Tersesat Di Hutan Angker

Tangan Bagas begitu gemetar membawa motor menjauh dari pasar hantu itu. Bibirnya bahkan sudah pucat dan terus bergetar dengan gigi yang sudah menggeletak sejak tadi. Stang motor sudah oleng kesana dan kemari, namun sama sekali Bagas tidak ingin menoleh kebelakang.

Dadanya bergemuruh hebat, badannya panas dingin serasa ingin demam. Keringat dingin juga sudah mengucur deras ditubuhnya. Bagas benar-benar tidak habis fikir kenapa dia bisa sampai di pasar hantu. Atau para hantu itu yang membawa Bagas kesana. Dan ... Kenapa Seruni juga bisa menjadi hantu?

Ini benar-benar gila, Bagas sama sekali tidak mengerti. Dia hanya ingin pergi jauh dari sana, ya pergi yang jauh.

Namun, "Aaarggh!" Bagas berteriak kencang sembari menghentikan motornya. Wajahnya yang pucat menoleh ke segala arah.

"Ke ... kenapa aku masih disini terus. Kenapa malah di hutan ini?" gumamnya seorang diri.

"Bu..." Bagas mulai menangis, bibirnya gemetar parah. Dan bukan hanya bibirnya saja, melainkan juga tubuhnya.

Bulu kuduk Bagas meremang bahkan berdiri sempurna, hawa dingin sudah menusuk ke tengkuk dan tulang belakangnya membuat Bagas langsung meraba tengkuknya dengan pelan.

Tangannya sungguh bergetar, dia merasa jika dia sudah tidak bisa lagi untuk membawa motor sekarang.

Bagas berharap jika ini hanya mimpi, tapi mimpi apa yang sedari tadi tidak juga selesai. Sudah berkali-kali Bagas mengitari tempat ini, namun lagi-lagi dia malah kembali ke tempat ini. Ke pasar hantu yang sekarang sudah berubah menjadi sebuah hutan.

Ya, Bagas kenal hutan ini. Ini adalah hutan angker tempat Ayu di temukan waktu itu.

"Ya Allah, Bagas tahu Bagas banyak dosa. Tapi tolong, tolong Bagas ya Allah," gumam Bagas dengan suara yang bergetar.

Dia turun dari motor, dan karena begitu takutnya, dia sampai lupa menurunkan standar motor itu hingga membuat dia terjatuh bersama motornya.

"Bu, Bagas takut," gumam Bagas kembali. Dia bahkan merangkak untuk menjauh dari motornya. Percuma dia mencoba pergi, karena bagaimanapun dia tahu jika dia memang tidak akan bisa pergi dari hutan ini.

Bagas mencoba berdiri dengan segenap tenaganya. Dia tidak tahu kenapa dia bisa berada di tempat ini. Padahal hari masih pagi, seharusnya tidak ada hantu kan. Tapi, kenapa Seruni yang membawanya kemari? Apa itu hantu yang menjelma sebagai Seruni?

Apa setelah ini Bagas yang akan menjadi korban hantu pemotong alat kelamin itu?

Bagas langsung menggeleng cepat dengan wajah yang semakin bergetar takut. Tidak mungkin dia yang menjadi korban selanjutnya, karena dari pengalaman yang terjadi di desanya, korban alat kelamin yang terpotong itu hanya terjadi setiap malam Jumat Kliwon setiap bulannya. Dan ini baru beberapa hari dari kejadian kemarin.

Lalu kenapa Bagas bisa berada di hutan ini?

Bagas fokus memandang kedepan, hanya bola matanya saja yang melirik kesegala arah. Sesekali dia meringis dan memejamkan matanya ketika melihat bayangan-bayangan aneh yang tertangkap ekor matanya.

Hutan ini tidak terlalu lebat, tapi tertutup kabut yang tebal. Suasananya juga seperti suasana Maghrib, padahal Bagas yakin jika hari pasti masih siang.

Srak srak

Bagas langsung terlonjak kaget saat mendengar sebuah suara orang berjalan. Dia langsung menoleh kebelakang dengan cepat, namun ... tidak ada orang sama sekali.

"Si ... siapa itu?" gumam Bagas seorang diri.

srak

Lagi, suara di sebalik pohon kembali terdengar membuat Bagas dengan cepat menoleh. Bibirnya kembali bergetar saat dia melihat sepasang mata mengintip dari sana. Mata yang bewarna merah terang dan begitu mengkilat di dalam kegelapan.

Seketika lutut Bagas langsung bergetar kuat, dia memalingkan wajahnya dan ingin menangis lagi sekarang. Ketahuilah, Bagas adalah manusia yang paling penakut di dunia ini, begitu pula dengan yang menulis cerita ini.

"Tolong jangan, aku mau pulang," gumam Bagas dengan suara yang bergetar. Bahkan kakinya juga sudah tidak sanggup lagi untuk berjalan.

Bagas jatuh terduduk diatas tanah, dia langsung memeluk lututnya sendiri dan menyembunyikan wajahnya di balik lutut.

Bagas bergumam dengan tubuh yang semakin bergetar ketakutan. Dia sungguh ingin pulang, dia benar-benar takut sekarang.

Sesekali aroma-aroma aneh tercium di hidungnya. Seperti aroma busuk, aroma masakan, dan entah aroma apalagi.

Bagas tahu dan pernah mendengar jika seseorang berada di hutan dan mencium aroma sesuatu, pasti ada makhluk halus yang menghuni hutan ini.

Dan, itu memang benar adanya. Walaupun Bagas orang awam, tapi dia sudah tahu jika di hutan ini banyak penghuninya. Sebab, dia bisa tiba disini saja pasti karena panggilan dari mereka.

Sebisa mungkin Bagas tidak ingin merasakan aroma-aroma yang mengganggu penciuman nya itu, karena kata ibunya jika berada di situasi seperti ini Bagas harus tetap ingat dan sadar. Tapi, bagaimana mungkin dia bisa fokus, jika sekarang saja dia sudah begitu ketakutan. Hingga samar-samar Bagas bisa mendengar suara langkah kaki mendekat kearahnya.

"Ya Allah, ya Allah, Allohuma bariklana, ya Allah tolong," gumam Bagas seorang diri. Bahkan entah apa saja yang dia ucapkan. Seketika hafalan doa dan ayat-ayat kursi yang dia ingat langsung buyar berantakan.

Tubuh Bagar bergetar hebat seiring dengan langkah kaki seseorang yang semakin mendekat.

Puk

"aaahh.... ampun, ampun. Tolong jangan apa-apakan saya. Saya mohon! Jangan tolong!" teriak Bagas bagai cacing yang kepanasan.

"Hei, jangan berisik. Ayo pergi dari sini," suara lembut seorang wanita membuat Bagas terkesiap. Dia mengintip dari balik tangan yang menutupi wajahnya.

Dan bisa Bagas lihat, seorang wanita cantik berpakaian hitam berdiri di depannya sekarang.

Bukannya senang, namun Bagas seperti ingin menangis. "Kamu, kamu pasti hantu," tuding Bagas.

Namun, wanita itu langsung berdecak kesal dan dengan cepat menarik tangan Bagas dengan kuat. Bagas langsung berdiri tergesa, namun dia segera menjauh dari wanita cantik itu. Wanita cantik berambut panjang dan berbibir merah. Harum tubuhnya seperti aroma melati yang begitu segar.

Bagas langsung menggeleng pelan saat dia malah terbuai dengan aroma tubuh wanita ini.

"Ka, kamu siapa?" tanya Bagas.

Wanita itu tidak menjawab, dia kembali menarik tangan Bagas dan menggiringnya pergi dari sana. Namun, Bagas memberontak membuat langkah mereka terhenti.

"Kamu mau bawa aku kemana?" tanya Bagas.

Wanita itu melebarkan matanya sekilas, "jangan berisik. Kamu sedang di incar. Kamu mau keluar dari sini atau tidak?" tanya wanita itu.

Bagas langsung mengangguk dengan cepat.

"Jika begitu ikut aku, dan jangan banyak bertanya," ujar wanita itu yang kembali menarik tangan Bagas. Bahkan sekarang dia membawa Bagas berlari dari sana.

"Hei, kita mau kemana?" tanya Bagas yang malah kembali bertanya. Namun, wanita itu tidak menjawab. Dia terus saja berlari membawa Bagas, berlari satu arah tanpa berbelok kemanapun.

Hawa dingin yang begitu menggigit membuat Bagas kembali merinding, apalagi wanita ini yang berlari tanpa lelah. Bagas bahkan sudah hampir kehabisan nafas.

Aroma aneh dan busuk kembali menguar, bahkan suara-suara seperti nyanyian dan juga tertawaan panjang yang tiada henti mulai terdengar. Suasana di hutan ini semakin terasa mencekam. Tapi entah kenapa langkah kaki Bagas malah terus mengikuti wanita ini.

"Itu suara apa?" tanya Bagas dengan nafas yang tersengal hebat.

"Cepatlah, kita harus pergi sebelum mereka menemukan kita," ujar wanita itu.

"Mereka siapa?" tanya Bagas.

"Orang-orang yang akan menjadikanmu tawanan mereka,"

Deg

Terpopuler

Comments

Dewie Angella Wahyudie

Dewie Angella Wahyudie

siapa kira" wNita cantiknitu thor?? knpa akunikutan mrinding duhh mana baru aja ada kclkaan trus drumah cuma sama ade, kok jadi parno ya thor, blm lagi ada tetangga aku yang mati kmrin di kebun lagi.

2023-09-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!