Nenek dan kakek Almira begitu gelisah malam ini, mereka seperti setrika mondar-mandir tidak jelas.
"Bagaimana ini kek..? malam ini adalah malam bulan purnama sempurna."
"Iya, aku tahu itu, bertepatan tujuh belas tahun Almira. Aku belum bisa melepaskan dia, Almira masih kecil menurutku."
"Tapi aku yakin, Almira adalah anak hebat, kuat dan cerdas. Kita harus mengarahkan dia, agar tidak terjerumus ke lembah Hitam."
"kau benar nek, lebih baik kita lihat Almira di kamarnya, karena bulan purnama semakin meninggi dan cahayanya sangat sempurna."
cahaya bulan purnama masuk melalui celah-celah jendela rumah mereka, Gadis berambut coklat itu sudah berada di alam mimpinya, cahaya bulan masuk melalui cendela kamar milik Almira yang tidak di tutup dan mengenai Tubuhnya, tanpa di sadari punggung tangan sebelah Kiri muncul sebuah gambar Hati, Mukanya begitu bercahaya. Tiba-tiba tubuhnya melayang-layang di udara dan berputar-putar. Tapi Almira masih di alam mimpinya. kakek dan Neneknya mengintip melalui pintu kamar gadis itu.
"Sudah waktunya..." Gumam kakek.
Tubuh Almira kembali lagi ke tempat tidur, Bunny yang tidur dekat karpet kamar Almira menatap begitu tajam. Matanya menyala menjadi merah. Saat ini Almira bermimpi bertemu dengan kedua orang tuanya, mereka tersenyum melihat Almira.
"selamat ulangtahun sayang, kamu sudah besar. sudah saatnya kamu bertindak tanyalah kepada kakek dan nenekku."
Bayangan kedua orang tuanya mundur dan lama-kelamaan menghilang di telan kegelapan. Almira berteriak-teriak memanggil ke dua orang tuanya. kakek dan Neneknya masuk ke dalam kamar Almira dan berusaha membangunkannya karena mendengar sang cucu berteriak-teriak memanggil ke dua orang tuanya.
Almira membuka pelan kedua matanya dan terlihat kakek dan neneknya sudah ada di kamar, mereka tersenyum kepada cucu kesayangannya itu.
"Selamat ulan tahun sayang."
sebuah kecupan di kening tanda sayang kepada cucunya. Almira terharu, di peluknya kakek dan Neneknya. Tanpa sengaja Almira melirik ke arah cermin yang ada di depannya, Dia mengerutkan keningnya, berjalan perlahan ke arah cermin untuk semakin dekat. Di tatap wajahnya dengan seksama ada perubahan yang begitu mencolok, bola matanya yang dulu berwarna hitam kini berubah menjadi biru, rambutnya yang berwarna coklat semakin berkilau.
Di carinya kacamata dan di pakai, tapi penglihatannya semakin buram. kacamata dia lepas kembali dan penglihatan menjadi terang. Almira mengulang untuk kedua kalinya. Dan dia memutuskan untuk melepaskan kacamata.
"Ada apa dengan mataku, kenapa berubah menjadi biru seperti ini, Dan tanda di tangan ini...."
Almira sangat terkejut Ada tanda di tangannya secara tiba-tiba, seingatnya tidak ada tanda atau gambar sama sekali di tangannya. Seketika dia mendengar ada orang yang memanggil-manggil namanya, Dia menoleh ke kanan dan kiri tapi hanya ada Kakek dan Neneknya. Gadis itu semakin bingung, siapa yang memanggil namanya.
Tatapannya tertuju pada Bunny, kelinci putihnya. Tapi di tepisnya prasangka itu, tidak mungkin seekor kelinci bisa bicara, hanya di negri donggeng saja hewan bisa bicara.
"Almira... Almira..."
"Siapa itu, tunjukan wujudmu.."
"Aku ada di sini..? aku temanmu Bunny."
Mata Almira membulat sempurna, dia belum bisa percaya apa yang terjadi. Tidak mungkin dia berbicara ataupun mendengar hewan bicara, Almira yakin bahwa dirinya sedang bermimpi. Di cubitnya sendiri tangannya dengan sangat keras, Ternyata sakit.
"A...apa..ka..kau benar bisa bicara.."
"ya... seperti yang kau lihat.."
Almira mendekati Bunny dan mengelus bulu putih itu, kakek dan Neneknya hanya tersenyum melihat tingkah Almira. Untung Almira tidak shock mendengar hewan bicara.
"sebenernya apa yang terjadi kek..? kenapa mataku, tanda dan rambutku seperti ini dan aku bisa mendengar Bunny bicara..? Dan tadi aku bermimpi bertemu dengan mama dan papa katanya aku harus segera bertindak apa maksud semua ini..?"
pertanyaan Almira seperti seorang detektif yang begitu banyak, kakek hanya mengulum senyum.
"Sudah waktunya kamu tau, siapa dirimu sebenarnya dan siapa kedua orang tuamu."
"maksud kakek..?" kakek Almira pun bercerita.
flash back
Tujuh belas Tahun yang lalu, tepat bulan purnama penuh Almira lahir, kehadiran Almira sangat di nanti kedua orang tuanya, tapi tidak dengan penguasa kegelapan. Karena menurut ramalan Almira yang akan menghentikan dan melenyapkan kuasa kegelapan dan anak itu mempunyai tanda di punggung tangan kirinya berbentuk hati
Anak buah kuasa kegelapan mencari kelahiran Bayi yang lahir di bulan purnama penuh dan mempunyai tanda di tangan kirinya. Bunny kelinci ajaib yang selalu beserta dengan kedua orang tua Almira memberi tahu kabar buruk itu.
Dengan sedikit sihir, Orang tua Almira mengubah warna mata almira menjadi hitam dan menutupi tanda di tangannya. Bunny di ubah menjadi manusia.
"Tolong bawalah anakku ke dunia manusia, berikan dia kepada kakek dan neneknya, setelah Almira bertemu dengan kakek dan Neneknya maka kamu akan berubah kembali menjadi kelinci."
Bunny mengangguk, dia menggendong Almira kecil dan pergi melalui pintu belakang, menerobos ke gelapan malam dan masuk ke dalam hutan yang sangat lebat. Hanya sinar bulan purnama yang menerangi jalan mereka.
Orang tua almira melihat sebuah cicak di dinding, dengan sedikit sihir di ubahnya cicak itu menjadi bayi mirip Almira. Anak buah raja kegelapan sudah sampai di depan rumahnya.
"cepat keluar..!! bawa kemarin Bayi itu..!!" teriak seseorang yang mengendarai kuda hitam.
Keluarlah kedua orang tua Almira dan seorang bayi di gendongannya.
"Tolong jangan bunuh anak kami.." ibu Almira memelas.
"cepat serahkan..!!"
Terjadilah keributan di depan rumah orang tua Almira, sedikit pertarungan di malam itu. orang tua Almira pura-pura kalah dalam pertarungan dan pasukan pengiasa kegelapan berhasil membawa Bayi tiruan Almira.
"Lihat..kita mendapatkan Bayi yang kita cari hahahhaa..."
panglima yang menunggang kuda sangat senang, dia langsung me***ab** bayi itu. Kemudian melapor kepada penguasa kegelapan.
"Lapor tuanku, apa yang tuanku perintahkan sudah kami laksanakan, ini bukti kain dari bayi itu."
"hahahaha kerja bagus panglima. kamu memang bisa di andalkan. Aku bisa hidup damai tanpa ramalan itu hahahaha."
panglima dan anak buahnya merayakan kemenangan nya.
Di sisi hutan, Bunny mencari portal ke dua manusia, kemudian dia masuk. Sebuah cahaya terang dan menyilaukan mata membuat Bunny menutup matanya. Tibalah dia di depan rumah kakek dan nenek Almira, di ketok pintu rumah itu secara perlahan.
sebelum pintu di buka, tiba-tiba Bunny berubah menjadi kelinci kembali. Dia hanya bisa menyaksikan kakek dan Neneknya keluar dari rumah dan terlihat Bayi mungil yang menangis di depan pintu. Dengan ragu-ragu neneknya mengambil Almira kecil, Ada kalung liontin berbentuk hati, saat di buka kalung itu terdapat foto kedua orang tua Almira dan almira kecil.
"Alkila...? ini anakmu nak?" tanpa terasa air mata mengalir di ujung mata sang nenek.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments