Dengan perasaan lega, Reno keluar dari ruangan pak Wiraguna. Setelah mengajukan pinjaman kepada atasannya itu, Akhirnya dia berhasil mendapatkan uang untuk membelikan perhiasan mama mertuanya.
Sementara itu, Melly yang penasaran, langsung menelpon Reno, untuk memastikan apakah Reno berhasil mendapatkan uang yang dia butuhkan atau tidak.
"Halo mas, gimana? dapat gak uangnya. harus hari ini lho mas, sebab besok mama sudah harus pulang, soalnya acaranya sudah mepet," tanya Melly sambil melirik mamanya yang ikut mendengarkan pembicaraan mereka.
"Iya, aku sudah dapat uangnya," jawab Reno.
"Baguslah kalau gitu, berarti nanti mas Reno pulang cepat ya. Soalnya aku mau langsung belanjain uangnya sama mama,"
"Memangnya kamu gak ke lokasi senam?"
"Gampang, nanti aku kasih tau ibu-ibu untuk hari ini libur dulu,"
"Itu buktinya bisa kamu libur, kenapa kalau aku yang suruh kamu gak pernah nurut," gerutu Reno.
"Apa sih mas, ini kan beda mas. Ini urusan penting, mendesak lagi. Kasian kan mama kalau gak ditemani, bisa-bisa dia ilang di kota seramai ini. Udah ah, aku mau latihan senam lagi nih, jangan lupa pulang cepat ya," ucap Melly yang langsung menutup telponnya.
Selesai menutup telponnya, Melly dan mamanya pun tersenyum puas. Namun melihat sikap anaknya, mama Lusi merasa sedikit iba dengan menantunya, Reno.
"Apa sikap kamu gak terlalu berlebihan Mel sama Reno, kasian kan dia, udah capek kerja. Berilah perhatian sedikit sama dia," mama Lusi mencoba menasehati Melly.
"Bisa, Melly bisa ma kasih perhatian sama mas reno, kalau gaji nya tiga kali lipat dari gajinya yang sekarang. Pokoknya, sebelum dia bisa membahagiakan Melly dan menuruti semua keinginan Melly seperti teman-teman Melly, Melly gak akan perduli sama dia. Melly capek ma, selalu kalah saing sama teman-teman Melly, Melly malu. Teman-teman Melly semua sudah pada beli mobil, tinggal Melly sendiri yang belum. Melly benci sama mas Reno, dia selalu cuek kalau urusan seperti itu, dia gak pernah bisa mengerti perasaan Melly, Melly nyesel nikah sama mas Reno, Melly pikir dia dulu bisa membahagiakan Melly dengan gelar sarjana S2 nya, tapi ternyata kerjanya cuma jadi karyawan biasa, dengan gaji yang sangat kecil, yang jauh dari kata cukup, apalagi bisa memenuhi semua kebutuhan Melly. Melly capek ma, Melly benar-benar capek," gerutu Melly dengan wajah yang sangat kesal dan perasaan penuh penyesalan.
"Iya sayang, mama ngerti gimana perasaan kamu. Iya, ini memang salah Reno, harusnya dia tau bagaimana cara membahagiakan istri. Mama juga kecewa sama Reno," jawab mama Lusi yang ternyata mendukung sikap putrinya.
*
Sorenya, Reno buru-buru menyelesaikan pekerjaannya dan meminta izin untuk pulang lebih awal. Tanpa peringatan apapun, pak Wiraguna selaku atasan Reno, langsung memberikan izin pada karyawan kesayangannya itu.
Sesampainya di rumah, Melly dan mamanya ternyata sudah menunggu kedatangan Reno. Mereka sudah bersiap-siap untuk pergi membeli perhiasan mama Lusi.
Setelah Reno memberikan uangnya, mereka pun langsung berangkat ke toko perhiasan. Namun sebelumnya, Reno berpesan pada Melly untuk tidak menghabiskan uangnya, karena Reno sengaja meminjam lebih, untuk dipakai belanja kebutuhan sehari-hari.
"Iya-iya, mas Reno tenang aja, aku gak akan habisin uangnya. Ya udah, aku berangkat ya," ucap Melly yang langsung bergegas keluar dengan mamanya.
*
Setelah membeli perhiasan, Melly mengajak mamanya pergi berbelanja ke sebuah mall. Sepertinya Melly tidak perduli dengan pesan suaminya, yang melarangnya menghabiskan uangnya dan menyimpannya untuk belanja kebutuhan sehari-hari.
"Melly, mau ngapain kita ke sini?" tanya mama Lusi.
"kok ngapain sih ma, ya belanja dong ma..."
"Tapi kan Reno bilang.."
"Alah.. gak usah dengerin mas Reno ma, Kapan lagi kita shoping, mumpung ada uang banyak nih. Emang Mama gak pengen beli baju untuk acara nanti?" tanya Melly, yang membuat senyum mama Lusi langsung mengembang.
"Pengen dong Mel, pasti mama terlihat paling sempurna deh di acara nanti. Perhiasan baru, baju baru, seneng banget mama Mel," ucap mama Lusi dengan girang.
"Ya udah, tunggu apa lagi. Mama pilih aja baju yang mama suka,"
"Iya-iya sayang, iya," jawab mama Lusi yang langsung mulai memilih-milih baju yang dia sukai.
Setelah mendapatkan semua barang yang mereka butuhkan, Melly dan mamanya pun menuju ke kasir untuk melakukan transaksi pembayaran. Namun setelah ditotal, ternyata uang mereka tidak cukup untuk membayar semua barang yang mereka ambil. Melly pun terlihat sangat panik dan malu.
"Duh, gimana nih ma, uangnya gak cukup ma. Mama beli apa aja sih kok sampai uang kita gak cukup?" gerutu Melly yang menyalahkan sang mama.
"Loh, kan kamu sendiri tadi yang bilang, pilih aja baju yang mama suka. Kok sekarang jadi nyalahin mama. Gimana sih," jawab mama Lusi yang balik kesal dengan Melly.
"Iya ma, tapi ya gak sebanyak ini juga kali ma. Emang bisa, mama pakai baju sebanyak ini dalam sehari. Bolak-balik pulang pergi acara cuma untuk ganti baju gitu? yang ada mama justru jadi omongan orang satu kampung, bukannya dipuji, digunjing iya," gerutu Melly lagi pada sang mama.
"Ya terus kita harus gimana dong?" tanya mama Lusi yang juga ikut bingung, karena dia justru tidak membawa uang sepeserpun.
"Gak tau ma, Melly bingung nih ma," jawab Melly yang semakin terlihat gelisah.
Tidak lama kemudian, datang laki-laki yang juga akan membayar barang belanjaannya. Tanpa sengaja, laki-laki itu melihat ke arah Melly.
"Melly? kamu Melly kan?" tanya laki-laki itu yang sepertinya kenal dengan Melly.
"Alex kan? iya aku Melly. Apa kabar, kamu tinggal di Jakarta juga?" tanya Melly yang ternyata juga kenal dengan laki-laki itu.
"Kabar baik, iya aku tinggal disini juga. Kamu baik juga kan? kamu beda ya sekarang, kamu terlihat lebih cantik," puji Alex, yang membuat Melly sedikit salah tingkah.
"Ah, kamu bisa aja. Kabar aku baik juga. Oh ya, kenalin ini mamaku. Ma ini Alex, teman sekolah Melly dulu.
"Tante, saya Alex teman sekolahnya Melly,"
"Ya.. ya.. saya mamanya Melly,"
"Jadi gimana ni bu?" Tanya sang kasir pada Melly, yang dari tadi menunggu uang pembayarannya.
Belum sempat Melly menjawab, Alex menyela lebih dulu.
"Ada apa ini Mel?" tanya Alex.
"E.. ini, uang ku gak cukup untuk membayar belanjaan ku sama mama. Gak banyak sih kurangnya, tapi ya tetap saja harus dibayar,"
"Oh.. gitu. Ya udah, simpan saja uangmu, biar semua aku yang bayar," ucap Alex yang membuat Melly terperangah.
"Apa? kamu mau bayarin semua. Jangan bercanda kamu Lex,"
"Siapa yang bercanda. Mbak, jadi berapa total punya mbak ini, biar semua aku yang bayar," ucap Alex pada sang kasir.
Setelah membayar semuanya, Alex menatap Melly yang masih terpaku diam, seolah tidak percaya, Alex mau membayari barang belanjaannya yang tidak sedikit itu.
"Terimakasih lho nak Alex, sudah banyak membantu kami. Kalau tidak ada nak Alex, pasti tante dan Melly masing kebingungan disini. Sekali lagi terimakasih ya nak. Mel, bilang terimakasih dong sama nak Alex," ucap mama Lusi sambil menyenggol tubuh Melly, yang membuat Melly terkejut.
"Eh iya, makasih ya Lex. Aku gak tau ni gimana membalas kebaikan kamu. Mana gak sedikit lagi kamu bayarin nya. Jadi malu nih, baru ketemu udah ngrepotin," ucap Melly dengan wajah malu.
"Gak pa-pa Mel, aku ikhlas kok. Lagian buat saya itu bukan jumlah yang banyak. Ehmm.. aku gak minta balasan, aku cuma minta nomor telepon mu boleh kan?" tanya Alex.
"Boleh dong, gak masalah," jawab Melly yang langsung memberikan nomor teleponnya.
Setelah itu, mereka pun keluar mall beriringan.
"Kalian bawa kendaraan sendiri? kalau tidak sekalian saya antar," ucap Alex yang tiba-tiba berhenti.
"Gak usah, kami bawa kendaraan sendiri kok," jawab Melly.
"Oh ya sudah, kalau begitu saya duluan ya Mel. Mari Tante," ucap Alex yang langsung menuju ke sebuah mobil mewah berwarna hitam yang tidak jauh dari tempat Melly berdiri. Sehingga terlihat jelas Alex menaiki mobil mewah tersebut.
Melly dan mamanya masih bengong melihat kepergian Alex. Mereka kagum dengan sosok Alex yang sepertinya orang kaya itu.
"Wah Mel, seandainya mama punya menantu seperti Alex, mama pasti sangat bangga Mel," ucap mama Lusi yang masih terus memperhatikan kepergian Alex.
"Emang mama aja, Melly juga pengen kali punya suami kayak Alex. Udah kaya, gak perhitungan lagi, gak kayak mas Reno, udah miskin, pelit lagi. Udah ah ma, yuk pulang," ucap Melly yang bergegas menuju ke tempat parkir motornya dengan wajah kesal, kala membandingkan Reno dengan Alex.
Padahal kenyataannya Reno bukan sosok suami yang pelit, dia hanya mengajari Melly bagaimana cara membelanjakan uang sebaik mungkin, supaya tidak boros dan bisa menyisihkan uang untuk ditabung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
💫ֆɦǟզʊɛɛռǟ🍒⃞⃟🦅👻ᴸᴷ
istri durhaka itu bisa nya ngabisin uang tanpa tahu kesusahan yang dialamin sama suami
2023-11-30
0
💜⃞⃟𝓛 ⏤͟͟͞R𝐙⃝🦜༄༅⃟𝐐ƙׁׅуα
giliran buat shoping aja bisa libur,suami minta waktu aja gk bisa
2023-11-10
1
🍌 ᷢ ͩ🤎ᴰᵉᵈᵉรωεεƭყˡᵉⁿ💋•§¢•
astaga ibuuu.....
2023-10-23
1