Kalung tersebut memiliki sebuah sistem. Saat Ellen memegangnya ternyata sistem di kalung tersebut pun aktif. Ellen terkejut mendengar suara yang menjawabnya. Dia melihat sekeliling.
"Siapa itu yang berbicara?" tanya Ellen menatap sekeliling.
"Ini aku, Nona. Kalung yang Anda pegang," ucap Kalung tersebut dengan simbol bunga lily yang ada di kalung tersebut.
"Kau! Kau sebuah kalung yang berbicara?! Bagaimana bisa?" Tatap Ellen dengan terheran-heran.
"Tentu saja, Nona. Kini Anda tidak perlu takut ditindas lagi. Aku akan membantu Anda menjadi kuat dan berani. Namun begitu akan ada beberapa tugas yang nantinya akan Anda selesaikan, Nona," ucap si kalung.
"Aku Lily. Panggil saja seperti itu. Di diriku ada sebuah sistem dan Nona yang mengaktifkan sistem tersebut." Lanjut kata si kalung tersebut.
"Benarkah ini! Aku tidak gila 'kan?" Ellen takut dia berhalusinasi.
"Ini sungguhan, Nona."
"Panggil saja aku, Ellen," ucap Ellen kepada kalung tersebut.
"Baiklah, Ellen. Aku Lily." Mereka berdua berkenalan.
Ellen tersenyum.
Esok harinya.
Ellen bangun dan segera mandi. Dia mau bersiap ke dapur. Rutinitas biasanya yang dia lakukan adalah membuat sarapan di pagi hari. Namun seakan Ellen lupa tentang kejadian sebelumnya. Dia segera ke dapur setelah selesai mandi dan berpakaian rapi.
Di dapur, Ellen menyiapkan makanan. Nasi goreng dan telur ceplok. Teh panas untuk Kelly dan susu hangat untuk Kinara. Dia sendiri hanya akan makan nanti setelah semua sudah selesai dihidangkan.
Selesai masak dan menghidangkan, Kelly dan Kinara datang ke meja tamu. Mereka duduk dan mulai makan.
"Hanya nasi goreng dan telur! Aku mau yang lain," ucap Kinara. Dia kesal dengan menu makanan yang biasa saja.
"Ellen! Dimana kau?!" tanya Kelly.
Ellen pun segera datang setelah mendengar mama tiri memanggilnya.
"Iya, Ma," jawab Ellen.
"Apa cuma ini sarapan kita?" tanya Kelly dengan mata melotot. Dia melirik sepintas ke makanan kemudian ke arah Ellen.
"Iya, Ma. Kebetulan bahan dapur habis. Jadi hanya ini yang bisa Ellen masak dan hidangkan." Ellen berharap mama tiri tidak marah kepada dirinya. Sesungguhnya bahan-bahan dapur memang sudah habis. Stok uang untuk belanja begitu sedikit diberikan oleh Kelly. Sehingga Ellen juga bingung kalau harus belanja apa dan masak apa. Mereka mau makan enak, tetapi keuangan diharuskan berhemat, sedangkan Kelly dan Kinara begitu suka berbelanja ke mall atau jalan-jalan terus.
"Kau gimana, sih? Belanja bulanan sudah mama kasih masih saja kurang. Nanti belanja lagi!" Bentak Kelly dan Ellen mengangguk.
Akhirnya Kinara dan Kelly pun makan. Setelah mereka puas makan, barulah Ellen membersihkan meja makan. Dia cuci piring kotor, membereskan semuanya dan barulah dia bisa makan.
Selesai semuanya, Ellen bersiap membersihkan seluruh ruangan rumah. Nyapu dan ngepel. Namun kemudian Lily menyapa tuannya.
"Nona! Pagi! Kenapa Anda susah dan harus capek-capek. Aku bisa membantumu, Nona!" Lily mengeluarkan suara tiba-tiba saat Ellen membersihkan ruangan rumah.
Ellen terkejut. Setelah itu, dia baru sadar dan mengingat semuanya. Jadi kejadian malam itu bukan mimpi. Itu memang kenyataan.
"Kau!?" Tatap Ellen ke arah kalung yang saat ini dia kenakan di leher jenjang putih mulusnya.
"Tentu, Nona. Aku Lily. Aku bisa membantu, Nona," ucap Lily.
"Bagaimana caranya?" tanya Ellen keheranan.
"Gampang. Nona cukup diam dan lihat saja."
Ellen pun menurut. Kalung tersebut kembali bercahaya. Namun cahayanya menyinari peralatan sapu dan alat pel lantai. Akhirnya semua benda tersebut bergerak sendiri dan membersihkan semuanya.
Ellen kaget, tetapi dia senang. Akhirnya dia tidak perlu capek mengerjakan semuanya.
Beberapa saat kemudian, semua pekerjaan selesai. Bahkan urusan mencuci pakaian juga dibantu Lily. Ellen sangat bersyukur. Dia menyelesaikan pekerjaan rumah dengan mudah dan tidak lelah.
Kemudian Kelly datang dan meminta Ellen berbelanja keperluan dapur. Ellen pun segera melaksanakan perintah sang mama tiri. Di depan teras rumah, Ellen bertemu Kinara.
"Mau kemana kau?" tanya Kinara yang sibuk bermain ponsel dan duduk di kursi teras rumah. Ada majalah didekat Kinara. Dia sepertinya membaca majalah fashion.
"Mau belanja," jawab Ellen.
"Belikan snack coklat, ya." Kinara meminta belikan coklat. Namun matanya tidak melihat ke arah Ellen. Dia malah sibuk main ponsel.
"Uangnya?" Ellen agak bingung, karena dia hanya memiliki uang pas-pasan untuk belanja dapur.
"Mana aku tahu. Pakai aja uang ditanganmu. Dah sana!" Usir Kinara.
"Tapi, Kin, ini gak ada uang lebih. Cuma ada uang untuk beli bahan dapur," ucap Ellen menjelaskan kepada Kinara. Dia berharap Kinara tidak memaksa.
"Pokoknya belikan. Titik!" Mata Kinara mendelik dan begitu memaksa. Ellen pun diam dan segera pergi.
Ellen berniat mencari taksi, tetapi berpikir takut uang kurang nanti. Akhirnya mencari tukang ojek saja. Ellen pun pergi ke pasar terdekat untuk belanja.
Beberapa saat kemudian, Ellen tiba. Dia turun di dekat sebuah toko. Suara Lily pun terdengar.
"Nona, aku punya tugas misi pertama untuk Nona," ucap Lily kemudian dengan tiba-tiba.
"Hah?! Misi?"
"Iya, Nona. Aku bisa membantumu dan merubah hidupmu. Tapi aku juga punya misi dan tugas yang harus Nona lakukan." Lily menjelaskan perkataannya.
"Tapi aku harus berbelanja. Nanti mama Kelly bisa marah." Ellen beralasan tidak bisa, karena memang waktu tidak pas saja.
"Anda harus mau, Nona. Kita sudah terikat satu sama lain. Tidak bisa terlepas. Jadi Nona pun harus mau dan bisa melakukannya." Lily mengatakan tugas yang pertama harus dilakukan oleh Ellen.
"Tapi, nanti bagaimana?" Ellen masih begitu ragu.
"Tidak perlu cemas, Nona. Jika ada apa-apa, aku akan menjagamu!"
Ellen awalnya begitu ragu. Namun dia akhirnya setuju. Lily menjelaskan kepada Ellen tentang tugas pertamanya. Ellen diminta untuk menemukan anting-anting yang sama persis seperti model kalungnya. Bahkan anting-anting tersebut juga memiliki tanda bunga lily. Sehingga Ellen akan mudah mengenali benda tersebut.
Lily menunjukkan sebuah cahaya yang memperlihatkan sebuah gambar anting-anting. Hanya Ellen yang bisa dengar dan melihatnya. Ellen memperhatikan dengan seksama. Namun dia bingung harus mencari kemana anting-anting tersebut.
Akhirnya Lily menunjuk ke arah sebuah toko perhiasan yang tidak jauh didekat mereka. Ellen pun kesana. Dia masuk ke dalam toko dan melihat banyak perhiasan. Dalam hati Ellen semakin bingung. Kalau sudah ketemu anting-anting tersebut, memang Ellen harus bagaimana?
"Apa benar di toko ini?" tanya Ellen dengan setengah berbisik. Dia takut orang-orang mengira kalau dia gila karena berbicara sendirian.
"Iya, Nona. Disekitar sini ada anting-anting tersebut," jawab Lily. Ellen pun mengitari seluruh ruangan dan melihat keseluruhan. Namun tidak terlihat anting-anting tersebut.
Tepat setelah melihat sekeliling, akhirnya dia melihat anting-anting yang sama persis dengan model kalungnya. Bahkan ada simbol bunga lily.
"Itu dia!" seru Ellen sendirian. Dia senang akhirnya ketemu. Dia harus segera mengambil anting-anting tersebut dan pergi belanja kemudian segera pulang.
"Ayo, Nona! Diambil dan bawa pulang!" Perintah Lily.
"Tapi itu namanya mencuri!"
"Beli saja, Nona."
"Bagaimana? Aku tidak punya uang!" Ellen menggelengkan kepalanya.
"Pakai saja uang yang ada ditangan, Nona," ucap Lily santai begitu saja.
"Mana bisa. Mama bisa marah," ucap Ellen. Dia tidak mau menerima amukan marah sang mama tiri.
"Aku jamin akan aman, Nona. Percaya saja." Lily begitu menyakinkan. Akhirnya Ellen mau. Dia akan membeli anting-anting tersebut.
Ellen berjalan ke arah penjual yang punya toko. Tepat disaat itu seorang pria tampan, begitu berkharisma dan kaya masuk. Dia berjalan ke arah si penjual juga.
Ellen mau membeli anting-anting tersebut. Dia tersenyum melihat anting-anting yang begitu cantik. Ellen menunjuk ke arah anting-anting tersebut.
"Aku mau anting-anting itu!" ucap Ellen bersamaan dengan pria yang baru masuk tadi. Ellen melihat ke arah si pria. Si pria pun menatap ke arah Ellen.
"Siapa wanita ini?" ucap Alex Fernando Johnson menatap lurus ke arah Ellen.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Sapphire
Alex dan Ellen 😍
Apakah Alex si pangeran berkuda putihnya??? mungkin saja dia pemeran utamanya 🤭🤭🤭
2023-09-05
1