Alex yang hendak mengambil tasnya tiba-tiba mundur dan berbalik ke belakang. Karena sudah setahun menyendiri membuatnya begitu meleleh ketika melihat hal-hal romantis. Mungkin jomblo adalah julukan yang tepat untuknya.
Setelah Leo berpacaran, seluruh tempat seperti telah ternodai olehnya. Di sudut mana pun pasti akan terlihat pasangan yang sedang berbunga-bunga itu.
Jika ada tempat yang kosong di planet lain, Alex akan memilih pindah dari bumi daripada harus melihat pemandangan sepasang kekasih itu setiap hari.
"Tiada hari tanpa keromantisan," gerutunya.
Lalu Satya datang memeluk tubuh Alex. "Kau benar, Leo sangat keterlaluan! Apakah dia tidak melihat kita disini? Menyebalkan!" celetuk Satya.
Mereka tak menyadari jika tingkah lakunya sedang dipotret oleh Fotografer. "Hey, kau ? Apa yang kau lakukan? Singkirkan kamera itu dariku !" pekiknya.
Fotografer itu langsung berlari ke tempat lain untuk menghindar. Dia takut jika nanti kameranya akan menjadi tempat pelampiasan kemarahan Satya.
Alex dan Satya saling beradu pandangan, sontak mereka melepaskan pelukannya dengan cepat. "Apa yang kau lakukan?". Satya memelototi Alex.
Sementara Alex, dia memalingkan wajahnya. "Kau yang memelukku lebih dulu!".
Satya menepuk-nepuk tubuhnya, dia merasa jijik mengingat kejadian yang baru saja terjadi. Dia memang jomblo, walau pun begitu dia masih normal dan menyukai wanita. "Aku masih normal!" tegasnya.
"Apakah menurutmu aku tidak normal?" tanya Alex. Dia merasa tersinggung dengan apa yang Satya katakan.
"Aku rasa begitu!" jawab Satya tanpa rasa bersalah.
Dengan geram Alex memukul kepala Satya. "Ouchh! Itu sakit bung!" pekiknya.
Seorang gadis berambut panjang dengan sedikit di curly itu datang menghampiri Leo dan Chika yang sedang asyik mengobrol. Dia adalah Cindy, gadis itu menyalami Leo untuk mengucapkan selamat atas kemenangan tim-nya.
Leo memberikan senyum manisnya kepada sahabatnya itu. Mereka mengobrol sangat lama. Namun, Cindy merasa tidak enak kemudian melirik Chika, dia takut jika Chika cemburu dan tidak suka akan kehadirannya di sana.
"Kau tidak perlu sungkan padaku." tegas Chika.
"Bagaimana kalau kita merayakan kemenangan ini?". Saran Leo untuk mencairkan suasana, kemudian pria itu menggenggam tangan Chika dengan erat.
Chika dan Cindy mengangguk seraya mengiyakan saran dari Leo. Kemenangan memang harus dirayakan sebagai bentuk apresiasi terhadap diri sendiri.
Cindy melirik sepasang tangan yang saling menggenggam. Ada perasaan iri dan juga cemburu di hatinya, "Aku berharap aku yang berada di posisimu Chika."
Dua pria yang di belakang mereka langsung mendekat saat mendengar apa yang mereka bicarakan. "Wah, makan-makan? Tentu saja aku mau!". ucap Satya dengan wajah sumringahnya.
Alex menyikut lengan Satya, "Kau sangat antusias jika itu berhubungan dengan makanan."
...----------------...
Ruang tamu di apartemen Leo itu terlihat sangat indah. Barang-barang yang terpajang disana sangat modern dan juga berkelas. Warna cat dinding putih yang dipadukan dengan abu-abu menambah kesan elegan dan tenang.
Tak banyak furniture, hanya ada beberapa yang disesuaikan dengan fungsinya masing-masing. Tampak lima orang sedang duduk dan berbincang-bincang dengan seru. Sesekali mereka tertawa terbahak-bahak jika mendengar hal-hal yang lucu.
"Tempatmu sangat besar, mengapa tidak membiarkan aku tinggal disini?" ujar Alex yang sedang sibuk mengupas kulit kacang.
"Itu benar ! Kita akan saling membantu." timpal Satya.
Leo diam sejenak membenarkan duduknya, "Tidak ! Aku lebih suka begini daripada aku harus mengurus bayi besar seperti kalian." katanya seraya menunjuk kedua sahabatnya itu.
"Kau dengar Chika? Dia lebih suka sendiri." Alex mencoba memanas-manasi Leo, yang diikuti tawa dari Satya.
"Diam lah ! Bukan seperti itu, kalian berbeda dengannya." sahut Leo.
Pria itu langsung menjewer kuping telinga Alex dan Satya, "Jika kau mencoba untuk memprovokasinya aku akan memotong lidahmu!". Canda Leo, tanpa malu-malu dia memeluk dan mencium kening Chika dengan mesra.
"Lagi-lagi harus menyaksikan drama perbucinan ini." sindir Alex.
Pemandangan itu akan membuat siapa saja meleleh termasuk, Cindy. Dia melirik lalu segera memalingkan wajahnya dari Leo dan Chika. Siapa yang tidak mau jika diperlakukan seperti itu? Bahkan diakui dan dijaga dimana saja. Cindy begitu menginginkan Leo tapi apalah daya jika ternyata pria itu mencintai orang lain.
Apakah sakit? Tentu saja sakit ! Sejak kecil mereka sudah bersama. Dari kedekatan itu lah membuat Cindy menaruh perasaan pada Leo. Apa yang telah dia berikan pada sahabatnya itu tak membuat Leo membuka hati padanya. Nyatanya sekarang, Leo lebih memilih Chika.
Cinta bertepuk sebelah tangan itu memang sakit. Jatuh cinta kepada seseorang dan kita tahu bahwa kita tidak bisa mendapatkannya adalah hal terburuk yang pernah ada.
Seseorang telah mencuri hatinya tapi dia tidak menginginkannya sama sekali. Cindy merasa dibodohi. Selama ini Leo memperlakukan dirinya dengan baik, dia berpikir dengan hal itu artinya Leo mencintainya.
Cindy berharap cintanya yang tak terbalaskan ini tidak akan membuatnya membenci Leo. "Jika saja hatiku seperti mata, sehingga aku bisa menutupnya kapan saja aku mau agar aku tak melihat hal-hal yang tidak ingin aku lihat."
"Cinta itu memang aneh. Meski pun aku sudah tahu bahwa kau tidak akan pernah menjadi milikku, aku masih ingin memberikan yang terbaik untukmu. Aku tidak tahu kapan ini akan berakhir, tapi untuk menghapus semua perasaan ini butuh waktu yang lama Leo. Maafkan aku jika perasaan ini masih ada. Tapi aku berjanji padamu, aku tidak akan merebutmu dari Chika."
Sebagian orang mengatakan bahwa tak ada persahabatan yang murni antara pria dan wanita. Cindy tak pernah mempercayai hal ini. Dan sekarang barulah dia mengalaminya sendiri.
Satya menyentuh tangan Cindy dengan lembut. Sontak gadis itu terkejut dan langsung melihat Satya seraya tersenyum.
"Ada apa? Mengapa melamun?" tanya Satya.
Cindy menggelengkan kepalanya dengan cepat lalu kembali menghabiskan minumannya.
Sejak dulu Satya sudah menyimpan perasaan kepada Cindy. Hanya saja dia takut mengutarakan perasaannya. Satya juga tahu bahwa Cindy mencintai Leo. Dia tidak ingin Cindy kesal lalu menjauhinya.
Mungkin ini adalah jalan terbaik agar terus bisa dekat dengan Cindy daripada dia harus kehilangan Cindy. Satya yakin dan percaya, suatu saat nanti Cindy akan membuka hatinya dan membiarkan Satya masuk.
"Aku tahu Cindy. Aku tahu bagaimana caramu memandangnya. Aku tahu bagaimana caramu memperlakukan dia. Cintamu hanya untuk dirinya, orang yang sudah mengecewakanmu. Aku disini ! Aku selalu disini, aku selalu mencintaimu. Hanya saja kau tidak pernah menyadari keberadaan ku."
"Aku selalu menahannya. Jika kau tidak bahagia, datanglah padaku. Aku selalu menantimu dan aku akan senang jika kau benar-benar telah melupakannya."
Di dalam hidup ini terkadang kita selalu menemukan ketidakadilan. Seseorang yang tulus dipertemukan dengan orang yang tidak pandai menghargai.
Sementara itu, ada juga beberapa orang yang tidak melihat orang yang sudi mencintainya dengan tulus. Dan lebih memilih mengejar cinta yang tidak akan pernah dia dapatkan meski pun berlari ke ujung dunia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments