"Bagaimana dengan hasil jualan hari ini..?"
Almira memberikan hasil jualan hari ini kepada neneknya, kedua orang yang berumur itu terkejut saat sang cucu memberikan uang berwarna merah lima lembar dan uang receh, mereka menatap tajam ke Almira. Tidak mungkin menjual gorengan bisa mendapatkan uang dengan jumlah yang sangat banyak seperti itu.
"Nek, kek, ini tadi temen Almira ada yang membeli semua barang dagangan nenek. karena rasanya enak jadi dia memberikan uang lebih." Dusta Almira.
"Syukurlah kalau ada yang suka makanan buatan Nenek, kakak kira kamu mendapatkan uang itu dengan cara tidak halal."
"Tidak kek, Almira tidak berani melakukan itu."
Mereka bertiga saling berpelukan satu sama lain. Walaupun Almira sudah tidak mempunyai kedua orang tua, tapi dia tidak kehilangan kasih sayang dari kedua kakek dan Neneknya yang sudah di anggap sebagai orang tuanya sendiri.
****
Nita membanting bokongnya di sofa, di letakan makanan yang dia beli itu di meja, dia menatap lekat ke arah plastik putih.
"Hem..."
"Eh...non Nita sudah pulang? mau bibi bikinin es teh manis..?"
"Boleh bi"
Tidak lama bi wiwi muncul dengan satu gelas es teh manis yang sangat segar, wanita paruh baya itu menatap ke arah plastik yang di meja.
"Kalau bibi mau, ambil saja semua. Aku tidak suka." Decis Nita.
Dengan senang, Bi Wiwi langsung menyambar makanan itu kebetulan dia sangat lapar, di ambilnya satu kue basah dan menggigitnya. Saat gigitan pertama dia berhenti, Nita yang mengetahui ekspresi pembantu kesayangannya itu tersenyum kecut. Dia menyangka makanan itu tidak enak, apalagi yang jualan adalah musuh bebuyutan nya di sekolah.
Ternyata pikirin Nita salah, Bi Wiwi bilang kue yang di makannya adalah kue yang paling lezat selama ini dia nikmati.
"Kalau non tidak percaya cicip aja non, ini benar-benar kue terenak yang saya makan."
Bi Wiwi memberikan satu potong kue basah kepada majikannya itu, dengan ragu Nita mengambil, mengamati kemudian membolak-balik kue itu seperti di teliti hahahaha..lucu sekali Nita ya gaesss....
Bi Wiwi menghela nafas kasar, karena dia tidak sabar, Bi Wiwi langsung menyuapi anak majikannya itu di mulutnya. Nita mengunyah kue yang ada di mulutnya, matanya membulat sempurna saat kue pertama habis di mulutnya. Nita hanya dia seperti patung, kue yang dia makan seperti mengingatkan nya dengan masa kecilnya dengan Neneknya.
"non...non..." Bi Wiwi menggoyang goyang tubuh majikannya itu karena dari tadi diam saja saat memakan kue, takut Nita tersedak atau jangan-jangan dia kesambet jin penunggu kue, aduh... ada-ada saja Bi Wiwi.
Nita langsung mengambil plastik yang ada di tangan Bi wiwi kemudian dia duduk di sofa dan memakannya sendiri.
"Astaga non Nita...tadi katanya buat Bibi lha..ini di makan sendiri." Bi Wiwi sedikit kesal akan kelakuan anak majikan itu yang menurutnya pling plang.
"Batal deh, makan kue enak dan gratis." Gerutu bi Wiwi sambil sesekali melirik Nita yang dengan rakusnya menghabiskan kue yang ada di plastik. Gadis kaya itu mengelus perutnya yang terasa kenyang. Dia tidak begitu peduli dengan Bi Wiwi yang terlanjur marah. Untung dia sedikit punya hati, di ambilnya uang satu lembar berwarna merah dan di berikan kepada pembantu kesayangannya.
"ini Bi, kalau mau beli sendiri."
"Tapi bibi tidak tau di mana belinya non."
Nita diam, berfikir sejenak. mana mungkin Almira masih jualan malam-malam begini. Dia berniat besok akan membelinya lagi. Tapi dia akan menyuruh Bi Wiwi bukan dirinya, akan kehilangan harga diri di depan Almira bila nanti dia beli dagangannya.
"Kalau malam, mungkin orangnya sudah pulang Bi, besok aja bi. Dia biasanya jualan dekat jembatan di pasar."
"iya deh non." Wanita paruh baya itu sedikit kecewa, karena harus menunda kue yang akan dia makan.
****
Hari ini adalah pelajaran yang di tunggu-tunggu Almira tentang penelitian mahluk hidup, Dia sangat semangat sekali dan duduk paling depan sendiri.
"Lihatlah...si cupu duduk paling depan sendiri, aku akan memberi sedikit pelajaran untuknya." Sinis Nita.
Nita berjalan santai ke depan di tangannya sudah ada seekor cicak yang dia tangkap di kantin tadi pagi. Di letaknya cicak itu di pundak Almira, gadis berambut coklat itu belum menyadari ada hewan kecil di pundaknya. Salah satu temen yang duduk di sebelahnya berteriak kencang sekali melihat cicak di pundak Almira.
"Al...i..itu...i...itu...ci...cak!!" temannya berusaha memberitahu Almira sambil menunjuk pundaknya.
Deg...
jantungnya berdetak kencang, dengan pelan dan pasti kepala Almira menoleh ke pundaknya, mukanya langsung pucat, bibirnya berteriak karena geli. Dengan reflek dia melompat-lompat di kelasnya.
"aaaaaaaaa....cicak....aaaaa"
Guru yang ada di depan langsung menatap ke arah Almira yang menimbulkan kegaduhan.
"Ada apa ini, Almira...!!"
Gadis berambut coklat itu belum bisa menjawab pertanyaan gurunya Matanya terpejam saking gelinya, Prima teman kelas Almira mendekat dan membuang hewan kecil itu di pundaknya.
"Tenanglah cicaknya sudah tidak ada."
Almira berhenti melompat, mengatur nafasnya kembali agar normal, di tatapnya prima dan dia berterimakasih. Nita dan gengnya tertawa bahagia melihat tingkah Almira yang sangat konyol menurutnya.
"Biasalah bu...Gadis cupu ini selalu mencari perhatian terus di kelas, apalagi kalau pelajaran ibu. Aduh...dia pasti tuh mencari perhatian ekstra...iya kan...!!"
"iya..bener banget bu, apa yang di katakan Nita."
"Nita..!! jaga ucapanmu!!"
"Baik bu."
Nita berdecak kesal, berharap gurunya membela dirinya malah tidak sama sekali. pelajaran pun di lanjutkan kembali. Nita menatap tajam ke arah Almira, dia akan mencari cara bagaimana caranya agar dia bisa di keluarkan dari sekolah.
Nita tidak suka dengan Almira, karena gadis itu selalu di puji akan kecerdasan nya oleh para guru, dan Almira selalu menjadi utusan dari sekolah setiap ada lomba. Sebelum kedatangan Almira, Nitalah yang menjadi kebanggaan di sekolahnya, prestasi, kecantikan, kecerdasan dan popularitas itu yang di sandang Nita. semua itu kini telah di rebut oleh Almira dari dirinya, bedanya Almira tidak begitu cantik karena penampilannya yang terlihat begitu cupu bagi sebagian temannya, kacamata tebal, gigi behel dan rambut coklatnya yang tak pernah ketinggalan selalu di kepang menjadi dua. kancing baju yang di kancing kan sampai di leher. Temen-temen bisa membayangkan bagaimana penampilan Almira.
Karena itu Almira sangat di benci oleh Nita dan gengnya, Nita selalu mengerjai Almira agar tidak betah di sekolah dan segera pindah, kenyataan nya adalah gadis berambut coklat itu masih bertahan di sekolah sampai saat ini.
Bersambung...
****
hallo... kakak-kakak terimakasih sudah mampir di karyaku... semoga menikmati cerita ini ya, bila suka silahkan tinggalkan like dan komentar yang membangun 🥰. terimakasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments