Rini masih di dalam kamar mandi. Sudah cukup lama, ia di dalam. Pikirannya kacau balau. Ingatannya masih di kuasai sosok Endro. Seperti sudah di pelet oleh laki-laki atletis itu. Nama nya menggetarkan jiwa nya. Ketika nama itu tersebut dalam hati nya, bergetar lah sudah jantung nya. Ini sungguh menjadi siksaan baginya.
Rini tidak mampu berbuat apapun. Rasa rindu itu semakin menjadikan jantungnya berdegup kencang. Ia ingin berlari dan pergi dari tempat itu. Lalu menjumpai Endro dan melepaskan segala beban kerinduan yang sudah menguasai dirinya. Rini jadi malas makan. Rini jadi malas beraktifitas. Pikirannya kacau karena memikirkan Endro Sehari saja tanpa kabar dari Endro, serasa dunia akan runtuh. Galau hatinya membuatnya gila dan salah tingkah.
Tok..
Tok...
Tok...
Suara pintu kamar mandi membuyarkan lamunan Rini. Suara panggilan Angga membuat damai hatinya.
"Rini! Kamu ngapain di dalam? Jangan lama-lama mandi nya, sayang! Bukankah kita mau makan malam bersama? Rini!" teriak Angga suaranya sangat keras memenuhi ruangan kamar itu.
"Iya Mas!" sahut Rini ikut berteriak.
"Buruan! Nanti masuk angin loh, sayang!" ujar Angga.
"Iya sayang!" sahut Rini lagi.
Rini jadi berpikir. Kurang apa lagi dari Angga. Angga yang cukup perhatian dan pengertian padanya. Angga yang tampan dengan pekerjaan yang mapan. Angga yang lahir dari keluarga yang berada dan religius. Angga yang bisa membimbingnya ke arah yang lebih baik. Kenapa dirinya sanggup berpaling hati dari nya. Ini adalah suatu kebutaan dirinya. Rini telah di buta kan oleh rasa yang tidak jelas dan tidak masuk akal.
Jelas - jelas Angga adalah suaminya yang sah. Halal hubungan nya dengan Angga. Kenapa masih mencari dan terpikat oleh laki-laki lain seperti Endro yang notabene kehidupan Endro masih belum jelas. Memang Endro seperti sayang dan begitu mencintai Rini. Tetapi Rini belum cukup paham akan kehidupan dan lingkungan Endro nun jauh di sana. Semua masih terlihat indah. Semua masih tertutupi keburukan dan kelemahan dari Endro. Yang ada hanyalah indah dan kesempurnaan dari sosok Endro.
Ya Tuhan! Ini kah cinta yang datang di saat tidak tepat itu? Di depan Rini ada secangkir teh tetapi dia masih mencari kopi karena keinginan kuat nya. Inilah ibarat yang terjadi oleh Rini.
"Rini!" panggil Angga membuyarkan lamunan Rini yang duduk berhadapan di meja restoran di pusat pembelanjaan.
"Em?? Iya sayang!" sahut Rini gelagapan.
"Kamu melamun kan siapa? Aku loh di sini di depan kamu? Apa yang sedang engkau pikirkan?" tanya Angga berusaha meneliti wajah Rini yang terlihat muram dan sedih.
"Tidak ada! Mungkin aku sudah cukup lelah hari ini." jawab Rini.
"Jadi? Mau pulang atau nonton film action kesukaan kamu?" tanya Angga.
"Hem...Hem lihat film dong. Bukankah nanti di dalam aku bisa bersandar di bahu kamu." ucap Rini sambil tersenyum.
"Awas yah kalau nanti tidur." sahut Angga sambil mencolek hidung mancung Rini. Senyuman nya begitu manis ditunjukkan pada istrinya itu.
"Bukankah ada kamu. Kalau aku tertidur, kamu lah yang akan menjagaku dan membangun kan aku, sayang," ucap Rini.
"Haha! Sejak kapan kamu mulai pandai merayu, Rin?" tanya Angga.
"Sejak, aku mulai takut kehilanganmu Mas!" ucap Rini.
"Oh begitu! Aku selalu setia ketika di kantor kok. Gadis - gadis di kantor tidak secantik istriku ini," kata Angga menggoda dan mencubit pipi chubby Rini.
"Tapi ketika nanti Mas menemukan gadis yang lebih cantik dibanding aku, apakah kamu nanti akan tergoda?" tanya Rini.
"Tergantung!" jawab Angga yang membuat Rini mengernyitkan dahinya.
"Maksudnya? Kamu akan berpaling dariku Mas?" tanya Rini lagi.
"Tergantung cewek itu, bisa menggodaku tidak?" jawab Angga asal.
"Astaga!" sahut Rini sambil cemberut dengan bibirnya manyun ke depan beberapa sentimeter.
Angga terkekeh melihat reaksi Rini yang cemberut cemburu buta dan tidak jelas itu.
"Sejak kapan kamu mulai cemburuan,sayang? Kamu jadi tambah imut kalau begitu loh!" kata Angga menggoda.
"Tidak lucu!" sahut Rini mencubit pinggang Angga.
"Aduh, sakit sayang!"kata Angga.
"Seperti nya,pulang dari nonton aku bakal memberi hukuman kamu deh!" ucap Angga sambil tersenyum. Kembali Rini mengerutkan dahinya.
"Hukuman apaan?" tanya Rini sambil menatap wajah tampan Angga.
"Haruskah aku jelaskan, sayang?" ujar Angga.
"Ih nakal!" sahut Rini kembali mencubit pinggang Angga.
"Rini! Sakit sayang!" teriak kecil Angga yang tertahan karena khawatir orang - orang akan memperhatikan kegaduhan mereka.
"Kamu mau berapa ronde mas? Aku masih sangat sanggup membuat kamu terkapar tidak bisa berjalan." ucap Rini Sambil terkekeh geli.
"Bener nih. Aku suka tantangan kamu, sayang. Aku tunggu dan sangat siap dengan pelayanan kamu nanti." kata Angga dengan senyuman nakalnya.
⭐⭐⭐⭐⭐
Rini menatap Angga yang sudah tertidur pulas di samping nya. Di atas ranjang yang empuk itulah mereka masih dalam satu ikatan cinta sebuah pernikahan suci. Akankah Rini menodai semuanya dengan memikirkan laki - laki lain yang sudah tertambat dalam hatinya? Sedangkan Angga yang begitu sangat polos mempercayai Rini sebagai wanita yang lurus dan setia.
Bukan! Ini semua bukan Rini yang menginginkan rasa itu tiba - tiba ada. Rasa yang tidak bisa terkontrol. Getaran jantung yang merongrong jiwa yang tenang. Merusak pemikiran yang lurus menjadi liar. Bayangan Endro membuat Rini sangat mendambakan selalu bertemu dengan nya. Walaupun hanya sekali itu, menjadi lekat dalam hatinya. Membuahkan rasa yang semakin menggila.
Di raihnya ponsel yang tidak jauh dari Rini. Rini mulai menuliskan sesuatu di nomer Endro. Rini ingin mengetahui kabar terkini dari Endro. Di lihatnya status Endro yang terlihat galau karena menanti kabar berita Rini. Kerinduan yang terpendam dan takut menghubungi.
"Apakah kamu baik- baik saja,Endro?" ketik Rini di ponsel nya lalu di kirimkan tulisan itu di nomer Endro.
Belum ada balasan karena apa yang di tulis Rini belum terbaca oleh Endro. Terlihat di nomer Endro terakhir dilihat jam 01.20 Wib sedangkan sekarang waktu menunjukkan pukul 03.15 wib. Mungkin saja, Endro sama sudah tertidur dan belum terjaga.
Kembali Rini mengetikkan sesuatu.
"Endro! Apakah kamu merindukan aku?" tulis Rini dan kembali apa yang di tulisnya di kirimkan ke nomer Endro.
Kembali belum ada balasan dari chat Rini. Rini dalam kegelisahan yang tak menentu. Beberapa menimang ponselnya karena menunggu balasan dari chat nya tetapi Endro tidak sedang Online kali ini.
Rini mulai memejamkan matanya. Dipaksa lah matanya supaya beristirahat sejenak dan melupakan kegalauan nya. Dunia fantasinya mulai bermain-main di otaknya. Rini mulai mengkhayal kan sosok Endro. Sampai akhirnya otaknya lelah dan terlelap dalam tidurnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Uthie
Wahhh.. si Rini cari kematian nya sendiri 😂😂😂😂
hanya.bermodal mulut manis laki2 yg gak jelas yg baru hadir itu, dia rela akan kehilangan sesuatu yg sangat berharga dari suami yg sdh cukup sempurna 👍
dan itu hanya karena mudah tertipu laki2 jaman now 😜
baca cerita ini, jadi pernah dengar kasus kaya gini dehh...
dimana banyak jeratan laki2 hanya dengan bermodal ucapan manis, sayang, dan rindu serta cinta semu, bisa bikin hati wanita yg mau meladeni dan menyambut nya jadi terbuai jauhhhh....
dan puncaknya yaa kalau sdh bisa mendapatkan madu dari si korbannya 👍
hingga ia jd mengorbankan apa yg sdh dimiliki yg awalnya baik-baik saja 😌
nantinya kalau udah dapat yg diinginkan si penjahat laki2 tsb, pastinya dia cari korban2 berikutnya 😏
2023-09-16
0