Masih di hari yang sama sebuah mobil Jeep berwarna hijau tentara berhenti di depan sebuah flat di daerah dermaga. Seorang laki-laki berkulit gelap yang dengan kacamata hitamnya turun dari mobil tinggi tersebut.
Laki-laki itu melepas kacamata hitamnya, dan memandang bangunan lima lantai berwarna coklat dengan aksen abu-abu tua yang ada di depannya. Ia melihat sekelilingnya, pemandangan yang sangat berbeda dengan kehidupan Kenan sebelumnya.
Hidup memang seperti roda yang berputar. Kehidupan seorang pangeran Fallay terjun bebas saat ini.
Mehmet kemudian menapaki beberapa anak tangga yang membawanya ke lantai tiga. Langkahnya terhenti di depan pintu kayu dengan sebuah papan hitam yang bertuliskan angka 303. Suara bunyi bel terdengar ketika tangannya menekan tombol putih yang ada di samping pintu.
Pintu flat itu terbuka, Mehmet terkejut melihat sosok wanita cantik bermata hijau yang ada di depannya. Wanita itu memakai kemeja pria yang tampak kebesaran, membuat tubuhnya seakan tenggelam di dalam kain biru bermotif garis-garis tersebut. Mehmet membuka ponselnya. Ia mencari pesan singkat yang dikirim Kenan, memastikan apakah dirinya berada di alamat yang benar.
"Apa kau sedang mencari pemilik flat ini?" tanya Ivy kepada pria berkulit gelap yang ada di depannya. Pria itu tampak melihat dirinya dan melihat layar ponselnya secara bergantian.
Sebelum Mehmet menjawab, suara Kenan terdengar menanyakan siapa yang datang. Dengan rambutnya yang masih basah, Kenan berjalan ke arah pintu.
"Biarkan dia masuk. Dia temanku," sahut Kenan kepada Ivy. Wanita itu tersenyum kepada Mehmet, kemudian dia masuk ke dalam.
"Darimana kau mendapatkan wanita cantik itu? Apa semalam kau pergi ke klub malam?" tanya Mehmet ketika ia sudah duduk di sofa depan.
"Aku bertemu dengannya di depan Hotel Four Season. Dia melarikan diri di hari pernikahannya," jawab Kenan singkat.
Mehmet hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum memperlihatkan deretan giginya yang putih. "Ya... ya aku mengerti."
"Apa yang kau mengerti?" Kenan menaikkan salah satu alisnya yang tebal.
"Kau menemukannya, kemudian membawanya pulang dan kalian menghabiskan waktu semalam di ranjang. Itu bagus, sobat! Berarti kau telah move on!" seru Mehmet dengan ekspresi wajahnya yang bersemangat dan memepragakan dengan kedua tangannya. Seolah-olah adegan ranjang itu benar-benar terjadi antara Kenan dan Ivy.
Dengan cepat Kenan melayangkan bantal sofa ke wajah Mehmet. "Itu tidak akan terjadi!"
"Apa salahnya? Kau pria dan dia wanita tinggal dalam satu atap yang sama. Hanya berdua, sesuatu bisa saja terjadi," jelas Mehmet dengan senyumannya. Ia memang sengaja menggoda Kenan.
Kenan mendengus kesal mendengar ocehan Mehmet. Ia menyandarkan dirinya di punggung sofa panjang berwarna merah marun.
"Katakan apa yang membawamu kemari? Apa kau ingin mengambil mobilmu?" tanya Kenan yang akan mengambil kunci mobil yang ia gantung di salah satu dinding.
"Bukan. Pakai saja mobil itu, aku masih ada mobil lamaku. Aku kemari ingin memberikan surat ini," jawab Mehmet memberikan sebuah surat kepada Kenan.
Kenan membaca surat tersebut. Surat yang berisi pembatalan pernikahan antara dirinya dan Hazal. Mereka sudah menandatangani surat pembatalan tersebut.
"Apa Hazal sudah mengetahuinya?" tanya Kenan sambil melipat kertas berwarna putih yang ada di tangannya.
"Ya. Aku sudah memberitahu dia, setelah beberapa bulan pernikahannya dengan Yafet Aksal. Setidaknya melalui surat ini, dia dapat menghapus rasa bersalahnya yang mengira bahwa kau telah meninggal dunia," jelas Mehmet yang mencondongkan tubuhnya ke depan.
Kenan memejamkan kelopak matanya dan mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Tatapan matanya tertuju pada meja kaca yang ada di depannya.
"Ini jalan yang terbaik untukku dan Hazal," gumamnya.
"Saatnya kau bangkit, sobat! Cari kebahagiaanmu di luar sana." Mehmet menepuk pundak sahabat yang dikenalnya sejak kecil.
Kenan kembali tersenyum lebar, hatinya sudah merasa lega telah melepas Hazal. Ia menyadari selamanya tidak akan bisa membuat mantan istrinya itu bahagia. Perbuatan ayahnya yang telah membunuh orang tua Hazal, akan selalu menjadi penghalang mereka.
"Apa rencana mu selanjutnya?" tanya Mehmet yang tiba-tiba membuyarkan lamunan Kenan.
"Bekerja sebagai montir kapal. Kemarin ada pemilik kapal yang mengajakku bergabung di sana. Tetapi aku harus mengantar wanita itu pulang ke rumahnya," ucap Kenan yang memiringkan kepalanya menatap wajah Mehmet.
"Montir kapal?" Mehmet menautkan kedua alisnya. Seolah tak percaya sahabatnya itu akan memulai segalanya dari nol. Bukan masalah percintaannya saja tapi juga masalah ekonominya.
"Ya. Apa salahnya? Itu pekerjaan yang halal. Aku sudah tidak punya perusahaan lagi," jawab Kenan sambil mengangkat kedua bahunya.
"Baiklah. Jika kau butuh bantuanku, aku akan siap membantumu!" seru Mehmet dengan senyuman dan tawanya yang khas.
"Tentu!" balas Kenan dengan tawanya.
* BERSAMBUNG *
Halo readers, jangan lupa klik tombol favorit untuk novel ku ini. Jangan lupa kasih like, komentar, rate bintang lima dan vote kalian ya 🤗 Terimakasih 🙏
.
.
.
.
.
Chapter ini khusus menjawab pertanyaan @ZahiraDewi dan pembaca Novel Dangerous Love yang bertanya-tanya tentang nasib Kenan yang sebenarnya. Kenan selamat dari usaha pembunuhan ayahnya terhadap Hazal kemudian dia menghilang dari kehidupan wanita itu. Setahun kemudian, dia datang kembali ke Istanbul setelah berkelana ke beberapa negara untuk mencoba melupakan masa lalunya.
Terimakasih @ZahiraDewi buat idenya. Setelah aku pikir, memang ada yang missed atau kosong tentang perjalanan cinta Kenan dan Hazal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Tri ani
hai aq mampir, feedback ya
2020-08-04
1
Nina Puji Handayani
klo Hazal sdh tahu, knp g mmbantu kenan sih Thor,kasihan kenan
2020-07-21
1
Dek Asik
trus yg dikubur itu orang yg mirip kenan ya 😁😁😁
2020-07-14
1