Ellen akhirnya mencari tahu tentang pria yang berebut anting-anting dengan dia tempo hari. Sudah tiga hari berlalu semenjak kejadian tersebut. Ellen cukup terkejut setelah tahu siapa pria yang akan dia cari itu. Setelah mendengarkan arahan Lily dan mencari tahu nama si pria melalui dunia internet, begitu kaget dirinya Ellen mengetahui hal tersebut.
"What!! Kau yakin Lily pria itu bernama Alex Fernando Jhonson?!" tanya Ellen masih terheran-heran.
"Tentu saja. Aku telah mencari tahu melalui penelusuran internet dan jangan tanya bagaimana kemampuan aku. Aku sangat hebat tentunya karena aku sebuah sistem canggih yang bisa menemukan informasi semua itu." Lily menjelaskan hal tersebut kepada Ellen.
"Tapi setelah aku cari tau di ruang lab komputer kampus yang ada jaringan internet, orang itu bukanlah orang biasa. Alex itu seorang CEO dari sebuah perusahaan terkenal." Ellen mulai mondar-mandir di kamarnya. Dia merasa resah.
"Kenapa harus pusing. Tugas kedua hanya mendekati dia dan masuk ke rumah dia saja," ucap Lily dengan santai. Namun berbeda dengan Ellen. Kenapa dan bagaimana?
"Bagaimana bisa aku lakukan? Aku tidak kenal dekat dengan dia. Lalu kenapa aku diberikan tugas seperti itu? Tugas lain saja bagaimana?" tawar Ellen kepada Lily. Namun Lily tidak setuju. Dia tidak mau dengan tawaran dari Ellen.
"Itulah maka aku suruh dekati dia, Ellen. Kau cukup cantik dan punya tubuh indah. Dipoles sedikit maka kecantikanmu akan terlihat."
"Hah! Mempercantik diri. Mana mungkin! Aku tidak bisa dandan. Aku juga tidak punya make up. Jika harus ke salon aku hanya akan membuang uang. Aku tidak punya uang tabungan." Ellen merasa putus asa.
"Lagian bukannya itu namanya menggoda dia jika tiba-tiba aku datang mendekati dirinya." Tatap Ellen kemudian ke arah Lily.
"Dia saja sudah mencari tahu tentang kau, Ellen. Jadi tak ada salahnya. Datangi dia dan dekati dia. Ini juga demi tugas selajutnya. Semua tugasku berhubungan dan akan menguntungkan bagimu. Kau tidak bisa menolak, karena kita sudah terikat. Jika kau menolak maka hanya hukuman yang akan kau terima." Lily kembali menjelaskan. Dia berharap Ellen bisa mengerti.
"Apa hukumannya?" Alis mata Ellen naik sebelah saat mempertanyakan hal tersebut.
"Hehehe. Semua hal yang ku berikan kepadamu akan aku tarik kembali dan kehidupan menderita yang kau pernah alami akan terus kau dapatkan. Maaf, Ellen. Ini sudah sistem yang terpasang di perangkat aku," ucap Lily.
Ellen heran. Bagaimana bisa sebuah kalung berbicara dan mempunyai sistem dan beberapa tugas misi. Kemudian memberikan apa yang menguntungkan bagi dirinya. Ellen sebenarnya cukup bingung dan heran.
Namun pikiran Ellen bisa terbaca oleh Lily. Lily kemudian berucap kembali kepada Ellen.
"Aku memang sebuah kalung. Namun saat aku dibuat ada sebuah program dipasang di dalam diriku. Piranti yang sangat kecil dan disematkan kepada diriku. Aku aktif karena saat itu kau sentuh. Selama ini aku hanya dalam kotak box. Jangan herankan kemampuan aku. Yang jelas aku akan selalu menguntungkan dirimu, Ellen." Lily menjelaskan kepada Ellen kembali. Ellen hanya mengangguk saja. Ya sudah. Dia ikuti saja perkataan dari Lily.
"Tapi bagaimana kau bisa baca pikiran ku. Barusan aku memikirkan hal tersebut?" tanya Ellen kemudian. Dia mulai duduk di ranjang kecil dan lusuhnya.
"Aku bisa pikiranmu. Tapi hanya kau saja, ya. Hehe." Kembali Lily terkekeh.
"Hem. Baiklah. Lalu bagaimana aku mencari dan menemui Alex?"
"Malam ini ada pertemuan para pembisnis. Alex akan berada disana menghadiri pesta tersebut. Datang saja. Aku akan mengarahkan arahnya," ucap Lily memberitahu informasi tersebut kepada Ellen.
"Lalu apa yang mau aku kenakan. Seperti yang aku bilang. Aku tidak bisa dandan dan tidak punya uang," lirih kata Ellen. Dia seakan mengasihani dirinya sendiri.
"Pergi saja ke kamar Kinara. Pakai semua perlengkapan make up dia dan pilih baju serta sepatu dari kamar Kinara." Saran Lily yang mengejutkan Ellen.
"Hah! Kinara bisa marah besar. Dia akan mengadu kepada mama Kelly." Ellen menolak usul tersebut.
"Tenang saja. Tinggal kau lawan. Seharusnya kau yang lebih berhak akan rumah dan semua hal di rumah ini. Mereka saja memakai banyak uang warisanmu, kan?" Hal tersebut membuat Ellen menyadari fakta tersebut. Ellen tahu hal tersebut, tetapi dahulu dia tidak berani melawan. Namun kini sepertinya Lily benar. Dia tidak perlu takut lagi. Dia harus melawan.
Malam hari tiba.
Kinara dan Kelly baru saja makan malam. Ellen malah bersiap-siap di dalam kamar kinara saat mereka makan malam tadi. Ellen sendiri sudah makan sedikit untuk mengganjal perutnya. Dia harus bergegas cepat pergi.
Di dalam kamar Kinara, Ellen memakai beberapa alat make up dan mempercantik dirinya sendiri. Dia jarang dandan dan belum pernah. Namun dia mencoba dandan dengan beberapa arahan dari Lily. Setelah itu lebih, Ellen membuka lemari dan mencari pakaian yang cocok serta tas dan sepatu yang cocok. Semua barang di lemari Kinara begitu mahal. Mereka tentu banyak menghabiskan dan menghamburkan banyak uang warisan orang tuanya.
Ellen melihat pakaian pesta Kinara begitu seksi semua. Oh tidak! Ellen jadi pusing mencari yang lebih sopan. Semuanya terlalu seksi. Akhirnya dia memilih gaun hitam. Bawahan gaun tersebut lebih panjang. Namun Ellen harus cukup membantin karena belahan dada begitu terbuka.
Tidak ada banyak waktu. Ellen harus cepat. Setelah itu, dia memilih sepatu dan tas yang cocok. Selesai semua Ellen pun pergi keluar kamar Kinara. Ellen segera berjalan menuju pintu keluar rumah. Namun Kinara segera menangkap sosok Ellen yang mau pergi.
"Hey! Mau kemana kau, Ellen!" Tatap sangar Kinara. Dia bahkan terlihat marah setelah tahu kalau Ellen memakai baju, tas dan sepatunya.
"Mau pergi ke pesta teman," jawab Ellen singkat.
"Hah! Pesta teman! Kau tidak punya teman. Yang benar saja. Jangan berbual! Lagian kenapa memakai baju, sepatu dan tas milikku? Kembalikan atau lepas sekarang juga!" Bentak Kinara kepada Ellen. Kelly yang awalnya mau ke kamar malah tidak jadi dan segera ke arah pintu depan mendekati Ellen dan Kinara.
"Terserah kau saja. Mau percaya atau tidak. Aku tidak peduli. Aku may pergi!" Tatap nyalang Ellen menatap tajam Kinara.
Kinara mendengus kesal. "Dasar kau! Sudah mulai berani hah! Awas kau, ya!" Kinara melayangkan tangan dan tepat saat itu Ellen menahan tangan Kinara.
Kinara kaget. Kemudian dia menatap Ellen.
"Jangan kau kira bisa menindasku lagi, dengar itu!" Ellen menepis tangan Kinara dengan kasar dan kuat. Kinara sempat mundur beberapa langkah. Kelly kini pun sudah bersama Ellen dan Kinara.
"Kau berani dengan anakku, hah!" Bentak Kelly.
"Kenapa rupanya! Kalian ini sudah numpang di rumah aku dan makan dari uang warisan orang tuaku jadi gak usah belagu kalian berdua! Camkan itu! Aku bisa saja membuat kalian jadi gembel!" Tatap tajam Ellen.
Baik Kinara dan Kelly terkejut akan keberanian Ellen. Selama ini Ellen hanya diam dan menurut. Namun kini Ellen malah melawan. Kelly naik darah. Dia bersiap menampar wajah Ellen. Nyatanya Ellen yang menampar wajah Kelly terlebih dahulu.
Plak!
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
𝕲𝖔𝖊𝖘 𝕼𝖚𝖒𝖎𝖊𝖟
yes hajar
2025-01-06
0
Narimah Ahmad
yes, rasakan 👍👍👍
2024-04-16
0
Sapphire
mantap 👍 hajar mereka Ellen
2023-09-07
1