" Pak guru ganteng alamatnya dimana?" tanya Dira.
"Alamat, tidak jauh kok dari sini, maaf untuk sementara, privasi ya," jawab Satria. Guru tampan itu tidak memberikan alamat apartemennya.
Dalam satu tahun ini Satria akan tinggal di apartemen supaya tidak tahu kalau dia adalah putra dari Tuan Bima.
"Umurnya berapa, pak?" tanya Riri.
"Umur saya dua puluh empat tahun," jawab Satria.
Mata anak-anak itu makin berbinar, bahkan umur pak guru mereka masih sangat muda, sangat cocok bila di jadikan pasangan atau pacar. Lebih dewasa lebih menantang dan hot, kata anak-anak.
Masih banyak pertanyaan yang mereka lontarkan pada Satria, sampai-sampai pemuda itu menggelengkan kepala menghadapi anak-anak labil ini.
Setelah proses perkenalan dirinya, mulai nama, sampai dengan status dia, bahkan no telpon Satria. Kini giliran Satria yang akan mengabsen mereka satu persatu.
Pak Guru ingin mengenal karakter muridnya di kelas ini. Dari data di sekolah, kelas 12 IPA 2 ini adalah kelas prestasi, mereka masuk di kelas ini dengan tahap penyaringan. Bisa di sebut juga dengan kelas olympiade.
Satria mulai mengabsen murid-murid dan di minta untuk memperkenalkan diri. Ada satu siswi yang malah tidur dan tidak memperhatikan gaya teman-teman sekelasnya, hingga sampai namanya di panggil.
"Aisha Zafira Adi Nugraha!" Pak Satria memanggil nama tersebut hingga dua kali tapi tidak ada jawaban. Riri yang duduk di sampingnya baru sadar kalau Aisha sudah molor sejak tadi.
Remaja imut itu langsung menyodok sikut Aisha dengan keras supaya bocah itu bangun.
"Aisha Zafira...! " Satria menaikan nada suaranya bertepatan dengan Riri menyodoknya.
"Eh Kambing guling, martabak telor!" Aisha menyebut dia nama makanan kesukaannya sambil berdiri, dia cukup kaget dengan senggolan Riri, bukan mendengar panggilan Pak Satria.
"Hahaha, Teman-teman sekelasnya langsung tertawa melihat Tingkah dan muka Aisha yang lucu.
" Kamu yang bernama Aisha?" tanya Satria.
" I-iya pak, kok saya ada di sini ya, padahal tadi pesan martabak," jawab Aisha dengan kebingungan.
"Kamu tidur di kelasku, ayo maju ke depan!" perintah Satria.
Aisha Menyenggol lengan Riri, berbisik menanyakan kenapa dia di panggil?
"Kenapa gue di panggil?" bisik Aisha.
Riri menaikkan kedua bahunya tanda tak mengerti. "Tidak usah bisik-bisik! maju ke depan!" perintah Satria kembali.
Dengan langkah gontai Aisha melangkah maju ke depan kelas, memenuhi panggilan Pak guru pujaan hati.
"Nama kamu Aisha? kenapa tidak menyahut saat saya panggil. Saya paling tidak suka kalau di dalam kelas saya ada yang tidur. Satria menegaskan sesuatu pada Siswi cantik itu.
" Maaf Pak, tadi malam saya melihat bapak hingga hampir subuh, dan sekarang memimpikan Anda membelikan daya martabak," jawab Aisha melantur.
"Melihat saya? menangnya kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Satria yang tidak mengerti apa yang di maksud Siswi satu ini.
Huuu....
Suara sorakan teman Aisha kembali terdengar. Aisha memang begitu orangnya, Remaja satu ini suka sekali membuat orang lain naik darah, terutama guru BP dan Ketua OSIS.
"Ah bapak ini, pakai ngeles segala, masa dengan calon istri lupa! aduh apa saking cantiknya aku Pak," jawab Aisha ngawur lagi, dia cukup kurang ajar dengan dirinya.
"Jangan kurang ajar kamu ya! saya peringatkan, pada yang lain juga! Saya paling tidak suka ada siswi yang tidur, mengabaikan pelajaran, serta terlambat, atau tidak mengerjakan tugas, akan ada hukuman dari saya, tentunya berbeda di tiap pelanggaran," kata Satria dengan lantang.
"Iya, paak.... " jawab semuanya.
"Perkenalkan diri kamu!" pinta Satria.
"Lha bapak ini bagaimana to? tadi bapak sudah memanggil nama saya, sekarang malah minta kenalan," kata Aisha.
Ada benarnya juga, dari tadi Pak Satria sudah memanggil dan menyebutkan namanya berulang kali. Masih saja meminta untuk memperkenalkan dirinya.
"Kamu ya! sekarang perkenalkan diri kamu, Semua teman-teman kamu sudah memperkenalkan diri mereka," kawan Satria dengan kesal.
Aisha tersenyum lalu dia mengulurkan tangannya, meminta Untuk bersalaman.
"Oke, ayo kita salaman! memang benar kata orang, kalau tak kenal berarti tak sayang," ujar Aisha.
Satria menerima ukuran tangan mungil itu dan mereka bersalaman, Aisha adalah murid pertamanya yang berhasil menjabat tangannya.
" Perkenalkan nama saya Aisha Zafira Adi Nugraha, saya ini putri ketiga dari ayah dan ibu saya, cucu ke tiga juga dari kakek saya, dan saya ini calon istri Cha eun woo, eh Pak Satria maksudnya," kata Aisha.
Sungguh tak ada sopan-sopan nya sama sekali, bahkan sangat aneh. Ingin tertawa takut dosa. Ada benarnya juga kalau dia anak dari ayah dan ibunya, memang anak dari oma nya. Aduh Aisha, mama Ira dulu ngidam apa sih saat hamil kamu? kok bisa punya anak aneh seperti ini.
Satria diam saja, percuma meladeni murid satu ini. Bahkan mirip seperti dia dulu waktu sekolah, kalau di ladeni makan akan semakin menjadi.
Guru tampan ini meminta gadis itu kembali ke bangkunya. " Kau kembali ke tempat kamu!" pinta Satria.
Aisha menurut dan kembali ke bangkunya, Riri masih tersenyum melihat Sahabatnya ini menaklukkan guru datar itu.
"Wih keren, kamu bisa membuat pak Satria bersalaman dengan mu, coba lihat! bagaimana aroma tangannya!" Riri menarik tangan Aisha.
Mencium telapak tangan bekas Satria dan menghirup nya. " hmm harum sekali, kenapa ya cowok tampan rupawan itu, pasti tubuhnya bagus badannya harum?" bisik Riri.
" Tahu ah, tapi cowok satu ini sudah gue tandai lho ya, di calon suami gue," jawab Aisha.
Riri cuma bisa mencebik dan memonyongkan bibirnya saja. " Iya deh, iya. Tapi mau juga jadi istri keduanya, dan menjadi madu lo," jawab Riri. Aisha memukul baju Riri dengan LKS di tangannya.
Suara Pak Satria mulai terdengar lagi. Guru baru itu berdiri sambil memegang buku LKS Matematika. " Tolong di kumpulkan tugas dari Pak Kevin kemarin!" perintah Satria.
Satria menagih PR yang sudah om dia berikan pada murid-muridnya sebelum cuti. Satria tidak mau kasih kendor.
"Bukannya mengumpulkan, tapi mereka malah ribut sendiri.Banyak bahkan lebih dari separuh siswa tidak mengerjakannya. Mereka berpikir gurunya ganti, pasti tak akan menagih tugas dari guru sebelumnya, dan merasa heran darimana juga Pak Guru baru satu ini tahu kalau ada PR yang di tinggalkan pada mereka.
" Kenapa pada ribut? tidak mengerjakan?" tanya Satria.
Mereka mengangguk dan berkata jujur.
"Kenapa? ada yang bisa memberi alasan pada saya, padahal sebelum melangkah ke kelas ini saya punya harapan besar, apalagi jelas ini terkenal dengan prestasinya yang gemilang. Bagaimana bisa tidak ada yang mengerjakan tugasnya," kata Satria lagi.
"Maaf Pak kami memang salah, tadi kami mengira, karena bapak baru disini pasti tidak akan tahu kalau ada PR, kami janji mulai hari dan selanjutnya kami akan selalu mengerjakannya." Seno sebagai ketua kelas mewakili teman-temannya meminta maaf.
"Oke kali ini saya Terima alasannya, tapi bukan berarti kalian bebas ya, saya beri waktu besok pagi untuk mengumpulkan tugas tersebut, kita ada kelas di jam pertama," kata Satria.
Mereka semua jadi lega dengan keputusan sang guru dan tidak menyangka kalau guru tampan tersebut ternyata cukup disiplin, datar dan killer kata anak-anak sebelah.
Thanks you. jangan lupa tinggalkan jejak ya😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
LENY
IH KATANYA KLS PRESTASI TAPI MURIDNYA BENGAL APLG AISHA SOK KECANTIKAN DAN AGAK KURANG AJAR KURANG SOPAN SAMA GURU. KURANG SUKA LIHAT SI AUSHA INI TENGIL GAK SOPAN.🙏
2024-06-25
0
Chiisan kasih
sabar pak satria, menghadapi murid sedeng seperti aisya harus punya kesabaran extra hahaha
2023-09-10
1
Lilis mulyati
wah kyanya anaknya dave bda dri saudara2 yg lain yg ini lbh tngil aq ykin si dngan sikap si Aisha yg tngil bsa naklukin hti si gru tmpan itu.
2023-09-08
1