Almira pulang dengan buru-buru, karena dia harus secepatnya sampai di rumah untuk segera menjual kue bikinan Neneknya. saat sampai di lorong kelas, terdengar suara ribut dan gelak tawa yang tidak asing baginya. Dia berjalan sedikit menjijit agar tidak menimbulkan suara, sangat malas bila harus berurusan dengan Nita dan gengnya. Apalagi waktunya tidak tepat, karena dia harus sampai di rumah dengan cepat.
"Hahahaha...ayo makan, cepat makan..!!"
"Kasihan dia Nit, dia ketakutan."
"Aduh Luna, kamu apa'an sih, kayak tidak tau Nita saja, dia tidak akan berhenti kalau belum puas." sahut Klara melihat Nita dengan kesenangannya saat ini, seperti mendapatkan mainan baru dari orangtuanya.
"Kalian tidak mau bersenang-senang, ayo gabung lah, ini sangat menyenangkan. Lihat hewan kecil ini begitu ketakutan. padahal niat ku baik cuma mau memberi makan saja hahahaha..."
Almira berhenti dan mengintip dari kejauhan, dia sangat penasaran apa yang di lakukan Nita dan gengnya. Di tatapnya dengan tajam ke arah depan. Tapi dia tidak bisa melihat dengan jelas karena tertutup oleh Luna dan Klara yang berdiri, sedangkan Nita berjongkok dengan tawanya yang sangat senang..
"Ayo kita pulang, aku sudah bosan." cetus Nita sambil melewati kedua temannya yang berdiri itu. keduanya hanya mengekor di belakangnya. Almira menahan nafas saat Nita dan gengnya melintas di depannya. Serasa aman, Almira keluar dari persembunyiannya dan setengah berlari ke pojok ruangan di tempat Nita tadi tertawa.
Betapa terkejutnya Almira, saat di dapati seekor kelinci yang sangat kotor dan kurus, kelinci kecil itu sangat takut saat melihat Almira.
"Tenanglah...aku tidak akan menyakitimu, apa boleh aku memegangmu."
Hewan itu masih saja ketakutan, dengan pelan-pelan di elusnya badan kelinci itu, Almira tersenyum melihat hewan yang ada di depannya itu, kaki kelinci terdapat goresan luka.
"Astaga kamu terluka, akan aku obati. jangan takut ya. Sekarang ikut aku pulang, kalau kamu masih di sini besok Nita dan gengnya bisa menyakiti mu lagi."
Almira menyembunyikan kelinci di dalam tasnya, agar tidak terlihat oleh penjaga sekolah maupun Nita bila sewaktu-waktu mereka kembali ke sekolah, kemudian dia keluar dari sekolah dengan sikap yang biasa saja. Agar tidak ada yang curiga kepadanya.
***
Almira mengobati setiap luka yang ada di kaki, dengan pelan-pelan di mandikan kelinci agar badannya terlihat lebih bersih.
"wah...kamu cantik sekali, lihatlah..bulumu sangat putih dan halus. Aku tidak tau kenapa kamu bisa jadi mainan Nita, kasihan sekali kamu. Pasti kamu terpisah dengan keluarga mu."
Di tatapnya dengan lekat kelinci yang ada di gendongannya, sesekali di ciumnya kelinci putih itu.
"ehmmm...aku akan memberi nama buat kamu, tapi siapa ya namamu.."
Almira diam, dia berfikir sejenak mencarikan nama yang pas untuk hewan peliharaan barunya.
"Bagaimana kalau namamu Bunny...ya...namamu...Bunny..."
Almira tersenyum bahagia mendapat teman baru sekarang, walaupun itu hanya Hewan. Karena selama ini temannya mendekati hanya ingin mencotek setiap ada PR, tapi itu tidak menjadi masalah buat Almira.
****
Di sekolah Nita sangat marah, kehilangan kelinci mainannya, dia menuduh teman-teman nya yang mengambilnya bahkan Dia juga memarahi penjaga sekolah karena tidak bisa menjaga kelincinya dengan baik.
"Bapak bagaimana sih...menjaga kelinci saja tidak bisa, bagaimana orang bisa membawa kelinci itu keluar dari sekolah ini..!!"
Klara dan Luna berusaha menenangkan Nita, mereka mengusulkan untuk membeli kelinci baru lagi, tapi di tolak mentah-mentah oleh gadis itu. Saat Almira sampai di sekolah, Nita tersenyum dengan sinis. Dia berjalan menuju tempat duduk Almira. Gadis berambut coklat itu tau kalau Nita sedang marah atas kehilangan kelincinya, karena terdengar pembicaraan murid lain di sepanjang lorong kelas tadi.
"Selamat pagi Almira sayang, lihatlah rambut panjangmu ini seperti kuda, selalu di kepang hahahaha, udik sekali penampilan mu."
"Coba kamu ke salon, pasti cantik seperti Nita."
"Luna..!!" Nita dan klara berteriak secara bersamaan. Di geng Nita hanya Luna yang sangat polos
"uuuppps....aku salah lagi ya." Sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
Nita memegang rambut panjang Almira, bila di lihat dengan seksama, rambut Almira sangat indah dan bagus berwarna coklat dan lurus.
"Gil* bagus banget rambut si cupu, mana halus banget. rambutku tidak sebagus ini walaupun setiap bulan aku ke salon, Tidak mungkin bila dia melakukan perawatan rutin rambutnya, uang dari mana dia...?." Batin Nita.
Almira sukses bersikap cuek kepada Nita, gadis berambut coklat itu sangat malas bila berurusan dengan Nita dan gengnya. Nit masih memegang rambut Almira dengan penuh kekaguman walaupun di simpan di hatinya.
***
"Hallo bunny apa kabar...? apa makananmu sudah di makan..?" pulang sekolah Almira langsung meletakan tasnya begitu saja dan mengecek kondisi kelincinya, makin hari kelinci Almira makin gemuk dan berisi karena di rawat dengan sepenuh hati. Seperti ingin mengucapkan rasa terimakasih, Bunny mendekat dan menggosokkan badannya di kaki Almira.
"Astaga harus segera berangkat, sampai ketemu lagi Bunny."
Almira menyambar keranjang kue buatan neneknya dan menjualnya seperti biasa. Gadis itu merasa senang bisa membantu. Dia duduk di dekat tempat penyeberangan jalan sambil melihat keramaian sore ini.
"Dek, apa kuenya masih..?" seseorang membuyarkan lamunannya
"masih bu, mau beli berapa..?"
Si ibu yang tidak lain adalah Bi Wiwi menatap ke arah keranjang dan melihat beraneka macam kue, membuatnya menelan ludah.
"jangan panggil ibu, panggil saja bi wiwi. saya mau borong kue ini semuanya..."
Dengan semangat Almira membungkus semua kue yang ada di ranjang, dalam artian hari ini dia akan pulang lebih cepat dan bermain dengan Bunny. karena jualannya habis semua.
Bi wiwi melangkah dengan cepat dan langsung masuk ke dalam mobil milik anak majikannya.
"Gimana bi, dapet."
Bi Wiwi memperlihatkan senyum nya dan kantong belanjaannya.
"Dapet non, tapi apa tidak kebanyakan kalau beli segini."
"kebanyakan sih bi kalau di makan sendiri. Tapi kalau bi Wiwi tidak mau nanti biar di bagi ma supir nya papa." Celetuk Nita sambil menancap gas mobilnya membuat Bi Wiwi senang.
"jangan atuh non, bagi ma bibi aja. Enak soalnya kuenya."
****
Almira langsung bermain bersama kelinci kesayangan nya kadang dia bercerita tentang apapun pada hewan itu.
"Bunny besok usiaku tujuh belas tahun. Di usia itu banyak anak-anak yang merayakan dengan ke dua orangtuanya. Andai saja orang tuaku masih ada pasti aku sangat bahagia."
Almira membuka kalung liontin yang di pakainya, terdapat foto kedua orang tuanya dan dirinya waktu bayi, Bunny menatap foto itu seperti mengerti akan perasaan temannya itu.
"Tapi aku tidak boleh sedih, karena masih ada kakek dan nenek yang merawatku seperti orang tuaku sendiri.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments