" Buka Buku halaman empat puluh lima! saya akan menjelaskan rumus tergampang dan mudah di mengerti!" perintah Pak Satria.
Satria segera menjelaskan rumus -rumus tersebut, bahkan dia sudah mendapatkannya di jaman sekolah dulu, tapi waktu itu gurunya cukup alot serta tidak menerima usulan dari murid-Nya.
Setelah menjelaskan dengan detail, memberi contoh soalnya juga, barulah ia memberi tugas di luar LKS. Satria menulis lima buah soal di papan tulis, meminta anak didiknya memakai keempat rumus seperti yang baru di terangkannya.
" Saya ada lima buah soal kalian kerjakan dengan empat rumus sekaligus, hasilnya harus sama, kalau ada satu yang tidak sama berarti masih ada yang salah dalam proses pengerjaannya," kata Satria.
"Wih buset lima soal itu jawabannya bisa menghabiskan setengah buku kita dong Pak," protes Aisha.
"Tidak usah protes, saya tidak mau ada anak didik saya yang malas dan tidak mau berkembang," jawab Satria dengan datar.
Aisha memutar bola matanya dan kesal dengan jawaban Guru itu, bukannya dia tidak bisa, tapi malas untuk menulis begitu banyak angka di bukunya, bisa jadi, otaknya berubah menjadi kalkulator saking isinya angka semua.
Bukannya mengerjakan tugas itu, Aisha malah berebut pensil dengan Riri, Aisha lebih suka menjawab pekerjaannya menggunakan pensil, selain lebih aman, hasil tulisannya juga bisa di hapus.
"Aisha, Riri! bapak perhatikan dari tadi kalian berdua ribut saja, apa sudah merasa pandai?" tanya Satria.
"Ini, Pak, Aisha! dia main ambil pensil orang saja kebiasaan deh," jawab Riri dengan manja, sambil mencebik ke arah Aisha serta merebut kembali pensilnya.
"Ais maju!" pinta Satria pada Aisha yang tak bisa diam itu.
"Ada apa sih, Pak? ngomong saja kali bapak ini tak bisa jauh dari si imut ini, lagian kita sangat serasi pak," kata Aisha yang tak tahu malu.
"Diam kamu, simpan saja rayuan maut itu untuk laki-laki lain saja, sekarang kerjakan soal no satu dengan memakai rumus kedua!" perintah Satria.
"Aih pak, Ais tak pernah merayu cowok cuma Bapak seorang orang spesial di hati Aish," jawab Aisha.
"Tak perlu banyak omong! Tunjukkan kemampuan kamu!" kata Satria. Ternyata menemukan murid model Aisha ini cukup menguras emosinya, dia tak ada sopan-sopan nya serta tak takut sama sekali.
Rumus yang diminta Satria adalah yang paling rumit dan paling panjang prosesnya. Aisha menerima spidol yang di pegang Pak Satria. Ia langsung mengerjakan soal itu dengan nyantai dan cukup detail. Otak Aisha sebenarnya encer cuma dia rada gimana begitu, over pede.
"Dah, Pak," kata Aisha.
Satria yang sejak tadi mengamati bagaimana Murid bandelnya tersebut mengerjakan soal yang cukup rumit itu, ia merasa kagum. Tidak rugi dengan sikap narsisnya itu. ternyata otaknya cukup encer.
"Terimakasih, silahkan duduk!" kata Satria.
Aisha mengangkat jarinya dengan kode khusus yang anak jaman sekarang berarti saranghae. Gadis nakal itu kembali ke tempat duduknya.
"Untung otak lo encer, kalau gue mah bisa pipis di celana, lihat saja tadi matanya terus menatap papan tulis itu dan juga dirimu," bisik Riri.
Waktu berlalu, jam pelajaran pak Satria sudah habis, beliau memberi kesempatan mereka untuk mengerjakannya di rumah plus tugas dari pak Kevin kemarin.
"Oke jam pelajaran saya sudah habis, kalian bisa teruskan di rumah, besok pagi kumpulkan di meja saya bersama dengan tugas dari Pak Kevin kemarin!" kata Satria.
Kriiiing
Bel istirahat akhirnya berbunyi, pagi itu mereka melalui dua mata pelajaran yang cukup melelahkan, dari pelajaran MTK langsung ke bahasa inggris. Sepertinya guru di sekolah itu punya riwayat darah tinggi semua kali ya, tak ada guru yang bisa di ajak bercanda, yang ada tegang terus bawaannya, cuma Pak Jordi doang yang lucu, tapi sayangnya hanya mengajar pelajaran olahraga saja, sudah tua lagi.
Semua murid langsung berhamburan keluar dari kelas mereka terutama 12 IPA 2. " Kantin yuk! Laper nih." Ajak Reni pada kedua sohibnya ini.
"Oke dandan gulu gays siapa tahu ketua osis naksir gue," jawab Riri. Remaja centil ini mengambil bedaknya, menambahkan sedikit supaya lebih fresh memoles tipis bibirnya dengan lipstik, baru setelah istirahat dia akan gosok lipstik tersebut.
"Ketua OSIS mana yang naksir mak kunti kayak lo, ayo!" ajak Aisha.
"Tunggu, biarlah gue cari gebetan dong. Lo kan sudah ada pak Satria target lo, lah gue," Riri cemberut, tak mau di tinggalkan keduanya.
Reni dan Aisah hanya tertawa melihat Riri yang dandan dengan bibir maju lima meter.
Kantin
Tempat ini selalu penuh apalagi jam-jam istirahat serta jam kosong. " Wih ramai banget dah, mana ada tempat kosong nih?" kata Reni. Ketiganya telah toleh melihat suasana kantin. Mata Aisha tertuju pada meja yang berisi empat cowok famous di SMA galaksi ini. Remaja cantik itu berbisik pada Reni, mereka merencanakan sesuatu.
"Lihat disana itu meja Sandi ketua OSIS kita! Lo pesan makanan , gue akan aja Riri ke sana,'' bisik Aisha.
Reni tersenyum dia menyetujui ide cantik Aisha tadi. " Aish lo dan Riri cari tempat kosong gih! Gue yang akan pesan makanan, kalian pesan apa?" tanya Reni.
"Cakep nih, gue bakso ada deh," jawab Aisha.
"Gue juga bakso saja yang praktis," jawab Riri juga. Gadis ini belum tahu kalau dua sahabatnya punya rencana padanya.
Aisha mengajak Riri ke meja yang sudah dia targetkan tadi. " Gays, boleh gabung gak?' tanya Aisha dengan pedenya.
Keempat cowok itu langsung menoleh dan mereka mengijinkan dua siswi primadona sekolah untuk bergabung, sangat senang malahan. Meskipun nakal dan somplak, tapi kecantikan trio wek-wek ini tak di ragukan lagi, apalagi si tomboy Aisha.
"Silahkan neng geulis!" jawab Andre.
Aisha langsung mengambil tempat duduk di samping Andre dan membiarkan Riri duduk bersebelahan dengan Sandi. Jantung Riri berdetak sangat kencang, di tidak menyangka Aisha membawanya bergabung langsung dengan si ketua OSIS.
"kenapa lo berdiri saja di situ, duduk gih! udunan lo?" tanya Aisha, mulutnya cukup tajam, tapi entah kenapa duo R itu masih saja mau berteman dengannya.
"Sialan lo, gak level ya penyakit udun nempel di pantat cantik gue," jawab Riri tak terima.
Sandi menggeser duduknya supaya Riri bisa mendapatkan tempat.
Tak lama Reni datang membawa nampan berisi tiga mangkuk Bakso dan tiga es teh, tapi mukanya masam, serta mulutnya terus komat kamit baca mantra.
"Kenapa lo komat-kamit kayak mbah dukun baca mantra saja?" tanya Aisha sambil menurunkan bakso dan esnya di meja.
"Noh musuh bebuyutan lo, resek banget dia nyerobot antrian saja. sebel gue, mana sok kecantikan banget lagi. Eh tiba-tiba ngacir begitu melihat Pak Satria ada di meja ujung sana," jawab Reni.
Aisha tak terima, kalau guru gebetan dia di dekati orang -orangan sawah seperti Maya, yang ada bisa rusuh.
"Apa lo bilang ,Cha eun woo gue di dekati ondel-ondel eh orang-orangan sawah itu, mau ngajak perang dunia ketiga dia," Jawab Aisha emosi.
Remaja cantik ini berdiri dari tempat dia duduk, menggulung lengan seragamnya dan pergi membawa bakso serta minumannya ke arah yang Reni tunjuk barusan. Sementara Andre memberi tempat duduk Reni pujaan hatinya di samping dia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
LENY
Gak ada sopan nya si Aisha ini ya
2024-06-25
0
Siti Holilah
lucu
2023-10-09
0
🌷💚SITI.R💚🌷
aduuh aish kamu plng bisa ya..
2023-09-16
0