Aisha terbangun ketika selembar handuk menimpa kepalanya.
"Jangan tidur terus, kamu bukan Putri Salju! Hari ini kamu harus sekolah lagi!" suara bariton itu terdengar di telinganya, begitu dekat dan jelas.
Aisha terlonjak dan segera bangun. Tuan Paul, lelaki itu memandangnya acuh dari atas bantal.
"Apa yang Tuan lakukan?" tanya Aisha terkesiap.
"Hanya membangunkan istriku yang harus kembali bersekolah," ucapnya datar, lalu menarik selimut yang dipegang Aisha. Sekarang gantian ia yang bergelung dengan selimut.
"Tuan...!!!" Aisha mendengus. Tuan Paul mengeluarkan kepalanya dari balik selimut.
"Masih mau jadi Putri Salju? Terus berharap dicium pangeran sepertiku? Bangun, Nona! Itu cuma dalam mimpimu!" ucapnya kembali.
Aisha melotot, "dasar lelaki mesum!" desisnya.
"Kamu istriku, ingat itu! Berbicara seperti itu apa masih dianggap mesum?" Tuan Paul balik berang, yang justru membuat Aisha makin mendidih.
"Kalau aku istrimu, kenapa kamu bilang cuma mimpiku jika kamu menciumku! Suami macam apa itu?!"
Tuan Paul tersenyum lebar, "jadi kamu ingin mendapatkan ciuman dari suamimu ini?" ia bangun dan segera menarik dagu Aisha. Aisha baru tersadar apa yang telah diucapkannya.
"Dalam mimpimu, anak kecil!" Tuan Paul menyeringai penuh kemenangan dan menjentikkan dagu Aisha.
Aisha menarik wajahnya dan segera bangun penuh amarah, lalu segera masuk ke kamar mandi.
Segarnya air terasa menyejukkan badannya. Amarah di hati Aisha perlahan padam. Ia berusaha meraih handuk, tapi lupa jika ia tak membawa handuk ke kamar mandi. Sedangkan piyamanya sudah basah terkena air. Aisha merutuk kekonyolannya.
Ia membuka sedikit pintu kamar mandi, mencoba mengintip ke dalam kamar. Tuan Paul masih berbaring di atas kasur. Aisha bergidik ngeri. Tak mungkin ia meminta tolong dibawakan handuk dan pakaian ganti pada lelaki itu, meski secara hukum dan agama lelaki itu adalah suaminya.
Aisha mencoba bertahan di dalam kamar mandi dan berharap lelaki itu segera keluar dari kamar. Namun hingga lima belas menit berlalu, Tuan Paul masih anteng di atas kasur. Aisha merasa tak sanggup lagi jika harus menunggu lama di kamar mandi. Ia akhirnya berusaha untuk mengumpulkan keberanian dan berteriak dari lobang pintu.
"Tuaaannnn!!!"
Tuan Paul terperanjat dan bangun dari kasur. "Kenapa lagi, anak kecil?!" tanyanya ketus.
"Keluarlah dari kamar, saya mau berganti pakaian," pinta Aisha dengan segala keberanian yang terkumpul.
Tuan Paul terkekeh. "Bukankah aku suamimu? Kenapa aku harus keluar dari kamar ini? Kamu itu istriku, milikku, jangankan hanya melihat, menyentuh kamu pun aku berhak!"
Aisha bergidik ngeri, tak sanggup rasanya ia membayangkan Tuan Paul menyentuhnya.
"Dasar mesum! Dasar lelaki tua paedofil!" Aisha berteriak lagi pada akhirnya.
"Aisha Suryawinata Binti Fazrul Suryawinata, umurmu saat ini delapan belas tahun, kamu bukan lagi anak ingusan, kamu sudah dewasa, jadi aku bukan paedofil! Camkan itu!"
Aisha terkesiap. Tapi amarahnya masih belum padam. "Bukannya kamu yang terus memanggilku anak kecil?" balasnya lagi.
Tuan Paul terkekeh geli. Ia sepertinya menyadari apa yang sudah dilakukannya.
"Baiklah istriku, aku keluar. Baju seragam sekolahmu ada di lemari. Aku menunggu di meja makan. Sepuluh menit lagi kamu sudah harus ada di bawah!" ucapnya sebelum berjingkat keluar dari kamar.
Aisha menarik nafas lega. Sesaat ia mengeluarkan kepalanya dari celah pintu kamar mandi, setelah yakin Tuan Paul keluar dari kamar, ia segera berlari meraih handuk dan berganti seragam sekolah.
Benar apa yang dikatakan Tuan Paul, seragam sekolahnya ada di lemari itu, bahkan sepatunya tergeletak di bagian bawah lemari. Aisha tak menyangka lelaki itu mempersiapkan semua keperluannya.
Tuan Paul menunggunya di meja makan dengan dua porsi bubur ayam. Entah dari mana ia mendapatkan itu. Aisha tak mau tahu. Ia hanya segera menghabiskan bubur miliknya tanpa ingin melihat lelaki itu. Kesal dan malu masih menumpuk di hatinya.
Setelah itu ia segera menarik tas dan bergegas keluar rumah.
Tuan Paul kembali terkekeh. "Kamu tak akan bisa pergi ke sekolah sendiri. Sabarlah. Suamimu masih belum menghabiskan sarapannya!"
Aisha menghentakkan kakinya ke lantai. Ternyata harapan hidup bebas dan bahagia begitu jauh dari kenyataan.
"Silahkan jika kamu bisa melewati para bodyguard di depan," ucap Tuan Paul sambil menyelesaikan sarapannya. Aisha hanya bisa menyandarkan badannya pada daun pintu dan menatap Tuan Paul dengan penuh kebencian. Tapi lelaki itu tetap santai dan menikmati sarapannya.
Sebuah Audi R8 telah siap di halaman ketika Aisha dan Tuan Paul keluar dari rumah. Seorang bodyguard memberikan kuncinya pada lelaki itu dengan penuh hormat. Tuan Paul membuka pintu mobil untuk Aisha dan kemudian melajukan kendaraan itu menuju ke sekolah.
Begitu banyak pasang mata yang terbelalak ketika melihat mobil itu berhenti di depan gerbang sekolah Aisha. Ingin rasanya Aisha memukuli lelaki itu karena tak mengindahkan permintaannya untuk diturunkan di ujung pagar sekolah agar tak terlihat mencolok. Tapi Tuan Paul tak menjawab apapun, bahkan sengaja berhenti di depan gerbang.
Lalu dengan sigap ia keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk Aisha. Aisha menatap lelaki itu dengan kemarahan dan kebencian. Tapi Tuan Paul hanya tersenyum, hingga Aisha tersadar betapa tampan lelaki itu.
"Semoga harimu menyenangkan, Nona. Jangan berani pergi kemana pun setelah pelajaran jika aku belum datang menjemput. Ingat itu baik-baik," ucapnya pelan. "Satu lagi, jangan berani main api di belakangku dengan lelaki mana pun. Aku tak bisa memaafkan perselingkuhan apapun namanya!" bisiknya ke telinga Aisha.
Wajah Aisha memerah. Marah, kesal, malu, semuanya bercampur aduk. Apalagi ketika ia melihat wajah seseorang yang dikenalnya sibuk menonton adegan Aisha dan Tuan Paul dengan senyum sinis.
Tuan Paul menahan tangan Aisha, "cium tangan suamimu sebelum pergi," ucapnya sambil menyodorkan tangannya ke wajah Aisha. Aisha berusaha menepiskan tangan itu tapi Tuan Paul membuat gerakan yang tak diduganya, ia mencium kening Aisha dengan cepat lalu mengacak rambut Aisha sebelum kembali masuk ke dalam mobilnya.
"Have a nice day, istriku," ucapnya penuh kemenangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Mukmini Salasiyanti
suami yg sgt baik dan perhatian..
mengapa blm sadar???
2023-10-16
0
Erna Fadhilah
apa sebenarnya tuan paul itu udah suka sama aisha 🤔🤔🤔kelakuannya kok romantis sama aisha
2023-09-30
1