TERPAKSA KU PULANG MALAM

TERPAKSA KU PULANG MALAM

PART 1

Reno baru saja pulang dari tempat kerja. Dia bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan ternama di Jakarta. Meski telah memiliki penghasilan tetap dan cukup lumayan, namun perekonomian keluarganya tetap tidak ada perkembangan, lantaran kebiasaan sang istri yang boros dan selalu menghambur-hamburkan uang untuk kesenangan pribadinya. Sering kali Reno memperingatkan sang istri, namun sekalipun istrinya tidak pernah menghiraukannya. Yang membuat Reno hanya bisa diam dan berusaha sabar menghadapi sang istri, meski dalam diamnya tersimpan sejuta amarah, kesedihan dan kekecewaan yang berkecamuk di dalam hatinya.

Reno kemudian mengeluarkan kunci rumah dari dalam saku celananya. Dia sengaja membawa kunci rumah sendiri, lantaran istrinya yang bekerja sebagai instruktur senam di komplek tempat tinggalnya, sudah pasti tidak ada di rumah di jam seperti ini.

Dengan tubuh yang terlihat sangat lelah, Reno melangkah masuk ke dalam rumah. Dia meletakkan tasnya di atas meja lalu menghempaskan tubuhnya di sofa, duduk sejenak sambil melepaskan dasi di lehernya. Tatapannya terlihat kosong, namun pikirannya dipenuhi berbagai macam problema.

Begitulah setiap kali Reno pulang dari bekerja, sang istri tidak pernah berada dirumah, menyambutnya dengan pelukan, mencium tangan atau sekedar memberikan senyuman manis. Bukannya bahagia, kehidupan Reno justru terasa hampa sebagai seorang suami.

Reno tidak langsung masuk ke dalam kamar, dia beranjak dari tempat duduknya menuju ke dapur. Perutnya yang terasa lapar, membuatnya bergegas mencari makanan di dapur. Dia pun membuka tutup nasi yang ada dimeja makan namun kosong, tidak ada apa-apa. Nasi, lauk, sayur, tidak ada sama sekali. Dia lalu membuka lemari pendingin, hanya ada beberapa minuman botol dan beberapa sayuran yang sudah tidak segar lagi. Padahal dua hari lalu dia baru saja memberikan uang belanja kepada sang istri, tapi sepertinya istrinya tidak memakai uang itu untuk keperluan dapur. Reno pun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala sambil menghela nafas panjang.

Akhirnya Reno pun kembali ke ruang tamu dengan membawa secangkir teh hangat, karena hanya itu yang bisa dia nikmati untuk mengisi perutnya yang keroncongan.

Reno kembali duduk di sofa, sambil menikmati teh hangat dia pandangi foto pernikahannya yang terpajang di atas laci di ruang tamu tersebut. Sekilas dia teringat masa-masa indah bersama sang istri, tepatnya awal menikah tiga tahun lalu. Masa dimana sang istri selalu memberikan perhatian dan kasih sayang serta menerima semua kekurangan dan kelebihannya.

Tapi kini semua telah hilang bersama perubahan kehidupan sang istri yang jauh dari sebelumnya. Pergaulan sang istri bersama teman-teman sosialitanya dan pekerjaan sang istri sebagai instruktur senam, benar-benar telah mengubah gaya hidup sang istri. Dari yang awalnya sederhana, kini justru ingin selalu terlihat wah didepan semua orang, serta selalu sibuk dengan pekerjaannya hingga lupa tugasnya sebagai seorang istri.

Reno masih duduk terdiam sambil terus memandangi foto pernikahannya. Tidak terasa, teh hangat ditangannya pun sudah hampir habis.

Clekk!!

Terdengar suara pintu dibuka, terlihat sang istri yang baru saja pulang dari lokasi senam, pakaian yang ketat dan keringat yang membasahi tubuhnya membuat sang istri terlihat seksi di mata laki-laki yang memandangnya, yang membuat pikiran Reno muncul pula rasa cemburu, takut ada laki-laki hidung belang yang melirik istrinya.

"Baru pulang mas? ini makan malam kita," ucap Melly sambil meletakkan makanan yang dia beli di atas meja. Kemudian dia duduk lalu melepas sepatunya.

"Mel, aku mohon, berhentilah dari pekerjaanmu itu, dan bisakah kamu di rumah saja, mengerjakan pekerjaan rumah dan mengurus aku. Aku capek Mel, setiap pulang kerja tidak ada apa-apa di rumah, kamu pun gak pernah menyambut ku dan gak tau kemana. Aku merasa punya istri tapi seperti tidak punya istri. Kamu mengerti kan maksudku?" ucap Reno sambil menatap tajam ke arah Melly.

"Oh, jadi maksud mas Reno aku harus jadi istri culun yang kerjanya cuma dirumah saja dan gak tau dunia luar, gitu iya? aku kerja aja kita masih kekurangan, apalagi kalau aku gak kerja. Lagian aku kan udah beliin makanan, tinggal makan aja, praktis dan gak perlu repot-repot. Udah deh mas, gak usah ngajak ribut dan gak usah coba-coba mengekang ku, aku juga capek nih," cetus Melly dengan wajah cemberut, yang justru tidak merasa bersalah sedikitpun.

"Aku juga sebenarnya gak mau ribut sama kamu Mel, tapi kamu yang selalu memancing emosiku. Entah kamu benar-benar gak ngerti atau pura-pura gak ngerti dengan ucapan ku, sehingga kamu tidak pernah menuruti semua ucapan ku. Aku bukan mau mengekang mu, aku hanya ingin kamu jadi istri yang baik seperti dulu, yang selalu nurut dan memberikan perhatian padaku, dan buktinya dulu kita baik-baik saja walaupun kamu gak kerja, iya kan?" ucap Reno berusaha meyakinkan Melly.

"Ya beda dong mas, dulu dengan sekarang beda. Sekarang apa-apa mahal, kebutuhan hidup mahal, gaya hidup pun malah. Kalau kita gak berusaha mengejar, kita ketinggalan dong mas, dan aku gak mau ya mas kita tertinggal. Malu dong mas sama teman-teman, sama tetangga, gimana sih mas Reno ini," gerutu Melly.

"Akh, percuma bicara sama kamu, bikin aku tambah emosi saja!" ucap Reno yang langsung beranjak dari tempat duduknya menuju ke kamar.

Sebenarnya Reno sangat geram dengan ucapan sang istri, tapi dia lebih memilih pergi untuk menghindari keributan yang lebih besar.

"Huh, emang susah punya suami ketinggalan jaman, gak bisa diajak bersaing dengan orang lain. Gimana mau maju, yang ada gini-gini doang sampai tua," gerutu Melly yang lalu membawa makanan yang dia beli ke dapur.

*

*

Malamnya, selesai makan malam Reno dan Melly bersantai di ruang tengah, terlihat Reno sedang menonton acara televisi sambil berbaring dipangkuan Melly, sementara Melly sibuk dengan ponselnya tanpa memperdulikan Reno. Sesekali Reno menatap sang istri, berharap istrinya membelainya, menciumnya dan memanjakannya. Namun kenyataannya Melly tidak memperdulikannya, bahkan memandangnya pun tidak mau, membuat Reno kesal lalu kembali duduk dan menyandarkan tubuhnya di sofa. Ingin sekali Reno memaki istrinya, namun dia tidak mau selalu terlibat cekcok dengan istrinya, demi menjaga rumah tangganya agar selalu harmonis.

"Tuh kan mas, si Murni ma lakinya baru aja beli mobil. Huh, dasar tukang pamer!" gerutu Melly sambil memperlihatkan postingan Murni di Facebook pada Reno.

"Memangnya kenapa kalau mereka beli mobil?"

"Ih..kok kenapa sih mas, ya terus kapan dong mas Reno beliin Melly mobil. Melly gak mau ya kalah sama mereka," gerutu Melly.

"Melly.. kamu kenapa sih Mel, aku gak suka ya dengan sifat kamu ini. Itu namanya iri mel, gak baik dan Allah membenci orang-orang yang memiliki sifat iri," ucap Reno berusaha menasehati sang istri.

"Tau ah, emang susah ngomong sama mas Reno, gak nyambung," gerutu Melly yang langsung pergi menuju ke kamar.

Reno pun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala, melihat sikap sang istri yang tidak mau lagi mendengarkan ucapannya.

Setelah selesai menonton televisi, Reno langsung menuju kamar untuk beristirahat. Dilihatnya Melly masih asyik dengan ponselnya. Reno lalu mendekati Melly, memeluk dan menciumnya. Namun sama sekali Melly tidak meresponnya.

"Mel, udah dong.. bisa gak kamu letakkan hp mu," pinta Reno.

"Apa sih mas, gak usah ganggu deh. Aku lagi nyari gerakan senam terbaru nih, soalnya ibu-ibu komplek kalau sudah hafal satu gerakan, pasti pengen gerakan yang baru lagi," tegas Melly sambil terus mengutak-atik ponselnya.

Reno terdiam sesaat dengan posisi berbaring, sepertinya ada yang sedang mengganggu pikirannya.

"Mel?"

"Hmmm.." sahut Melly.

"Besok kita ke dokter yuk,"

"Mau ngapain mas ke dokter?"

"Kita periksa, kenapa kamu belum juga bisa hamil,"

"Gak mau ah, percuma mas, buang-buang duit aja. Udahlah, mungkin emang belum waktunya, sabar aja kenapa sih mas," gerutu Melly.

"Iya aku sabar Mel, tapi apa salahnya kita coba periksa lagi. Sudah lama kita tidak periksa, aku ingin sekali memiliki seorang anak Mel," jelas Reno.

"Hmmm.." jawab Melly yang sepertinya tidak perduli dengan keinginan suaminya.

Mendengar jawaban Melly, Reno yang tadinya berbaring langsung duduk dan menatap ke arah Melly.

"Kamu kenapa sih Mel, sepertinya kamu tidak menginginkan kita memiliki seorang anak," tanya Reno yang heran dengan sikap Melly yang acuh ketika membahas masalah anak.

"Kamu ngomong apa sih mas, siapa juga yang gak mau punya anak. Aneh-aneh deh kalau ngomong," gerutu Melly.

"Iya deh maaf. Mel..?"

"Apa lagi sih mas.."

Reno tidak menjawab, dia langsung memeluk Melly dan menciumi Melly dengan penuh gairah, tangannya pun mulai aktif di tubuh Melly. Sepertinya hasrat Reno untuk bersenggama sudah menggebu-gebu. Namun bukannya memberikan pelayanan, Melly justru malah menolaknya.

"Jangan sekarang deh mas, aku capek banget nih, ngantuk juga. Besok aja ya," ucap Melly sambil meletakkan ponsel diatas laci lalu berbaring membelakangi Reno, yang membuat Reno terlihat sangat kesal, kecewa dan merasa benar-benar tidak dihargai sebagai seorang suami.

Terpopuler

Comments

huuuh dasarrr/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2023-12-21

1

nio tidak lihat🙈

2023-12-21

1

mely masih pengen bebas mas🤧🤧

2023-12-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!