Notifikasi pesan masuk di ponsel Rini berbunyi. Rini tersentak dalam tidurnya. Di ambilnya ponselnya dan dibukanya. Chat masuk dari Endro.
"Aku baik- baik saja, Rin. Aku tidak apa-apa. Aku sehat dan segar. Aku biasa saja tidak sedang merindukan kamu." chat dari Endro untuk Rini.
Rini membaca tulisan yang di kirim Endro dengan sedikit kekecewaan. Harapan nya adalah Endro menuliskan kata rindu dengan dirinya. Seperti yang ia rasakan sekarang ini tetapi nyatanya tidak sesuai dengan yang diharapkan nya.
Rini meletakkan ponselnya setelah menghapus chat masuk dari Endro. Matanya mulai kembali dipaksa kan terpejam. Pikirannya masih diselimuti bayangan Endro. Kini sedikit rasa kesedihan dalam diri Rini. Betapa tidak? Rini serasa bertepuk sebelah tangan ketika mendapatkan chat dari Endro.
"Bukankah ketika berjumpa kemarin, kamu bilang sangat menyukai aku dan sikap mu terhadap ku seperti akulah satu-satunya wanita yang kamu cinta. Tetapi kenapa bahasa yang kau kirim untuk ku kali ini sungguh membuat aku merasa begitu tidak kamu anggap. Lalu apakah kamu sudah tidak menyukai aku, Endro? Apakah rasa mu sudah berangsur hilang terhadap aku? Apakah kamu sudah tidak mempunyai harapan bersama aku?" pikir Rini dalam kesedihannya.
Di ambilnya ponselnya lagi. Rini kini mulai mengetikkan sesuatu.
"Aku kangen kamu, Endro!" ketik Rini dan tulisan itu di kirimkan ke Endro.
Di samping Rini, Angga masih tertidur dengan pulas. Wajah ganteng dan polos nya seperti anak - anak yang tertidur karena kelelahan bermain seharian.
Rini menatap wajah ganteng milik suaminya, Angga. Di usapnya pelan dan penuh kelembutan dengan tangan halus Rini.
"Seharusnya aku selalu bersyukur memiliki suami seperti kamu, mas! Laki - laki yang penuh kharisma, bertanggung jawab, perhatian dan sangat romantis. Dan lebih lagi, kamu tidak egois selalu mengalah terhadap aku," gumam Rini.
Balasan chat dari Rini masuk.Endro mengirimkan balasan dari chat Rini.
"Aku baik-baik saja! Kamu mungkin lagi kecapekan atau lagi kesepian. Jaga kesehatan kamu, bila perlu cek dan periksa ke dokter. Mana tahu ada gejala depresi," balasan chat dari Endro.
Rini mulai merasakan sesak dada nya membaca balasan dari Endro. Apakah semua ini yang membalas Endro? Ini sungguh di luar dugaan Rini. Kenapa begitu menyakiti hati nya. Seperti dengan sengaja ingin membuat hati Rini tersayat - sayat.
"Apa yang kamu inginkan sebenarnya, Endro? Kenapa kamu tega menuliskan balasan seperti ini padaku?" gumam Rini dengan kesedihan dan sesak mulai menghimpit dadanya.
Rini kemudian menuliskan lagi, membalas chat dari Endro.
"Baiklah! Kalau itu membuat kamu bahagia," tulis Rini akhirnya dan meletakkan ponselnya di atas meja.
Kembali Rini memejamkan matanya. Berusaha melupakan bayangan Endro yang menguasai hati dan pikirannya. Kekecewaan nya terhadap Endro semakin besar. Analisa Rini Endro sudah tidak mempedulikan nya lagi. Mungkin saja sudah lelah dan jenuh dengan hubungan antara mereka yang belum ada titik temu.
"Endro! Bagaimana aku bisa melupakan kamu. Bantu lah aku, jika kamu tidak menginginkan aku lagi," gumam Rini lirih. Tanpa di sadari nya, kristal bening jatuh di kelopak matanya.
⭐⭐⭐⭐⭐
Mungkin saja ini adalah jalan takdirku. Mengagumi sosok mu tanpa cinta darimu. Tetapi asal kan kamu bahagia, tidak menjadi masalah dalam hidupku. Rasa ini telah lama terpendam dan perasaan ini sungguh - sungguh menyiksa batin aku. Aku selalu menunggu hatimu menyambut diriku dalam rasaku yang sudah meledak - ledak seperti bom waktu. Sekali lagi, tidak masalah bagiku. Aku menderita karena rasa cintaku karena aku sudah tergila-gila pada mu.
"Rini!" panggil pelan Angga yang membuyarkan lamunannya.
"Mas! Sudah mau berangkat kantor?" ujar Rini sambil bangkit dari duduknya dan berdiri merapikan Krah kemeja yang dikenakan Angga.
"Rini! Maaf! Hari ini ada dinas luar kota. Semalam aku lupa memberitahu ke kamu. Selama tiga hari ini aku tidak bisa menemani kamu di rumah," kata Angga dengan wajah sedih dan bersalah.
"Mas!" sahut Rini pelan.
"Aku telepon Rosita adikku yah supaya kemari dan menemani kamu di rumah," usul Angga akhirnya.
"Tidak perlu mas! Em..aku boleh minta ijin keluar kota juga gak mas?" kata Rini pelan dan ragu - ragu.
Angga mulai mengerutkan dahinya. Ada pertanyaan yang seketika muncul di benaknya.
"Ke mana sayang?" tanya Angga sambil mengusap lembut pipi Rini.
"Ke Semarang mas!" jawab Rini mulai semangat.
"Ada reuni SMA Minggu ini juga mas," tambah Rini dalam kebohongan nya.
"Oh ya? Kenapa kamu pun tidak cerita tentang hal ini, sayang!" ucap Angga.
"Aku ragu - ragu juga mas! Kamu akan mengijinkan aku untuk pergi ke acara reunian itu. Lagi pula acara nya di kota Kelahiran aku mas," alasan Rini.
"Oh sayangku! Aku tentu tidak kolot sayang. Kamu pasti juga kangen bukan, masa - masa sekolah dan kawan - kawan lama kamu," kata Angga sambil meraih tubuh mungil Rini.
"Mas! Terimakasih banyak atas kepercayaan nya. Jadi? Mas mengijinkan aku pergi ke Semarang?" ucap Rini dengan mata berbinar senang.
"Tentu saja sayang! Yang penting di luar kota kamu selalu jaga kesehatan. Jaga makanan dan minuman kamu." kata Erlangga sambil mendekatkan bibirnya ke dahi milik Rini lalu menciumnya.
"I love you, Rini!" kata Angga di akhir mencium kening dahi Andini dengan rasa khawatir jika berjauhan dan meninggalkan Rini.
"I love you to Mas!" jawab Rini sambil tersenyum manis.
"Rini. Apakah yang kamu pikirkan? Apakah yang akan kamu cari. Jika Angga sudah memiliki semuanya. Keromantisan, perhatian, kasih sayang yang tulus, kebahagiaan lahir dan batin yang sangat cukup." batin Rini dengan perasaan yang bersalahnya karena hatinya tidak sepenuhnya lagi terisi nama Angga melainkan ada nama pria lain yaitu Endro.
"Hai Rini! Melamun lagi yah! Ya sudah. Mas berangkat dulu. Dan kamu bersiap - siap lah kalau mau ke Semarang," ucap Angga.
"Jangan lupa nanti singgah lah ke rumah kakak kamu yang di Semarang. Jika memungkinkan, kamu tidak perlu menginap di hotel," usul Angga.
Rini mengernyitkan dahi nya. Tanda kurang setuju dengan pendapat Angga, suaminya.
"Em itu kalau memungkinkan loh, sayang. Kalau kamu tidak ingin merepotkan mereka, menginap di hotel lebih baik, sayang. Tapi kabari aku selalu," kata Angga seolah bisa membaca pikiran Rini dari ekspresi yang muncul barusan.
"Iya mas!" sahut Rini dengan senyum yang mengembang.
"Oh iya, satu lagi!" sambung Angga.
"Apa itu mas?" tanya Rini dengan gemas.
"Jangan CLBK yah!" ucap Angga sambil terkekeh.
Rini dengan cepat mencubit pinggang Angga lalu dengan semangat memeluk kembali suaminya itu. Seolah pelukan terimakasih karena Angga mengijinkan pergi ke Semarang.
"Rini! Aku pasti merindukan kamu, sayang!" kata Angga pelan.
"Aku juga mas!" sahut Rini akhirnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Aldi Suwarta
wanita tolol, sudah punya suami yg baik masih teringat cinta masa lalu, kalau gak cinta kenapa lamaran suami kamu diterima, wanita bodoh, jijik...
2023-09-25
0
Uthie
Bodoh sihh sebenarnya wanita yg kaya gitu 😌🤭
2023-09-16
0