Bab 3 Lamunan

Keheningan malam. Aroma sehabis hujan. Sendiri di teras rumah. Secangkir kopi hangat dan lamunan kecil. Memikirkan tentang apa dan mengapa hal itu ada.

Aku tahu kamu sudah melakukan banyak perjuangan berat.

Aku tahu kamu sudah berusaha kuat.

Aku tahu kamu sudah sudah begitu hebat. Aku tahu itu.

Ku mohon! Bertahanlah sedikit lagi. Jangan berhenti.

Bahagia yang harus di perjuangkan lebih keras lagi.

Rini duduk melamun di teras rumahnya. Ia duduk memikirkan perjumpaan nya dengan Endro. Begitu singkat tapi sangat membekas di hatinya. Dalam hatinya yang paling terdalam. Dia ingin berlama-lama dengan laki - laki atletis dan ganteng itu. Tetapi Rini tidak ingin menodai kesetiaan nya pada suaminya, Angga. Rini tidak ingin menodai rasa sayang nya dengan Endro dengan pengkhianatan terhadap pernikahan nya.

Biarlah waktu berjalan dan mengalir sesuai iramanya. Kalaupun Rini berjodoh dengan Endro. Suatu hari nanti pasti akan diberi kesempatan untuk bercengkrama dan hidup bersama. Tapi siapa yang tahu cerita akhirnya. Bukan berarti Rini ingin mengakhiri pernikahan nya dengan Angga. Ini adalah suatu dilema. Perasaan itu begitu memonopoli hatinya. Rini terlalu serakah menginginkan ke duanya. Angga dan Endro sama - sama masih sangat spesial di hatinya. Mungkin saja ini sangat munafik. Di lain sisi Rini sudah bermain hati dan berselingkuh walaupun secara fisik dirinya tidak pernah berhubungan badan. Namun hati dan pikiran nya sudah berselingkuh dengan Endro, pria muda yang mampu menghipnotis dirinya. Sehingga lupa bahwa Rini telah menjadi seorang istri dari Angga.

Rini tanpa sadar meneteskan air mata. Hatinya sangat rapuh karena di dera rasa cinta nya. Rasa yang seharusnya untuk Angga satu - satunya. Tetapi kini ada sosok laki-laki lain yang selalu membayangi dirinya. Dia adalah Endro. Endro yang menjadi harapan nya untuk bisa merenggut hati dan perasaannya.

Rini tahu dan sangat sadar. Ini tidak mudah. Ini sangat sulit jika harus menghapus bayangan Endro. Mereka berdua sudah menyatukan hati. Mereka berdua sama - sama menyukai. Tetapi mereka masih tahu batasan nya. Endro sangat menghargai status Rini. Walaupun Rini masih single dan bebas untuk melakukan apa saja. Tetapi tidak untuk Rini. Endro tidak ingin merusak semua nya karena keinginan hatinya. Itulah yang menjadi dan menambah simpati nya Rini terhadap Endro.

"Suatu hari nanti, esok atau lusa, mungkin kita tidak lagi menyapa. Aku berharap, rasa ini akan terkikis dengan sendirinya. Seperti batu karang yang selalu terkena air garam di laut. Lama kelamaan akan rapuh dan hancur. Aku berharap seperti itu dengan mu. Atau kamu akan menemukan wanita lain yang lebih baik dari aku. Namun, apakah aku sanggup dan ikhlas melepas mu? Sedangkan aku sangat menginginkan kamu. Endro! Aku menginginkan hati mu tidak pernah berubah dengan aku. Mungkin ini terlalu egois buat aku. Sedangkan kamu perlu bahagia walaupun tanpa aku." gumam Rini lirih dalam kesendirian nya di depan rumahnya dengan wangi melati di samping rumahnya.

⭐⭐⭐⭐⭐

"Rini!" panggil Angga membuyarkan lamunan Andini yang duduk sendirian di taman rumah belakang.

Rini terkejut dan mencari arah suara yang memanggil namanya. Angga pulang dengan membawa buah tangan.

"Mas! Kamu sudah pulang Mas?" sahut Rini sambil bangkit dari tempat duduknya dan meraih tangan Angga dan mencium tangan nya.

Angga meraih tubuh Rini dan memeluknya erat. Mencium pipi kanan dan kiri nya dengan penuh kehangatan.

"Aku kangen kamu Rini!" kata Angga menggoda.

"Memangnya sudah berapa hari, kita tidak berjumpa Mas? Kita baru beberapa jam tidak bersama karena mas masuk kantor," ujar Rini sambil tersenyum dan mencubit pipi Angga dengan gemas.

"Tapi aku benar - benar kangen banget loh! Masak gak boleh sih?" sahut Angga cemberut.

"Hehehe! Apakah kamu bener - benar merindukan aku Mas?" tanya Rini sambil mendekatkan hidungnya hingga menempel ke hidung Angga.

Angga dengan pelan menyentuh bibir Rini dengan hati - hati.

"I Miss you Rini!" ucap Angga pelan.

"I Miss you to, Mas!" jawab Rini dengan menahan napas nya karena kecupan lembut Angga yang membuat Rini bergairah.

Rini serasa di kecup oleh Endro. Bayangan Endro begitu kuat. Hingga hasratnya sangat meronta ingin tertumpah kan. Perjumpaan kemarin masih tertahankan dan tidak terlampiaskan. Kerinduan yang menggelora dua insan itu belum punya nyali dan kekuatan untuk menerobos benteng pertahanan suci Rini dalam ikatannya.

Rini mulai mengusap lembut pipi Angga. Seolah di hadapannya adalah sosok Endro yang menguasai hati dan pikirannya. Di mainkan bibir tebal Angga. Tangan lentiknya bermain dan menari - nari di bibir Angga. Angga menatap wajah Rini dengan gemas dan kerinduan yang terbalas.

"Kamu juga kangen aku, sayang?" tanya Angga dengan mata yang mulai meredup karena gejolak rangsangan jari tangan Rini yang menari di bibir tebalnya.

Rini tersenyum dan mengangguk pelan. Tangan Rini mulai ditarik masuk ke dalam rumah sampai di kamar utama mereka. Rini mengikuti ajakan Angga yang bersemangat untuk melakukan apa saja yang akan di inginkan nya. Kewajiban nya sebagai seorang istri akan di lakukan nya. Haknya sebagai suami untuk menuntut pelayanan terbaik dari wanita terkasihnya.

"Rini!" panggil pelan Angga setelah mereka masuk ke dalam kamar utama nya.

"Iya! Aku akan melayani kamu!" sahut Rini sambil membuka kancing kemeja kerja Angga satu demi satu sampai celana panjang nya.

"Apakah aku harus mandi terlebih dahulu, sayang?" kata Angga.

"Kamu masih wangi kok! Ciri khas wangi tubuh dan keringat kamu sangat menggoda ku, Mas!" ujar Rini.

Angga tersenyum pasrah dengan pelayanan Rini terhadapnya. Angga perlahan merapatkan badannya mendekati Rini. Satu persatu yang melekat di badan Rini di lepaskan oleh Angga.

"Mas!" ucap lirih Rini ketika Angga mengecup leher belakang telinga Rni pelan.

Rini mulai merasakan aliran hangat yang mengalir serasa di ujung ubun - ubun nya. Rini memejamkan matanya. Bayangan Endro masih menguasai pikiran dan hatinya.

"Aku bisa gila! Kenapa dengan melakukan hubungan dengan suami ku pun, harus ada bayanganmu, Endro! Apakah yang kau lakukan terhadap aku? Apakah kau sudah menghipnotis pikiranku? Apakah kamu sudah mengguna - guna aku? Ya Tuhan ampunilah aku!" batin Rini dalam kegiatan panas nya bersama sang suami.

Rini masih terpejam matanya. Merasakan dan menikmati segala sentuhan Angga.

"Aku ingin punya anak, Rini!" ucap pelan Angga.

"Aku juga sayang!" sahut Rini pasrah dengan perlakuan hangat Angga.

Di ruangan kamar utama rumah mereka, Angga mengajak Rini mengarungi indahnya dunia. Mereka sama-sama mengikis jarak dan saling melakukan penyatuan dan saling memberikan rasa nikmat. Walaupun dalam pikiran Rini ada Endro. Namun dia benar-benar melakukan kewajibannya sebagai seorang istri.

Inilah yang dinamakan berselingkuh tanpa menyentuh. Namun pikiran dan hati Rini dikuasai oleh bayangan Endro. Sehingga saat melakukan hubungan suami istri itu, Rini seolah-olah melakukan nya dengan Endro. Raganya untuk suaminya. Namun hati dan pikiran Rini sudah berkhianat.

Terpopuler

Comments

Uthie

Uthie

Wahhh.. itu kalau dlm Islam udah masuk kategori berzinah lohhh 🤭
berhubungan tapi membayangkan yg lain 😁

Godaan setan dalam hubungan rumah tangga seorang manusia memang kuat banget.. bahkan level tertinggi pencapaian bangsa Jin dikatakan, kalau bisa menggoda anak Adam hingga mereka bercerai dalam pernikahan nya 👍😁

2023-09-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!