Keeseokan harinya setelah Irshan bertemu dengan ayah Mita, lalu Irshan bilang kepada Mita kalau dia senang dan suka kepada ayah Mita karena pembicaraannya begitu enak dan semakin yakin untuk lebih serius terhadap Mita. Sampai Ketika pulang dari kontrakan Mita waktu itu pun dia selalu senyum – senyum terus, dan dia sempat cerita kepada temannya kalau habis bertemu dengan ayah Mita. Mita pun tersipu malu mendengar pembicaraan Irshan tersebut, dan Mita sempat membayangkan bagaimana seandainya dia menikah dengan Irshan. Terlihat berlebihan namun itulah keinginan Mita saat ini. Karena dari segi sifat dan pembawaan Irshan yang membuat hati Mita yakin kalau Irshan adalah sosok yang di cari Mita.
Besok hari nya tepat hari sabtu, Mita dan Irshan pergi jalan – jalan ke Kota Tua Jakarta, dia pergi naik kereta api, karena di rasa lebih cepat sampai dan tidak macet. Sesampainya di stasiun mereka masih menggu kurang lebih setengah jam untuk menunggu kereta itu sampai. Akhirnya mereka menunggu dengan asyik berbincang sambil menunggu kereta. Mereka mebicarakan bagaimana keluarganya, pekerjaannya, dan keseehariannya.
Setengah jam berlalu akhirnya kereta pun sampai, Mita dan Irshan pun segera memasuki kereta agar mendapatkan tempat duduk. Sesampai di dalam kereta ternyata tempat duduknya penuh, akhirnya mereka pun berdiri. Di pertengahan jalan, tali sepatu Mita lepas, Irshan dengan sigap membetulkan tali sepatu Mita. Mita merasa sangat malu karena di lihatin oleh banyak orang karena Irshan membetulkan tali sepatu. Bukan hanya itu, tangan Irshan pun rela menjadi sandaran kepala Mita saat Mita ketiduran di dalam kereta.
“ Sudah tidak perlu di tahan, aku tidak apa – apa tidur sandaran ke kursi kereta” ucap Mita .
“ Tidak apa – apa , biar kepala kamu tidak sakit “ jawab Irshan.
“ Terima kasih ya” ujar Mita menambahkan.
Akhirnya Mita pun melanjutkan tidurnya di kereta karena mendapati kursi yang kosong, karena di stasiun sebelumnya ada orang yang sudah turun. Mita pun senang melihat sikap perlakuan Irshan, bagaimana tidak karena sudah hampir 6 tahun Mita baru dekat lagi dengan seorang laki – laki dan sekarang kenal dengan seorang laki – laki yang perhatian. Mita berharap sikapnya Irshan adalah sifat aslinya, karena Irshan terlihat begitu apa adanya.
Kurang lebih 2 jam Mita sudah sampai di stasiun Kota mereka langsung mencari Mushola untuk melaksanakan shalat Dzuhur, karena kebetulan mereka sampai pukul 12. 30 WIB. Setelah shalat Dzuhur mereka berdua jalan kaki menuju Kota Tua, karena tidak terlalu jauh dari stasiun Kota. Sampai Kota Tua seperti orang pada umumnya mereka melihat ke Museum, dan keliling – keliling ke tempat lainnya. Setelah hari mulai sore mereka duduk – duduk, dan mereka juga berbincang hangat layaknya pasangan kekasih lainnya.
“ Dek “ panggil Irshan dengan nada lembut.
“ Kenapa mas??” jawab Mita penasaran.
“ Kamu memang suka sekali jalan – jalan ya, perasaan kamu inginnya jalan – jalan terus sih? “ Tanya Irshan Kembali dengan sedikit penasaran.
“ Iya.. aku memang suka jalan – jalan, makanya aku ingin punya suami yang suka jalan – jalan juga, kamu memangnya tidak suka ya? ”
“ mmmm .. kurang begitu suka jalan, males panas dan capek “ jawab Irshan.
Perbincangan mereka terus berlanjut hingga sore hari, dan tepat pukul 17.00 WiB mereka pulang karena kereta yang jam tersebut akan segera sampai.
Sebulan kemudian Irshan mengak Mita untuk berkunjung ke rumahnya, karena Irshan merasa kalau mereka udah mulai serius untuk melanjutkan hubungan yang lebih serius . jadi tidak ada salahnya untuk lebih cepat mengenalkan Mita kepada keluarga Irshan. Mita merasa kaget mendengar ucapan dari Irshan, karena Mita baru petama kali dating ke rumah laki – laki dan bertemu dengan kedua orang tua nya.
Tibalah hari dimana Mita berkunjung ke rumah Irshan, seperti biasa Irshan menjemput Mita ke kontrakannya.Mita berpakaian rapi dengan memakai gamis berwarna Navy dan kerudung pashmina berwarna Coklat muda kesukaannya.
“ Kamu sudah siap, yuk berangkat sekarang ? “ ajak Irshan kepada Mita.
Sesampainya disana Mita bertemu dahulu dengan ayah Irshan dan juga keluarganya yang lain, yang pertama Mita bersalaman dengan ayah Irshan. Namun entah mengapa ketika bersalaman, tangan ayah Irshan terasa beda seperti tidak mau bersalaman. Mungkin pikir Mita karena baru bertemu dan juga bukan muhrim. Setelah selesai bersalaman dengan keluarga yang di rumah, Mita di ajak oleh Irshan ke dalam rumaah untuk bertemu Ibunya. Mita di sambut hangat oleh ibu nya Irsha, meskipun cara berbicaranya agak nyerocos tidak ada jeda.
Saat ketemu Ibu Irshan perasaan Mita lumayan senang karena pertama kali bertemu sudah di sambut hangat dan di ajak berbicara panjang lebar. Padahal Mita tidak berpikir sebelumnya karena melihat ayah Irshan yang tampak biasa seperti tidak ada respon yang kelihatan suka. Tapi Mita tidak ambil pusing karena untuk saat ini dia berusaha berpikir positif. Irshan merupakan anak kedua dari dua bersaudara, dia memiliki kakak yang telah menikah dan mempunyai satu anak.
Setelah lumayan lama di rumah Irshan, Mita di ajak untuk menjemput keponakan Irshan yang ada di wilayah Bogor juga. Mereka kesana menggunakan mobil ayah Irshan, dan ayah yang membawa mobil karena Irshan tidak bisa menyetir. Kurang lebih setengah jam sampai rumah besan ayah Irshan, seperti biasa Mita di kenalkan kepada besan ayah Irshan, ponakan, dan juga kakak ipar Irshan. Tidak lama berkunjung kesana karena hanya menjemput saja, setelah itu mereka pulang.
Seminggu kemudian Mita memutuskan untuk pulang ke Bandung, karena libur kerja selama empat hari. Mita membicarakan hal tersebut kepada Irshan, dan ternyata Irshan pun ingin ikut pergi ke sana karena ia belum pernah ke daerah sana.
“ Aku rencana besok mau pulang ke Bandung, karena libur 4 hari “ ujar Mita.
“ Aku boleh ikut tidak ke sana, kebetulan aku lagi libur juga “ ucap Irsyan penuh harap.
“ Ya sudah kalau mau ikut, minta ijin dahulu kepada orang tua kamu “
Setelah Irshan mengantongi ijin dari orang tua nya mereka pun berangkat menggunakan bus, Irshan terlihat kelelahan karena ia jarang sekali bepergian jauh. Sepanjang jalan ia hanya tertidur karena jika dia terbangun malah bisa kena mabuk jalanan. Mita pun memaklumi Irshan, tapi di sisi lain Mita seperti pulang kampung sendiri karena di dalam bus pun hanya terdiam. Kurang lebih 3 jam perjalanan pun sampai di rumah orang tua Mita.
Hari esoknya Mita mengajak Irsyan keliling Bandung dengan menggunakan sepeda motor. Irshan sangat senang menikmati udara Bandung yang masih sejuk beda dengan Bogor yang sudah mulai panas, tak hanya itu pemandangan Bandung pun emang se bagus itu. Setelah empat hari berlibur di Mita dan Irsyan pun pulang ke Bogor untuk melanjutkan pekerjaannya. Irshan tampak masih betah dan tidak ingin terburu – buru pulang, dan Mita pun sama masih betah. Akan tetapi pekerjaan mereka telah menunggu di Bogor.
Selang beberapa bulan dari kunjungan Mita ke rumah Irshan akhirnya Irshan meminta kepada orang tua Mita untuk menikahi Mita , tapi sebelumnya Irshan ingin mengikat dahulu Mita dengan memberi cincin tanda pengikat. Mita pun menyetujui permintaan tersebut dan setelah itu mereka melakukan persiapan pernikahan. Akan tetapi kenapa pihak dari orang tua Irshan tidak ikut andil dengan pernikahan tesrsebut, mereka hanya menerima beres.
Hari – hari Irshan dan Mita sibuk menyiapkan pernikahan mereka mulai membeli barang – barang untuk seserahan, mas kawin, dan juga yang lainnya. Mita dan ibunya yang sibuk membeli perlengkapan tersebut, karena entah kenapa Irshan tidak meminta orang tua nya untuk ikut andil menyiapkan pernikahan tersebut. Mita berpikir kalau orang tua Irshan khususnya ibunya sedang sibuk karena mengasuh anak kakak Irshan.
Karena menjelang pernikahan ibu Mita menanyakan bagaimana pernikahan ini dan mau seperti apa, mengingat waktu itu Covid 19 lagi naik. Dan kita belum tahu bisa atau tidak pulang ke Bandung, mengingat pernikahan mereka akan di langsungkan di Bandung. Setiap hari Mita melihat sosial media mengenai pernikahan, apa bisa di laksanakan atau tidak. Sementara ibu Mita telah menemani Mita di kontrakan sebelum Covid 19.
“ Mita bagaimana ini, kita bisa pulang ke Bandung atau tidak nanti bulan depan? “ tanya ibu .
“ Semoga saja bisa bu, karena sudah banyak yang bisa pulang kampung. Nanti kita tanya pihak KUA saja dahulu ” jawab Mita menjelaskan.
Kebetulan ada pihak KUA di daerah tempat orang tua Mita tinggal itu tetangga Mia, jadi orang tua Mita bisa bertanya dahulu terkait pernikahan tersebut. Mita dan Irshan akan melangsungkan pernikahan tanpa tunangan terlebih dahulu, menurut Irshan agar tidak keluar biaya lebih besar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments