Chapter 2

"Ada hal yang ingin aku bicarakan denganmu." tegas Leo, pria yang baru saja keluar dari kamarnya membuyarkan lamunan Chika.

Chika menoleh pada sumber suara yang berasal dari belakangnya. Gadis itu begitu penasaran dan langsung menanyakan apa maksud perkataan Leo barusan. Sembari membenarkan posisinya, Chika terus menatap wajah Leo.

"Sebentar! Aku akan kembali lagi nanti." Leo beranjak lalu menyetel lagu romansa dari instrumen piano di ponselnya, setelah selesai ia kembali duduk.

"Ada apa dengannya? Mengapa tiba-tiba memutar lagu seperti ini?" Chika berbicara dalam benaknya.

"Aku sudah tahu semuanya!" ujar Leo, dia menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

Gleg!

Chika terkejut! Dia menelan ludahnya sendiri, seakan mengerti dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Leo padanya. Sontak ia gugup dan tak membuat gerakan apa pun, bukankah akan sangat memalukan jika orang lain tahu tentang hal itu?

"Apa dia sudah melihatnya?" Chika menghela napas panjang.

"Dengarkan aku! Sebenarnya video itu sudah dihapuskan. Ponselnya sudah aku musnahkan di bawah tadi, kau tidak perlu khawatir lagi! Tidak akan ada yang tahu tentang ini, Bram belum mengirimkannya pada siapa pun." terang Leo.

"Lalu, apakah kau sudah melihatnya?".

Chika akan merasa malu jika Leo juga sudah melihatnya. Meskipun itu tidak begitu vulgar tetap saja Chika takut orang-orang akan melihat dirinya di dalam video itu.

"Tidak! Mendengarkan suaranya saja sudah membuatku terbakar." jawab Leo.

"Syukurlah! Jika dia tidak melihatnya. Aku harap video itu sudah benar-benar hilang dan takkan bisa diakses oleh siapa pun lagi."

"Chika!" panggil Leo dengan lembut, gadis itu segera menoleh kepada orang yang baru saja memanggil namanya.

"Ada apa?" balasnya

"AKU MENCINTAIMU," ungkap Leo. "Mungkin ini bukanlah waktu yang tepat tapi aku harus mengatakannya sekarang." lanjutnya.

Gadis itu terkejut dengan apa yang baru saja dikatakan oleh temannya itu. Dia bahkan tidak pernah tahu jika Leo menaruh perasaan padanya. Dan sekarang dia sedang memiliki pacar, Bram.

"Bagaimana? Aku tidak mengerti." tanya Chika dengan lembut, Leo hanya tersenyum dan kembali mengulangi perkataannya pada gadis pujaan hatinya itu.

"Aku mencintaimu sudah sangat lama," ujar Leo dengan setengah percaya diri. "Itu sebabnya, aku harus mengatakannya padamu sekarang." sambungnya.

"Sejak kapan? Aku sungguh tidak pernah mengetahuinya." sela Chika yang semakin kebingungan.

Leo tersenyum, seolah-olah bayangan masa lalu, masa dimana menjadi awal pertemuan mereka menghampirinya. "Sejak kita bertemu di sekolah menengah pertama."

"Lalu kenapa aku tidak mengetahuinya sama sekali? Saat itu aku dan kau juga sangat akrab bukan?" imbuh gadis berambut panjang kecoklatan itu.

"Itu karena kau sudah bersama dengan orang lain. Selain itu aku tidak ingin hubungan pertemanan kita kandas hanya karena satu perasaan." ucap Leo.

"Itulah sebabnya aku tidak pernah mengungkapkan perasaanku padamu." lanjutnya.

"Leo?" panggil Chika dengan suara yang agak serak.

Terdengar helaan napas panjang nan berat dari Leo. Ia menyandarkan kepalanya di sofa yang sedang ia duduki. "Lalu setiap kali aku berusaha mengungkapkan perasaanku padamu, ada saja yang selalu mengganggu." pria itu tertawa kecil.

"Leo, m-maafkan aku!" Dengan suara terbata-bata Chika meminta maaf atas ketidaktahuannya mengenai perasaan Leo.

"Tahukah kau? Aku tidak pernah memiliki hubungan dengan siapa pun, aku selalu menunggumu. Dan hari ini akhirnya aku bisa mengungkapkan perasaan yang sudah bertahun-tahun aku pendam sendiri."

Chika diam dan bergeming, dia tidak tahu apa yang harus ia katakan pada Leo. Apakah harus menerima perasaan itu dan memulai hubungan baru dengannya atau tetap melanjutkan hubungan yang sebelumnya dengan Bram?

Namun, Bram adalah orang yang kasar dan toxic. Chika tak ingin lagi berhubungan dengan pria itu. Setelah apa yang Bram lakukan hari ini padanya membuatnya begitu membenci Bram.

Tapi di satu sisi, Chika juga takut jika Bram akan terus mengganggunya. Orang itu selalu saja mencari masalah dengan Chika bahkan tanpa segan mengancam Chika dengan berbagai macam ancaman hingga terpaksa menuruti perintahnya.

Sementara Leo, pria itu sudah menunggunya dalam waktu yang lama. Apakah tidak seharusnya ia menerima perasaan itu. Gadis itu selalu bermimpi untuk dicintai oleh pria tulus. Apakah ini adalah jawaban dari semua doa-doanya?

"Will you be my girlfriend?".

Leo bertekuk lutut dihadapan Chika dengan memegang box yang berisi sebuah kalung ditangannya. Kalung itu sudah dia pesan 2 tahun yang lalu dengan niat untuk mengutarakan perasaannya pada Chika.

Degg!

Chika terkejut begitu mendengar hal itu, dia berdebat dengan dirinya sendiri. Bagaimana dia harus menghadapi situasi ini sekarang? Baginya hal ini terjadi begitu tiba-tiba.

Namun, dia juga tak ingin mematahkan hati Leo. Pria itu sangat baik padanya tapi apakah dengan baik bisa menjamin bahwa Leo akan terus mencintainya sampai akhir atau bahkan hanya memanfaatkan dirinya seperti yang dilakukan Bram padanya.

"Aku sudah siap mendengarkan jawaban darimu. Apa pun itu akan aku terima dengan lapang dada, Ikuti kata hatimu dan segera berikan aku jawaban!" pinta Leo dengan nada lembut namun sedikit tegas.

Dengan mantap Chika menjawab, "Yes, I will." Bibir gadis itu tersungging sembari menatap wajah Leo. Dia berharap pilihannya tidak akan salah lagi.

"Are you serious?".

Leo begitu antusias mendengar jawaban Chika tapi perasaan tak percaya juga terukir jelas di wajahnya. Dia tak menyangka jika hari ini benar-benar terjadi, wanita yang selama ini dia idam-idamkan akhirnya menerimanya.

"Leo, kau adalah orang baik, jika hari ini aku belum mencintaimu maka besok aku akan belajar mencintai dan menerima dirimu sepenuhnya."

Leo sangat terharu lantas pria itu langsung memeluk Chika dengan erat. "Aku sudah lama menantikan hal ini." bisiknya pada Chika yang kini sudah resmi menjadi kekasihnya, Chika hanya membalas dengan senyuman.

"Mulai hari ini.. Kau adalah gadisku! Apa pun yang terjadi denganmu sudah menjadi bagian dari tanggungjawab ku." Leo memegang kedua tangan Chika lalu memberikan ciuman mesra dipunggung tangan gadis itu .

Kemudian Pria itu memasangkan kalung di leher sang kekasih, dia sedikit kesulitan memasang pengait di belakang. Tiba-tiba tangannya gemetar kala melihat leher Chika yang putih nan bersih saat ia menyampirkan rambutnya ke samping kanan lehernya.

Setelah berhasil dipasangkan nampak kalung itu sangat cantik di leher Chika, terlihat sangat serasi dan sempurna. Kalung yang didesain khusus dengan warna silver gold yang dipadukan dengan satu butir berlian bernilai tinggi yang dipesan oleh Leo spesial untuk Chika.

"Aku sungguh tidak tahu apa seleramu tapi mereka membantuku untuk menemukan yang sangat cocok untukmu." Leo tersenyum dan menatap mata Chika. Seperti biasa gadis itu akan langsung memalingkan wajahnya ketika Leo menatapnya.

Ia tak suka dipandang seperti itu oleh lawan jenis, pipinya memerah. Ya! Dia sedang tersipu malu sekarang. Melihat hal itu Leo mencubit pipinya dengan gemas, mata sipit pria itu hilang saat dia tertawa geli.

"Bisakah kau tidak melihatku seperti itu?" pintanya dengan suara yang lirih.

"Kenapa? Kau tidak menyukainya? Kau selalu saja menghindari tatapanku." celetuk Leo.

"Apa aku terlihat seperti pencuri sehingga kau menatapku seperti itu?" Chika mencibirkan bibirnya.

Sontak Leo memegang dagu sang kekasih dan menahannya agar Chika menatap wajahnya. "Apakah aku terlihat begitu menakutkan?" bisik Leo kepada Chika.

Dengan cepat Chika mendorong tubuh Leo agar menjauh darinya, sedangkan Leo, dia tertawa dan merasa sangat puas mengerjai kekasihnya itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!