua...ti...ga...!" pekik Carine yang langsung merentangkan satu tangannya untuk menyambut tangan Orlando yang sudah mengulur ke arahnya agar diraihnya.
Drama penyelamatan itu terlihat sangat menegangkan membuat para penonton yang ada di arena balap liar itu menahan nafas mereka dengan jantung berdegup kencang.
Tangan Carine yang ternyata sangat kuat dan kokoh mampu menarik tubuh Orlando untuk duduk di hadapannya dengan posisi tubuh mereka berhadapan. Carine kembali memegang stang motor untuk mengimbangi laju kendaraan dua roda itu.
Tepuk tangan terdengar riuh dari para penonton yang tidak menyangka, Carine bisa menyelamatkan Orlando yang memeluk erat pinggang ramping Carine.
"Wowww....hebat...!" teriak para penonton bersamaan. Carine menghentikan motor itu agak menjauh dari para penonton. Nafas keduanya ngos-ngosan setelah bisa selamat dari mobil maut itu.
"Terimakasih nona...! Kamu sudah menyelamatkan nyawa saya," ucap Orlando tulus.
"Sama-sama Orlando...!" ucap Carine yang belum sadar saat ini dirinya tidak sedang menyamar.
"Apakah kamu mengenalku?" tanya Orlando heran pada Carine yang sedang membuka helmnya.
"Tentu saja aku mengenalmu, Orlando," ucap Carine tersenyum pada Orlando yang menatapnya intens saat melihat wajah Carine yang sangat cantik bak bidadari.
"Bagaimana mungkin kamu mengenalku sementara aku baru pertama kali berjumpa denganmu? Siapa kamu nona?" cecar Orlando membuat Carine baru ingat kalau dirinya sedang tidak menyamar.
"Sial....! Kenapa aku bisa lupa akan penyamaranku?" sesal Carine sambil memikirkan alasan lain untuk menutupi kebodohannya.
"Bukankah kamu adalah seorang CEO pemilik perusahaan Ocean group? Siapa yang tidak mengenal anda, tuan," ucap Carine seraya berdiri untuk kembali ke motornya setelah lama beristirahat untuk menenangkan diri dari penyelamatan maut.
"Astaga, aku lupa. Maafkan aku. Kalau begitu boleh kita berkenalan, nona? Siapa namamu?" tanya Orlando.
"Aku...?" Carine menunjuk dirinya sendiri dengan perasaan bingung untuk berkenalan dengan Orlando.
"Namaku....hmm..?"
Carine belum sempat menjawab, tiba-tiba terdengar sirine mobil polisi yang datang berbondong-bondong untuk menangkap para peserta balapan liar.
"Sorry. Sampai jumpa lagi. Aku harus pergi," ucap Carine seraya menaiki motornya dan kabur dari area balapan liar itu.
"Hei... tunggu aku...!" pekik Orlando yang ingin ikut kabur bersama Carine namun gadis itu mengabaikannya.
"Syukurlah. Aku bisa selamat dari kejaran polisi," ucap Carine yang sudah berhasil kabur dari Orlando juga.
Carine menepikan motor pinjaman itu di pinggir jalan dan di letakkan begitu saja di pinggir jalan. Ia langsung menyetop taksi untuk mengantarnya pulang ke mansion milik Franco.
Sementara itu, Orlando dan teman-temannya berhasil di amankan oleh polisi dan di gelandang ke kantor polisi.
"Sial...! Aku belum sempat mengetahui siapa nama gadis cantik itu gara-gara polisi berengsek itu," umpat Orlando geram.
Tiba di mansion, semuanya nampak terlihat sepi karena saat ini sudah larut malam. Carine berjalan pelan menuju kamarnya agar tidak menganggu keluarganya. Carine mengunci pintu kamarnya lalu masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya agar bisa tidur dengan nyaman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
suti markonah
aku heran thorr..dirimu itu dpt ide² dari mana?.ada aja alur cerita berbeda beda tp ga pernah muter²..bisa aja gitu..apa ga pusing thorr~
2023-09-11
4
Wacem Farhan
ho ho ho ..ada yg penasaran
2023-09-11
1
Dewi Anggya
cuma penasaran klo pas tau itu si cupu adek tirinya 🤭🤭
2023-09-11
1