Wawan dan Reno mendatangi sebuah tempat karaoke. Mereka memasuki sebuah ruangan dengan cahaya lampu yg sedikit redup berpadu dengan gemerlap lampu disko. Reno duduk di sebuah sofa panjang dengan beberapa cemilan dan minuman dimeja, yang langsung mereka pesan saat memasuki ruangan itu. Reno pun mulai memilih judul lagu yang akan dia nyanyikan. Sementara itu, terlihat Wawan sedang sibuk menelpon seseorang.
"Telpon siapa Wan?" tanya Reno setelah Wawan menutup telponnya.
"Ada lah, nanti juga kamu tau sendiri, kita tunggu saja, bentar lagi mereka sampai," jawab Wawan dengan santainya.
Benar saja, belum selesai Reno menyanyikan satu buah lagu, datang dua orang wanita cantik dengan pakaian seksi, sehingga nampak jelas bentuk tubuh mereka yang putih mulus.
"Hai sayang.. lama nunggu ya?" sapa salah satu wanita itu pada Wawan, sambil mencium kedua pipi Wawan.
Dengan cepat Reno langsung bisa memahami, kalau kedua wanita cantik itu jelas wanita penghibur, yang dipesan Wawan untuk menemani mereka kencan malam ini.
"Ah gak juga, kita juga baru sampai. Oh ya, kenalin ini temanku Reno. Ren, kenalin mereka Tina dan Evi, dua suster cantik yang akan merawat kita," ucap Wawan dengan sedikit candaan.
"Bisa aja kamu sayang," sahut Evi yang ternyata sudah menjadi langganan Wawan.
"Hmm.. kayaknya mas Reno ini pemalu ya?" goda Tina.
"Alah.. awalnya aja dia malu-malu, lama-lama malu-maluin," ejek Wawan.
"Jangan di dengar omongan Wawan yang gak jelas, sama kayak hidupnya, gak jelas," ucap Reno yang langsung bisa berbaur dengan mereka.
"Wah, bisa aja kamu menjatuhkan aku Ren. Jatuh ke pelukan mu maksudnya sayang," ucap Wawan sambil memeluk Evi, yang membuat Reno dan Evi hanya tersenyum.
Malam ini, Reno pun hanyut dalam keseruan bersama Wawan dan dua wanita penghibur itu. Mereka berkaraoke bersama, suasana yang benar-benar bisa membuat Reno lupa dengan semua masalah dan kesedihannya.
Sudah hampir satu jam mereka berkaraoke, terlihat Wawan yang sudah mulai gelisah. Sepertinya dia sudah tidak sabar ingin menghabiskan malam bersama Evi. Dengan menggandeng tangan Evi, Wawan memasuki sebuah kamar yang memang sudah disiapkan untuk pengunjung yang ingin bermalam di tempat itu.
Tinggal lah Reno dan Tina di ruang karaoke, Tina pun mulai mendekati Reno, dengan manja Tina memeluk Reno. Reno tidak menolak, meski dengan tubuhnya yang sedikit gemetar, dia merangkul tubuh Tina. Ini pertama kalinya Reno menyentuh wanita yang bukan istrinya. Sementara itu Tina yang sudah terbiasa dengan pekerjaannya, sudah paham bagaimana membuat pelanggannya nyaman bersamanya.
"Mas Reno?" ucap Tina, sambil menyentuh pipi Reno, lalu menghadapkan wajah Reno ke wajahnya, yang membuat bibir mereka saling berdekatan.
"Ya ada apa?" jawab Reno.
"Tina gak gak cantik ya?" tanya Tina dengan manja.
"Cantik, sangat cantik. Kamu sudah punya suami?" tanya Reno.
"Belum, siapa yang mau dengan wanita penghibur sepertiku," jawab Tina sambil melingkarkan lengannya di leher Reno.
"Gak ingin berhenti?" tanya Reno lagi sambil mulai mencium pipi Tina
"Sudah pernah ku coba, tapi gak bisa. Aku sudah terlanjur mencintai pekerjaanku. Kau tampan mas Reno, pasti istrimu juga sangat cantik?" sepertinya Tina tidak sedang merayu atau sekedar basa-basi, karena memang kenyataannya Reno laki-laki yang lumayan tampan.
"Cantik, tapi dia tidak bisa membahagiakan aku," jawab Reno yang sedikit mengungkapkan kekesalannya.
"Aku bisa membahagiakanmu mas," bisik Tina dengan suara lembut.
Reno tidak berkata-kata lagi, dia langsung ******* bibir seksi Tina. Keduanya pun berciuman mesra. Tina begitu aktif memainkan lidahnya, membuat Reno semakin bersemangat dan agresif, bahkan tangan Reno pun mulai aktif.
"Apa tidak sebaiknya kita ke kamar mas?" tanya Tina yang mulai dibuat gelisah oleh Reno.
"Tidak perlu, disini saja," jawab Reno sambil terus menciumi Tina.
"Mas Reno yakin tidak ingin melakukannya?"
"Entahlah, aku tidak yakin," jawab Reno yang sepertinya masih ragu kalau harus melakukan hubungan intim dengan Tina.
"Baiklah, aku tidak akan memaksamu mas. Lakukan saja apa yang membuatmu nyaman, jangan melakukan sesuatu yang tidak ingin kamu lakukan, karena itu justru akan membuatmu semakin gelisah dan tidak tenang," ucap Tina sambil tersenyum manis.
"Kau sangat cantik Tina, kau juga lembut, aku suka," bisik Reno sambil memeluk erat tubuh Tina.
Malam ini Reno benar-benar merasakan kenyamanan, meski berada di pelukan seorang wanita penghibur. Kelembutan sentuhan dan tutur kata Tina mampu memberikan ketenangan dalam hatinya. Dia pun merasa dihargai sebagai seorang laki-laki.
Mereka berdua kembali mengobrol, dengan posisi Tina yang masih tetap berada di pelukan Reno. Tidak lama kemudian, Wawan dan Evi kembali ke ruang karaoke, yang pastinya dengan wajah Wawan yang terlihat lebih segar dan aura kepuasan yang terlihat jelas diwajahnya. Sementara Evi langsung duduk di sofa sambil merapikan rambut dan make up nya.
"Lho, kalian dari tadi disini?" tanya Wawan.
"Iya, memang kenapa?" jawab Reno.
"Ah, gak seru kamu Ren," ejek Wawan.
"Seru kok, mas Reno seru kok orangnya. Hmm.. bentar ya, kita berdua mau ke toilet," ucap Tina yang langsung beranjak dari tempat duduknya menuju ke toilet bersama Evi.
Wawan kemudian duduk di dekat Reno. Reno pun langsung merogoh dompetnya di saku celananya, lalu mengeluarkan beberapa lembar uang ratusan ribu dan memberikannya pada Wawan.
"Segitu cukup kan?" tanya Reno.
"Ah, tidak usah. Untuk malam ini mereka berdua aku yang bayar. Tapi kalau yang dimeja ini, kamu yang bayar," jawab Wawan sambil menunjuk ke arah beberapa makana dan minuman yang ada di atas meja.
"Oke, gak masalah. Thanks ya," jawab Reno.
"Yo'i bro, tapi gimana? kamu happy gak?" tanya Wawan yang tidak yakin kalau Reno menikmati malam ini.
"Happy, Tina seru orangnya. aku suka caranya memberikan pelayanan. Bahkan kesannya dia tidak seperti wanita penghibur. Seru juga diajak ngobrol," jawab Reno dengan santai.
"Hmm.. jangan bilang kamu jatuh cinta sama dia," ejek Wawan.
"Oh.. tidak wan, aku tidak semudah itu jatuh cinta. Aku hanya sekedar mengaguminya, bukan berarti cinta," jelas Reno yang memang tidak punya perasaan apa-apa pada Tina.
Setelah keluar dari toilet, Evi dan Tina pun pamit pulang lebih dulu. Wawan mengantar mereka sampai diluar sambil memberikan uang tips pada mereka. Sementara diluar, sudah ada yang menunggu mereka, orang yang memang bertugas mengantar jemput mereka.
*
Pagi nya, selesai mandi Reno langsung bersiap-siap berangkat ke kantor. Dia tidak perduli dengan Melly yang juga sudah bangun, tapi masih tetap berbaring di kasur.
"Mas, semalam pulang jam berapa? mas Reno lembur ya? aku telpon kok nomormu gak aktif?" tanya Melly, sedikit curiga
"Iya aku lembur, ponsel sengaja aku matikan, supaya aku bisa fokus kerja," jawab Reno yang jelas berbohong.
"Beneran lembur?" tanya Melly yang masih kurang yakin.
"Iya lah, memangnya kemana?" jawab Reno sedikit sewot.
"Iya-iya percaya. Oh ya mas, mama kesini loh. Biasa, dia minta dibelikan sesuatu,"
"Apa? kalau gak mahal ya belikan saja," jawab Reno dengan santai, karena dia sudah paham dengan sifat mertuanya itu.
Melly masih terdiam, sebenarnya dia sedikit ragu untuk mengatakannya. Karena dia tau, Reno pasti terkejut mendengarnya, karena permintaan mamanya lumayan berat.
"kok diam, memangnya mama minta apa?" tanya Reno penasaran.
"Gelang sama cincin," jawab Melly spontan.
"Apa? gelang sama cincin? uang dari mana Mel? maaf Mel, aku tidak sanggup mengabulkan permintaan mama. Kamu tau sendiri, keadaan keuangan kita saat ini yang menipis, semua itu juga karena kebiasaan kamu yang boros itu. Sehingga kita tidak pernah bisa menabung," gerutu Reno.
"Lho, kok jadi nyalahin Melly sih mas. Emang dasar gaji mas Reno yang kecil, makanya dari dulu kita begini-begini aja, gak ada perubahan. Udah ah, Melly gak mau tau, pokoknya hari ini mas Reno harus bisa dapatin uang untuk beliin perhiasan mama. Kasian dong mas mama, udah jauh-jauh datang kesini," Melly balik menggerutu.
"Iya, tapi dari mana bisa dapat uang secepat itu. Asal kamu ya kalau ngomong,"
"Ya pinjam dong mas, kamu kan punya bos di kantor, tinggal pinjem ribet amat,"
"Tau ah Mel, pusing aku. Aku mau berangkat, sudah siang," ucap Reno yang lalu mengambil tasnya dan langsung keluar.
"Mas! mas Reno! tunggu mas! aku belum selesai bicara!" teriak Melly yang tidak dipedulikan oleh Reno.
Saat keluar kamar, Reno dikejutkan oleh mama mertuanya yang ternyata sudah berdiri di depan pintu kamarnya.
"Mama?" sapa Reno sedikit gugup, dia tau, pastilah mamanya mendengar pembicaraannya dengan Melly didalam kamar.
"Maafkan mama ya Ren, sepertinya mama kesini hanya menyusahkan mu dan Melly. Tidak usah Ren, mama tidak usah dibelikan perhiasan. Mama malu, harusnya mama tidak meminta itu pada kalian, sementara mama tau keadaan ekonomi kalian. Maafkan mama ya Ren," ucap mama Lusi sambil memasang wajah melasnya.
"Sudahlah ma, gak usah minta maaf. Nanti Reno usahakan penuhi permintaan mama, sekarang Reno berangkat dulu ya ma," ucap Reno sambil mencium tangan mama mertuanya itu.
"Sarapan dulu Ren, mama sudah siapin sarapan buat kamu. Melly memang keterlaluan, harusnya dia bangun lebih awal, dasar pemalas. Masalah perhiasan, lupakan saja Ren, beneran mama gak apa-apa kok," ucap mama Lusi.
"Gak pa-pa ma, Reno akan usahakan. Reno pergi dulu ma, maaf sepertinya Reno sudah kesiangan, jadi Reno gak sempat lagi sarapan,"
"Iya, hati-hati Ren,"
"iya ma," jawab Reno yang langsung bergegas pergi.
Setelah Reno pergi, terlihat Melly berdiri di pintu kamarnya sambil memberikan tepuk tangan pada mamanya.
"Hebat akting mama, benar-benar hebat," ucap Melly sambil memberikan acungan jempol pada mamanya. Karena akhirnya Reno mau mengusahakan mencarikan uang untuk membeli perhiasan mamanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Vernon
awalnya sii gemetar, ehh ga lama langsung berani nyosor2 gitu ya reno 🫢
2023-11-30
1
༄༅⃟𝐐༄SN⍟MakMikha ˢ⍣⃟
Anak sama emak g ada yg bener😅
2023-11-20
3
💜⃞⃟𝓛 ⏤͟͟͞R𝐙⃝🦜༄༅⃟𝐐ƙׁׅуα
ibu sama anak sama brengseknya
2023-11-10
2