Alkila adalah Anak ke dua dari kakek dan Nenek Almira dalam kata lain ibu kandungan Almira, dia memutuskan untuk menikah dengan pria dari dunia penyihir.
sebenernya orang tua Alkila tidak menyetujui hubungan antar dua dunia itu, tapi mustahil keduanya sudah saling jatuh cinta saling menyayangi satu sama lain. sulit untuk di pisahkan.
orang tua Alkila akhirnya menyetujui hubungan anaknya itu walaupun sangat berat di hati. Setelah menikah Alkila ikut suaminya tinggal di dunia sihir, itu semakin memberatkan hati kedua orang tuanya. Semenjak menikah mereka tidak pernah berkunjung ke rumah orang tuanya untuk menjaga keselamatan mereka.
Orang tua Alkila cuma tinggal bersama anak pertama nya bernama Bastian. Karena ada masalah dengan pekerjaan Bastian. membuat orang tua Alkila memutuskan tinggal berdua di sebuah pinggiran kota.
flash off
"jadi bagaimana aku bisa bertemu dengan Bunny dan menamainya bunny padahal aku tidak tau nama aslinya." Almira begitu bingung.
"itu semua karena berkat bantuan sihir."
"Apa kamu bisa sihir.."
"Hanya sedikit."
"Lalu bagaimana kamu bisa di celakai oleh Nita dan gengnya kenapa kamu tidak melawan."
"kalau aku melawan aku tidak akan bertemu denganmu saat ini, setelah kakek dan nenekmu pindah rumah, aku berusaha mencari mu bertahun-tahun, tapi baru beberapa hari lalu bisa bertemu denganmu."
Almira hanya mengangguk mendengar penjelasan kelinci itu.
"Apakah mama dan papaku sudah meninggal beneran..? aku harap mereka masih hidup.." Almira menatap ke arah kakek dan neneknya dan juga bunny. Tapi kelinci itu hanya menunduk.
"aku putus hubungan dengan kedua orang tuamu, aku sangat sulit berkomunikasi dengan mereka, karena aku terlalu lama tinggal di dunia manusia membuat ilmuku sedikit menurun."
"Berarti ada harapan aku bisa bertemu dengan orang tuaku."
nenek mengelus rambut cucu kesayangan nya itu.
"jangan terlalu berharap nak, nenek takut kamu nanti akan kecewa bila tidak sesuai dengan apa yang kau mau. nenek dan kakek sengaja menyembunyikan identitas orang tuamu demi keselamatan mu. Nenek juga berharap mereka masih hidup."
"Bagaimana Aku bisa ke sana nek..?"
"Ada sebuah portal yang menghubungkan dunia manusia dan dunia sihir, tidak sembarang manusia yang bisa masuk ke dalam dunia sihir. kalaupun manusia itu masuk belum tentu mereka bisa keluar."
"Benarkah...? sungguh mengerikan."
****
"apa kau sudah siap..?" Tatap Bunny dengan seksama. Almira hanya mengangguk saja.
"Aku percayakan cucuku padamu." seru nenek sambil mengusap air matanya.
"kembalikan dengan keadaan selamat nak, kami menunggumu."
"pasti kek...itu pasti..."
Mereka bertiga berpelukan untuk yang terakhir kalinya sebelum Almira menapakan kakinya ke dunia sihir. Sebuah portal penghubung dunia sihir terbuka, Gadis berambut coklat itu berjalan di belakang Bunny. Saat keluar mereka berada di hutan yang sangat lebat, pohon yang sangat besar-besaran dan rimbun.
"Tunggu...sebelum kita pergi kau harus berganti pakaian. kalau menggunakan baju itu kamu akan di pandang aneh oleh orang-orang di sini..?'
"Benarkah..? lalu aku pakai baju apa..?"
"Lihat di dalam goa itu, orang tuamu sudah menyiapkan baju untukmu sejak lama, mereka tau kamu akan ke dunia sihir ini setelah umurmu tujuh belas tahun. karena dengan kedatanganmu akan mengubah takdir."
"Benarkah..? aku tidak percaya itu."
"hem...terserah."
Bunny berbicara datar. walaupun bentuknya sangat lucu tapi sifatnya tidak selucu kelinci. Bunny lebih bersifat datar dan tidak mau tau. Almira hanya membuang nafas kasar, di bukanya peti yang ada di pojok gua, matanya membulat sempurna saat melihat baju yang ada di dalam peti itu. Sebuah gaun berwarna hitam semata kaki panjangnya,ada sarung tangan dan topi lancip.
"Bagaimana penampilan ku saat ini..?" Tanya Almira yang merasa tidak nyaman dengan baju yang dia pakai saat ini.
"Kau mirip dengan mamamu.."
"Benerkah..?"
"Lupakan.."
Bunny berjalan di depan Almira, mereka memasuki sebuah Desa yang sangat asing bagi Almira, karena di desa itu penerangan masih menggunakan lampu obor, sedangkan rumah-rumah masih kayu dan atap rumah menggunakan jerami. gadis berambut coklat itu sangat kagum sekaligus heran masih ada desa yang tertinggal seperti ini, itu pikiran gadis itu saat ini.
Bunny sampai di sebuah rumah yang letaknya agak jauh dari rumah-rumah lainnya, dan memanggil seseorang yang ada di dalam rumah itu.
pria dengan badan yang gendut, pendek dan berjenggot rambutnya panjang membuka pintu dengan sangat hati-hati. saat dia melihat kehadiran Bunny dengan cepat menyuruh mereka masuk ke dalam rumah. sebelum menutup pintu, pria itu melihat sekeliling memastikan tidak ada orang yang mengikuti ataupun melihat bunny dan Almira datang.
"Bunny kau kembali...?" tanya pria itu dengan berbinar kemudian pandangannya menatap ke arah Almira.
"Gadis ini..."
"ya...benar sekali dugaan mu...dia Almira putri dari Alkila." Bisik Bunny takut ada yang mendengar pembicaraan mereka.
"astaga...aku tidak percaya ini." pria itu memegang Almira dan membolak balikan seperti boneka karena masih belum percaya, kemudian di peluknya gadis itu sampai susah untuk bernafas.
"maaf...maaf...aku terlalu senang...oh iya..panggil aku dengan sebutan guru li."
Almira mengangguk dan tersenyum. pria yang di sebut guru Li langsung meraih tangan kiri Almira untuk lebih memastikan lagi. Dan benar ada tanda hati di tangannya.
guru Li tersenyum puas, akhirnya ramalan sudah berjalan, Almira yang di ramalkan akan mengalahkan dan memusnahkan penguasa kegelapan sudah kembali lagi.
Guru Li mengambil tongkat sihirnya kemudian dia membuat sebuah teh hangat.
"Bra..kadabra...."
dua gelas teh hangat melayang begitu saja dan tergeletak di depan Almira, gadis itu sangat terkejut sekaligus takjub.
"Mulai besok, aku akan mengantarmu di sekolah penyihir, kamu harus pandai dalam menggunakan sihir seperti kedua orang tuamu."
"Apakah mereka masih hidup..?" tanya Almira dengan penuh semangat.
"Aku tidak tau, hanya saja Orang tuamu sebelum pergi berpesan kepadaku bila suatu saat kamu kembali ke sini maka kamu harus sekolah menjadi penyihir yang sangat hebat."
Almira menundukkan kepalanya, dia takut bila di sekolah akan di bully lagi. seperti dia sekolah di dunia manusia.
"Tenanglah, aku akan menjagamu."
sahut bunny yang bisa membaca pikiran Almira. Guru Li menyuruh Almira untuk istirahat karena malam telah larut, pagi-pagi sekali dia akan mengantar Almira untuk pergi ke sekolah penyihir. Badan terasa cape dan lelah tapi matanya sulit untuk terpejam, di tariknya selimut menutupi semua tubuhnya. Guru Li dan Bunny berbincang-bincang melepas rindu. Bunny bercerita bagaimana mengerikan dunia manusia baginya. Apalagi perlakuan Nita dan gengnya yang sulit untuk di lupakan. Dia seperti malas untuk berhubungan dengan manusia. Tapi tidak semua manusia jahat karena ada juga manusia yang baik dan tulus yang merawat Bunny.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments