Setelah enam bulan berlalu pernikahan banyak orang yang menanyakan kehamilan Mita yang belum juga hamil, entah dari pihak suami dan juga teman – teman kerja nya. Teman – teman yang lebih dahulu menikah pun telah hamil sontak menjadi pertanyaan dari orang sekita bagaimana dengan Mita. Mita tidak ambil pusing karena kehamilan bukan perlombaan akan tetapi tetap saja sesekali Mita kepikiran akan hal itu. Mita tetap fokus kerja saja agar omongan orang tentang nya mereda sendiri
Bukan hanya tentang kehamilan saja yang membuat Mita kepikiran, tetapi atasan dia bekerja pun seakan – akan selalu menekan Mita dan tiba – tiba seperti tidak suka semenjak Mita menikah dengan Irshan. Tapi Mita tidak beranggapan kalau atasan nya itu tidak menyukai Irshan, melainkan kinerja Mita yang agak sedikit lambat di banding sebelumnya.
Menurut teman Mita tidak perlu di pikirkan atasan yang seperti itu lebih baik kita kerja dengan baik saja itu sudah cukup bagus. Mita sedikit lega mendengar masukan dari temannya tersebut dan menghiraukan semua yang Mita terima dari atasannya atasannya itu Perempuan yang sudah berkepala lima memang sedikit judes dan ketus. Sementara Mita di tim nya menjadi seorang leader yang setiap hari berurusan dengan dia.
Setelah menikah pun Irshan semakin malas berangkat kerja entah kenapa dia jadi seperti itu , memang sebelum menikah pun dia sering mengambil cuti namun di rasa masih wajar. Seharusnya Irshan tidak seperti itu dia harus rajin bekerja mengingat sudah ada istri. Meskipun istri bekerja tapi nafkah tetap tanggung jawab dari suami.
Tapi Mita tdak pernah marah ketika Irshan seperti itu, Mita memaklumi kalau Irshan kelelahan. Tetap berpikiran positif terhadap suaminya tersebut dan Mita pun tidak mau ada pertengkaran di antara mereka. Irshan seperti apa pun akn selalu Mita maafkan asal kan itu bukan hal – hal yang melanggar norma agama.
Setiap malam menjelang tidur Mita selalu cerita terhadap Irshan apa yang dia alami di tempat kerja, dan Irshan pun selalu terlihat kesal jika Mita sedih.
“ Mas aku kapan hamil ya, teman – teman aku sudah pada hamil padahal nikah nya baru kemarin “ ucap Mita kepada Irshan.
“ Nanti juga pasti hamil kok, aku yakin. Kamu sabar dong, jangan kayak begitu terus, aku tidak suka “ jawab Irshan kesal.
“ Kamu itu terlalu kelelahan bekerja jadi susah hamil nya, lebih baik kamu di rumah aja tidak perlu kerja “ ujar Irshan menyaran kan.
“ Iya nanti saja kalau sudah hamil “ jawab Mita.
Di sisi lain Mita ingin berhenti kerja dan di sisi lain pun ingin bekerja untuk membantu perekonomian suami dan juga membantu orang tua walaupun sedikit. Tapi mita akan berhenti bekerja ketika sudah hamil, karena kan lebih enak kalau d rumah sudah ada teman yaitu buah hati.
Setiap gajian akhir bulan Irshan selalu berpesan untuk memberi untuk orang tua masing – masing, Irshan memberi kepada orang tua Mita dan Mita pun sebaliknya dengan memberi kepada orang tua Irshan. Ayah Mita berpesan seperti itu sebelum menikah, karena agar tidak saling cemburu satu sama lain dan Mita pun setuju dengan saran tersebut.
Akan tetapi setelah kurang lebih tiga kali memberi kepada orang tua dengan sistem silang, Irshan pun sudah tidak mengingatkan lagi untuk hal tersebut. Mita pun menanyakan kenapa tidak rutin lagi memberi dengan sistem silang, Irshan pun hanya bilang kalau sekarang memberi masing – masing saja tidak silang Kembali. Mendengar ucapan dari suami nya itu Mita pun terdiam dan tidak memperpanjang lagi perihal itu.
“ Kenapa ya dia jadi berubah seperti itu, biasanya dia selalu mengingatkan “ gumam Mita dalam hati.
Tapi Mita berusaha melupakan nya karena tidak mau menjadi masalah besar, biarkan suami nya seperti itu mungkin dia merasa sudah percaya terhadap istri nya sehingga mempercayakan nya untuk memberi sendiri tanpa di silang. Jikala suatu saat nanti ada yang sedikit berubah dari sifat suaminya tersebut Mita akan menegur nya.
Setelah menikah pun suami nya sedikit berbeda, yang dahulu sebelum menikah selalu melaksanakan kewajiban shalat lima waktu sekarang menjadi malas. Entah kenapa sifat buruk Irshan semakin hari semakin ada yang berbeda, mungkin sifat asli nya memang seperti ini. Padahal dahulu melaksanakan kewajiban shalat lima waktu pun tidak pernah ketinggalan, tak ayal membuat Mita menjadi yakin dengan sifat Irshan. Sedangkan setelah menikah melaksanakan shalat Jumat yang notabene satu minggu sekali pun dia tidak melaksanakan nya.
Mita berusaha tenang dengan sifat – sifat yang di tunjukan Irshan sekarang , sedikit kaget dan mulai ada rasa kecewa tapi Mita harus tetap tenang dan sabar dalam menghadapi nya. Dia menganggap kalau ini adalah salah satu ujian dari pernikahan nya saat ini, dan Mita berdoa agar selalu di beri kekuatan dan kesabaran dalam menjalankan rumah tangga ini. Karena dalam rumah tangga tidak ada yang benar – benar sempurna, dan Mita selalu menerima kekurangan atau pun kelebihan dari suaminya .
Hari sabtu pagi Mita dan Irshan pergi ke Taman Bunga mereka berangkat sekitar pukul 09.00 WIB, Mita memang menyukai bunga sehingga ia ingin selalu pergi ke sana kalau libur kerja. Di perjalanan mereka asyik mengobrol hingga tidak terasa telah sampai di tujuan. Setelah sampai sana mereka ber foto, dan keliling – keliling Taman Bunga, Mita terlhat begitu senang jalan – jalan kali ini karena Bersama suami
Tepat pukul 18.30 WIB mereka sampai rumah daan kemudian mereka bersih – bersih dan lanjut untuk beristirahat, seperti biasa setelah mereka duduk berdua mereka saling tukar cerita masing – masing. Tidak lama setelah mereka bertukar cerita, tiba – tiba wajah suami terlihat berbeda wajahnya di tekuk sambil melihat handphone. Mita pun bertanya pada nya ada apa dengan suaminya tersebut padahal sebelumnya mereka telah asyik berbincang.
“ Mas kenapa, ada masalah apa? “ tanya Mita penasaran.
Irshan pun menggelengkan kepala tanda tidak terjadi apa – apa.
Dari awal menikah pun Irshan sudah seperti itu dan sampai saat ini pun masih begitu, terkadang ingin tahu siapa yang menghubungi Irshan lewat handphone itu. Tapi lagi – lagi Mita masih saja cuek dengan sikap suaminya itu , Mita menganggap semuanya baik – baik saja tanpa cari tahu alasan yang jelas.
Bahkan dari awal mereka dekat pun Irshan berpesan untuk tidak membuka handphone pasangan, karena menurutnya itu adalah privasi. Mita pun menurut kepada Irshan untuk tidak menyentuh handphone pasangan, meskipun Mita kadang – kadang penasaran dengan isi handphone Irshan. Sampai sudah menikah pun Mita benar – benar tidak tahu siapa yang di hubungi Irshan dan siapa yang suka di hubungi oleh Mita. Akan tetapi Mita lebih terbuka dan tidak takut sama sekali dengan isi handphone miliknya, sementara Irshan lebih takut . sampai – sampai ke kamar mandi pun Irshan selalu membawa handpone tersebut, entah ada yang di rahasiakan atau tidak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments