"Rini! Kasih waktu sebentar saja padaku untuk menemui kamu sayang!" ucap Endro melalui sambungan telpon.
"Endro! Apa yang kamu inginkan dariku?" tanya Rini mulai ragu - ragu.
"Aku rindu. Aku ingin kamu menemui aku. Aku di Medan sekarang ini,"kata Endro dengan suara lantang.
"Apa? Kamu di Medan? Dimana?" tanya Rini dengan gemetaran tidak percaya bahwasanya Endro senekat itu.
"Aku menyukai kamu, Rini. Aku rela melakukan apa saja karena rasa rindu ini sudah tidak bisa terbendung lagi," kata Endro bersemangat.
"Kamu di mana, Endro?" tanya Rini dengan kekhawatiran nya.
"Aku di penginapan X. Siang ini temui lah aku. Aku tunggu!" ujar Endro dengan memaksa.
"Tapi! Tapi, aku takut!" ucap Rini pelan.
"Rini! Bukankah kamu juga menyukai aku? Bukankah kamu juga merindukan aku? Bukankah kamu juga ingin berjumpa dengan aku? Kenapa ketika aku sudah datang menghampiri kamu di kota mu, kamu jadi ragu - ragu?" ucap Endro penuh penekanan.
"Aku..aku takut! Karena ...karena aku tidak pernah berselingkuh dengan laki-laki mana pun," jawab Rini. Dia benar-benar takut.
"Terserah kamu! Kamu mau menjumpai aku apa tidak. Aku di penginapan sampai besok pagi. Kalau kamu tidak datang, aku akan kembali pulang ke kota ku, Semarang." kata Endro lalu menutup dan mematikan panggilan keluar nya.
Kini Rini dalam kebingungan. Dilain sisi, Rini memiliki' rasa dan perasaan yang begitu dalam dengan Endro. Di hati nya selalu di penuhi bayangan Endro. Hati nya ada Endro bukan suaminya Angga. Tetapi posisi dan statusnya, membuat Rini tidak berani memutuskan untuk berselingkuh secara kontak fisik. Ia hanya berani melalui chat dan bermain hati dan pikiran nya.
Kini apa yang akan Rini lakukan. Endro sudah berani datang ke kota nya. Ingin menemuinya. Ingin mengungkapkan segala rasa dan perasaan yang menggangu di hatinya. Rasa rindu dan kangen yang begitu menyiksanya.
Rini mondar-mandir di ruangan kamarnya. Angga masih di kantor nya. Rini punya banyak kesempatan untuk menemui Endro tanpa sepengetahuan Angga. Pagi, atau siang ini Angga sudah tidak ada di rumah. Kesempatan terbuka lebar-lebar oleh Rini. Tetapi Rini tidak cukup punya keberanian dan kekuatan untuk menjumpai Endro. Hatinya ingin dan rindu dengan sosok Endro.
"Endro! Aku kangen dengan kamu! Tapi aku takut! Sangat takut untuk bertemu dengan kamu." gumam Rini.
Akhirnya Rini berganti pakaian. Diambilnya celana jeans dan kemeja warna birunya. Dengan sedikit polesan di wajahnya, kini Rini memutuskan untuk menjumpai Endro di penginapan yang sudah ditentukan.
"Baiklah! Aku akan menjumpai kamu. Tapi aku tidak ingin, melakukan sesuatu yang lebih dengan kamu. Karena aku masih istri Angga." gumam Rini.
⭐⭐⭐⭐⭐
Seperti yang sering kau sampaikan padaku. Doamu adalah caramu memelukku dari jauh. Dan ketika puncak kerinduan itu terasa indah adalah kita sama - sama menahan diri tidak chat, email, mengirim pesan, telepon atau video call tetapi saling mendoakan dari jauh.
Air hujan jatuh tak henti. Basah dan membasuh muka bumi. Hati di dera kekeringan bak luntur keyakinan.
Siapa yang hendak menyembuhkan? Jika hati terbakar sudah api kekecewaan.
Kau pergi begitu saja ketika aku sayang - sayangnya dan tak ingin berjauhan. Kau menghapus jejak langkah ketika aku terpaut rasa yang kian dalam.
Kini kau datang membawa cerita indah ingin berjumpa. Aku dalam ketakutan yang nyata. Karena ini tidak adil bagi pasangan ku yang sesungguhnya. Dan kamu adalah orang yang masuk dalam kehidupan kami berdua. Ketika kami masih berusaha memupuk rasa yang ada dalam kemesraan rumah tangga.
⭐⭐⭐⭐⭐
Rini telah tiba di penginapan. Dia segera ke tempat resepsionis menanyakan letak kamar yang diberitahukan oleh Endro. Lalu Rini tidak mau menunggu lama menghubungi Endro.
"Endro, aku sudah di depan!" ucap Rindu melalui sambungan telepon genggamnya.
"Oke! Aku segera ke sana!" sahut Endro dan sambungan telepon itu di matikan nya.
Waktu mulai bergulir. Cuaca panas di siang hari sangat menyengat kulit. Di ruangan yang ber AC itu memang tidak berpengaruh terhadap cuaca siang hari di luar ruangan. Tetapi bagi Rini, ini sangat berpengaruh dalam pendirian nya sebagai wanita yang beristri. Rini sudah selangkah mendekati perselingkuhan. Rini berani mendatangi laki - laki yang bukan suami atau saudara nya di suatu hotel.
"Hai!" panggil Endro lalu meraih tangan Rini dan menariknya melangkah menuju kamarnya.
"Endro! Pelan - pelan jalannya dong!" ucap Rini yang menurut saja di tarik tangannya oleh Endro.
Endro dengan semangat melangkah dan masuk ke kamarnya. Rini mulai khawatir di dalam hatinya. Jantung nya berdebar hebat dengan pertemuan dengan sosok yang setiap hari selalu mengganggu pikiran nya. Khayalan nya kini mulai terwujud dengan pertemuan itu. Impiannya tiap malam menjadi kenyataan. Di depannya ada Endro yang menggenggam erat tangan nya.
"Ini kamarnya, sayang!" ucap Endro sambil membuka pintu kamarnya.
Rini mengikuti langkah Endro yang masuk dalam kamar itu. Rini mulai tegang. Di tatapnya Endro yang sedang melihatnya dengan penuh kerinduan. Rasa kangennya sudah meluap. Endro dengan cepat memeluk dan mendekap Rini dengan kuat. Tangan nya yang kokoh tidak juga melepaskan Rini. Rasa rindu itu begitu ingin dicurahkannya.
"Endro! Aku tidak bisa bernafas!" ucap Rini pelan.
Endro sedikit memberikan ruang kepada Rini. Kini tangannya dengan lembut membelai rambut panjang Rini
"Syukurlah! Aku bisa memeluk mu hari ini sayang. Tidak sekadar dalam rangkaian doa ku yang ku kirimkan untukmu sebagai cara untuk memeluk mu dari jauh," ucap Endro dengan lembut.
"Endro! Aku juga merindukan kamu." sahut Rini dengan suara bergetar.
"Benarkah? Kamu juga merindukan aku?" tanya Endro. Dia ingin menegaskan.
Anggukan pelan dari kepala Rini sebagai jawaban nya.
"Kamu sudah makan, Rin?" tanya Endro.
"Tadi sudah makan di rumah." jawab Rini sambil mendudukkan pinggul nya di sofa dekat Spring Bed big size kamar hotel.
"Rini, Aku sangat bahagia bisa berjumpa dengan kamu hari ini. Aku kira kita tidak akan pernah berjumpa." ucap Endro sambil mendekati Rini dan meraih pergerakan tangannya dan menggenggamnya erat.
"Endro, aku pulang yah!" kata Rini sambil menatap lembut Endro.
"Temani aku makan dahulu, baru kamu boleh kembali pulang," ucap Endro dengan bijak.
"Benarkah? Kamu tidak apa-apa?" ujar Rini.
"Sebenarnya aku ingin berlama-lama dengan kamu. Tetapi aku juga paham. Aku tidak ingin memaksa kamu untuk selalu bersama ku. Karena kamu masih milik Angga. Aku sangat tahu diri,Rin," ucap Endro sambil menatap lembut Rini.
"Terimakasih banyak, Endro. Aku masih menyukai kamu. Dan kamu selalu menjaga aku. Aku salut, kamu tidak menuntut banyak dengan aku," sahut Rini.
"Kalau waktunya tiba dan memang kita berjodoh. Kita akan bersatu dan bersama," kata Endro dengan bijak.
"Itu yang aku suka dari kamu, Endro," sahut Rini.
"Rini! Bolehkah aku mencium kamu sebentar saja." pinta Endro sambil mendekati Rini. Rini terdiam dan memejamkan matanya. Endro dengan pelan mengecup kening Rini lalu turun ke bawah bibirnya.
"Terimakasih banyak,Rin. Aku mencintaimu lebih dari apapun," ungkap Endro sambil berkaca - kaca.
"Iya! Terimakasih untuk cinta mu, Endro," sahut Rini.
Endro mendekap erat Rini menumpahkan kerinduan nya. Tidak ada rasa indah itu ketika mereka bertemu. Karena mereka sama-sama sedang di mabok asmara. Jatuh cinta di saat sudah memiliki pasangan. Dengan alasan mencari kenyamanan dan ketenangan dari pasangan barunya.
"Endro, maaf aku harus pergi! Aku takut suamiku Angga akan mencari ku," ucap Rini seraya melepaskan pelukan erat dari pria yang menjadi selingkuhan nya sekarang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Aldi Suwarta
gak pantas jadi istri, dan laki-laki gak tau diri istri orang diembat, enaknya masukin kandang buaya dua duanya
2023-09-25
0
Uthie
cari masalah dan petaka sendiri itu mahhhhh... 😂😂😂
2023-09-16
0
⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾
Waduhh.....gak bahaya ta 🤣🤣🤣
2023-09-08
0