Orang Bunian

Pagi ini seperti biasa Bagas sudah berada di kilang pagi untuk bekerja. Dia sedang mengumpulkan gabah-gabah kedalam karung besar bersama kang Asep.

"Tadi malam ngerasa ngerih gak, Gas?" tanya Kang Asep.

"Ngerih kenapa kang?" tanya Bagas. Dia mencoba untuk tetap tenang, meski sekarang jantungnya sudah berdebar dengan kencang. Lagi-lagi cerita horor yang diceritakan oleh Kang Asep. Sama seperti wajahnya yang memang sudah seram.

"Tetangga ku yang ikut bantu mengebumikan jenazah korban alat kelamin itu langsung demam. Katanya, dia sepulang dari kuburan langsung didatangi sama orang itu," ungkap Kang Asep.

Bagas langsung meraba tengkuknya yang mulai meremang.

"Akang, ih. Pagi-pagi udah cerita hantu. Serem tahu Kang." Bagas sedikit menjauh dari Kang Asep sambil memindahkan karungnya yang sudah penuh. Begitu pula dengan Kang Asep.

"Ck, aku serius. Kayaknya kita para lelaki memang harus hati-hati," ucap Kang Asep. Dia sedikit mendekatkan dirinya pada Bagas dan berbisik disana, "Ini kayaknya bukan kerjaan orang jahat, tapi dedemit," ucapnya.

Seketika saja bulu kuduk Bagas semakin berdiri. Dia meringis memandang wajah Kang Asep yang nampak serius. "Dedemit?" gumam Bagas.

Kang Asep langsung mengangguk dengan cepat, "desa Air Hitam sudah di cap sebagai desa terkutuk. Sudah beberapa orang pintar yang coba mengungkap kasus ini, tapi sampai sekarang gak ada yang berhasil. Malah mereka yang pada gak kuat," ungkap Kang Asep. Dia berbicara dengan sedikit berbisik sambil menoleh kesana dan kemari. Padahal disana sedang tidak ada orang, hanya mereka berdua.

"Akang tahu dari mana?" tanya Bagas.

Kang Asep langsung menempelkan jari telunjuknya di bibir. "Jangan kuat-kuat, aku dengar dari mertuaku, dia punya teman yang juga mau coba ungkap kasus ini. Tapi malah temannya itu yang ... Mati."

Deg

Jantung Bagas serasa berhenti berdetak mendengar itu. Kenapa semakin lama cerita ini semakin mengerihkan. Siapa yang sebenarnya sudah berbuat seperti ini? Dan yang membuat Bagas heran adalah kenapa kejadian ini terjadi di desa mereka? Desa yang dulunya aman dan damai kini malah berubah menjadi desa angker dan terkutuk.

"Semua ini ada hubungannya dengan makhluk halus yang membawa adikmu, Gas."

Ucapan Kang Asep kembali membuat Bagas tertegun. Dia memandang Kang Asep yang masih terlihat serius. Lelaki bertubuh kurus kering dan berkulit hitam ini seperti tahu semuanya. Apalagi dengan mimik wajahnya itu.

"Bang Bagas!" Tiba-tiba seruan seorang gadis membuat Bagas terkejut, dia langsung menoleh kearah pintu dan melihat seorang gadis berdiri disana dengan keranjang sayurnya.

"Ada apa, Neng?" tanya Bagas yang langsung berjalan kearah keluar mendekat kearah gadis itu. Gadis cantik primadona desa. Anak dari pemilik kilang padi tempat Bagas bekerja.

"Anterin Seruni kepasar, Seruni mau belanja," ujarnya sedikit manja.

"Oh, yauda, mari," jawab Bagas dengan cepat.

Seruni tersenyum manis, dia langsung pergi duluan menuju motor yang terparkir disana. Sementara Bagas kembali menoleh kearah Kang Asep yang kini sudah fokus pada pekerjaannya dan anehnya dia tidak ada memandangnya sama sekali.

Ah, kenapa semuanya terlihat begitu menyeramkan sekarang.

Seperti biasa, Bagas akan menjadi ojek untuk Seruni pergi kemana-mana, apalagi Pak Bandi Ayah Seruni sudah mempercayakan Bagas untuk menjaga putrinya. Jadi kemanapun Seruni pergi, pasti Bagas akan selalu ikut.

"Pelan-pelan, Neng," ujar Bagas saat Seruni mulai naik keatas motor. Dia duduk miring dan langsung merangkul pinggang Bagas saat lelaki itu mulai melajukan motornya.

"Tadi malam Seruni gak bisa tidur bang," adu Seruni.

Bagas yang sedang fokus pada jalanan berbatu didepannya sedikit menoleh kearah Seruni. "Gak bisa tidur kenapa?" tanya Bagas.

"Seruni mimpikan Abang, mana mimpinya serem banget lagi," jawab Seruni.

Bagas mengernyit, "mimpi saya?" tanyanya.

Seruni langsung mengangguk cepat. "Iya, Seruni mimpi ngelihat Abang ada diantara orang-orang aneh." Seruni menjawab sembari mendekatkan wajahnya di telinga Bagas, hingga rasa hangat itu terasa meraba tengkuk Bagas yang mulai meremang.

"Orang-orang aneh gimana maksudnya, Neng?" tanya Bagas. Perasaannya semakin tidak nyaman sekarang.

"Orang aneh, tapi bukan manusia. Abang tahukan sejenis makhluk bunian, makhluk yang nggak nampak. Nah, Seruni lihat Abang lagi sama mereka," jawab Seruni.

Lagi-lagi Bagas meringis mendengar itu. "Itukan cuma mimpi, Neng. Bunga tidur," ucap Bagas.

"Iya, tapi entah kenapa rasanya kayak beneran, Bang," jawab Seruni.

Bagas terdiam, sepanjang jalan menuju kepasar dia tidak ada berbicara sama sekali. begitu pula dengan Seruni. Entah kenapa semuanya terasa aneh.

Misteri mengerihkan di desa Air Hitam, adik Bagas yang aneh, dan juga mimpi Seruni. Kenapa Bagas merasa jika semua itu saling bersangkutan?

Bukankah Ayu hilang karena dibawa mahluk halus itu? Dan tadi Seruni bermimpi jika Bagas berkumpul dengan mereka. Apa jangan-jangan yang di rumahnya bukan Ayu yang sebenarnya? Apa jangan-jangan itu makhluk yang menjelma sebagai adiknya?

"Bang." Tepukan di bahu Bagas membuat lelaki itu terkesiap kaget. Bahkan motor yang dia bawa sedikit oleng membuat Seruni langsung berpegangan dengan kuat.

"Aduh, bang. Kenapa sih? Kok melamun, entar kita jatuh Lo," ucap Seruni sedikit kesal.

Bagas jadi salah tingkah sekarang. "Duh, neng. Maaf. Saya gak sengaja," ucapnya sembari menghentikan motornya di pinggir jalan. Mereka telah tiba di pasar kecil desa Air Hitam.

"Kepikiran kata-kata Seruni tadi ya bang?" tanya Seruni sambil turun dari atas motor.

"Nggak kok, Neng. Yauda saya tunggu disini aja ya," ucap Bagas.

Seruni mengangguk pelan, matanya mengedar memandang pasar itu. Namun sedetik kemudian dia sedikit mengernyit. "Kok sepi banget ya," gumamnya.

Bagas juga ikut memandang pasar itu, pasar yang biasanya ramai orang-orang yang berjualan dan berbelanja, kini hanya ada beberapa saja. Bahkan terkesan lengang.

"Iya ya, neng. Kok sepi, apa hari libur?" tanya Bagas pula.

Seruni langsung memandang Bagas dengan wajahnya yang tiba-tiba berubah datar. "Mana ada hari libur pasar pagi begini, biasa juga ramai. Yasudah, Seruni belanja dulu," Seruni berucap sambil melangkah pergi meninggalkan Bagas sendiri disana. Bahkan hanya dia sendiri di tempat itu. Tempat yang biasa ramai dengan parkiran motor dan pengunjung, tapi sekarang malah sepi. Hanya ada penjual dan pembeli beberapa orang saja.

Tapi ... Tunggu dulu. Bagas langsung menajamkan pandangan matanya saat memandangi keadaan sekitar yang tiba-tiba berubah aneh.

"Kenapa mata mereka gak ada?" gumam Bagas seorang diri. Bahkan dia langsung melompat turun dari motor dan memandang orang-orang yang ada di pasar itu dengan lekat.

Setelah di perhatikan baik-baik, mereka tidak memiliki bola mata. Hanya berdiri tegak tanpa bergerak sedikitpun. Wajah mereka pucat Pasih, bagai zombie yang tak lagi memiliki darah.

Bahkan Bagas baru sadar jika disini, bukan lagi bau amis ikan, melainkan bau air Danur.

Bagas langsung menelan salivanya yang berat, dadanya berdenyut ngilu, tubuhnya panas dingin bahkan kakinya mulai bergetar dengan hebat sekarang. Gigi Bagas menggeletak dengan kuat menahan rasa takut yang sudah menjalar ke seluruh tubuh.

Dia langsung menoleh kearah Seruni, "Neng Seruni!" Bagas berteriak sambil berlari kearah Seruni yang sudah berjalan kearah pasar. Dia berlari dengan cepat dan menjangkau lengan gadis itu. Namun tiba-tiba, mata Bagas langsung melebar sempurna saat Seruni berbalik dan tersenyum memandangnya.

"Aaaarggg!" Bagas berteriak dengan kencang saat melihat jika Seruni juga sama seperti mereka.

Terpopuler

Comments

Dewie Angella Wahyudie

Dewie Angella Wahyudie

yang pergi sama bagas bukan seruni dch kayanya, tapi setan... duh gk kebyang kalo jadi bagas, liat orang tapi gka punya mata semua... hihhhhh seremm bget sumpah... klo aku plnk kok udah ngacirrr🤣🤣🤣

2023-09-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!