Ini kali pertama aku melangkahkan kakiku dirumah suakiku. Rumah yang akan menjadi tempatku bernaung, keluarga baru, suasaana baru dan kehidupan yang baru.
" Jangan ragu nak, mulai hari ini rumah ini rumah kamu juga. Ayo sayang kamu pasti lelah dan harus beristirahat. Besok baru kamu melihat-lihat rumah ini. " Ucap ibu mertuaku kala aku masih berdiri didepan pintu.
" Ayo istriku, masuklah kamar kita ada diatas. " Disusul suamiku, aku melangkah perlahan masuk lebih dalam kerumah yang seprti istana menurutku.
Stelah sampai dikamar aku dibuat takjub lagi dengan isi dari kamarku, kamar yang sudah dihias selayaknya kamar pengantin baru, harum lilin aroma therapi membuatku sangat rileks saat aku baru memasuki kamar itu, lampu yang dibuat tamaram, serta kelopak bunga mawar yang bertaburan diatas ranjang.
Kamar luas dengan ranjang besar ditengahnya, disbelah kanan ada ruangan tersendiri entah apa aku belum melihatnya. Aku sungguh merasa nyaman berada dalam kamar ini, namun saat aku mlihat lingerie berwarna merah maroon yang terletak diujung ranjang aku merasa dadaku berdetak tak berirama. Aku bahkan malu melihat baju yang bentuknya bahkan tak pantas disebut baju.
Suamiku tersenyum kala aku mulai menundukan kepalaku. " Gina tidak usah takut ataupun malu, aku masih sabar untuk melihat kamu memakainya. Malam ini aku takan meminta haku seprti pengantin lainya dimalam pertama. Aku akan menunggu sampai kamu benar-benar siap dan bisa menerimaku. Simpan itu dan pakai saat kamu sudah siap. " Ucapan suamiku membuatku seketiika menganggkat wajahku, aku melihat suamiku yang tersenyum kepadaku.
Aku menganggukan kepalaku dan mengambil lingerie itu untuk aku simpan. Entah kapan aku akan siap dan memakai itu untuk suamiku, melaksanakan tugasku sebagai seorang istri.
Saat aku hendak menuju kekamar mandi mas arul meraih tanganku, Aku sangat terkejut karna mas arul selalu menyentuhku secara tiba-tiba.
" Jangan lama-lama, aku tau kamu belum siap. Tapi aku harap kamu jangan membuatku menunggu terlalu lama. Aku ingin segera punya anak! " bisiknya ditelingaku.
Aku merasakan hangat ditelingaku, suara mas Arul terdengar begitu lembut. Karna malu aku langsung lari begitu saja kedalam kamar mandi. Janntungku masih tidak aman, dadaku berdetak lebih kencang dari sbelumnya.
" Astaga, berdekatan denganya trus membuat kondisi jantungku tidak sehat! " Aku memegangi dadaku yang berdetak dengan kencang. Aku membrishkan diriku dan berganti pakaian.
Cukup lama aku berada dalam kamar mandi hingg mas arul memanggilku karna mungkin hawatir.
" Ginaaa, kamu baik-baik saja? "
" I-iya mas aku baik sbentar lagi aku keluar. " Stelah aku merasa lebih rileks aku keluar dengan kepala tertunduk, jujur aku gugup mskipun mas arul tidak akan menyentuhku namun ini pertama kalinya berada dalam satu ruangan bersama laki-laki. Tidur satu ranjang, bahkan aku baru mengnalnya.
" Kenapa lama sekali? Mas juga mau bersih-bersih. " Ucap suamiku sambil berjalan melewatiku.
********
" Apaa! Om dan tante mau pindah hari ini juga? " Aku terkejut saat aku turun tiba-tiba om akmal dan tante fara ternyata sudah ada diruang tamu.
" Iya gin, maaf yaa. Baik-baik kamu disni, jadilah istri dan menantu yang baik. " ucap tante fara dan beliau memeluku sangat erat, tanta fara terisak hingga air matanya membasahi pundaku.
" Gina, kita buru-buru kamu sehat-sehat ya. Jangan lupa kamu sudah jadi seorang istri sekarang jadi appun yang kamu lakukan kamu harus izin suami kamu. Patuhi suami kamu dan smoga kalian bahagia selalu ya. " Om akmal tersenyum kearahku dan brgantian memeluku.
" jaga diri baik-baik ya gin. " bisik om akmal ditelingaku. Deg, entah kenapa om akmal dan tante gina brsikap aneh menurutku. Berulang kali mereka mentapku dengan tatapan yang sulit diartikan. Pelukan itu, ya pelukan mereka seakan mengisyaratkan perpisahan.
Aku menitikan airmata kala melihat wajah orang yang selama ini merawatku sampai aku sebesar ini. Mereka layaknya orangtua kandung untuku.
" Om tantee hati-hati ya. Sering-sering telfon gina. Hiks.. " Rasanya berat sekali berpisah dengan mereka. Padahal mereka hanya pindah keluar kota dan itu tidak terlalu jauh.
" Pak Gani, ibu Wita Titip putri kami, anggaplah dia seprti putri kalian. " Tante fara menitikan airmata saat mengcapkan itu.
" Dan untuk kamu Arul, sayangi istrimu dengan tulus. Jika dia berbuat salah tegur dia. Bimbing dia menjadi istri yang baik. Jika suatu saat kamu sudah tidak mencintainya kamu sudah tidak menginginkanya maka antar dia kepadaku. Jangan sesekali kamu mengangkat tanganmu kepadanya. Karna aku pun tak pernah mengangkat tanganku. " Om akmal brbicara seprti seorang ayah yang melepas putrinya sendri.
" Tidak perlu hawatir Mal kami akan menganggap gina sprti putri kami dan jika putra kami menyakiti gina maka kami sendri yang akan menegurnya. " Ayah mertuaku merangkul om akmal .
" Iya om tidak perlu hawatir om kami akan menjaga gina dengan baik. "om akmal memeluk mas arul sperti memeluk menantunya sendri. Aku terharu melihat pemandangan ini didepanku.
" Ya sudah gin om tan tante pergi dulu. " stelah berpamitan kemudian tante dan om prgi dari rumah suamiku. Aku mengantar keprgian mereka hingga ke teras rumah.
"Sarapan dulu gin, mamah sudah masak banyak, sekalian nanti kamu kenalan sama Anin sepupu bayu kemarin anin gak hadir keeprnikahan kalian karna lagi keluar kota. " Ucap ibu mertuaku sembari menyajikan makanan dimeja makan.
" Iya mah, maaf ya hari ini belum bantu-bantu mamah didapur mungkin gina kelelhan mah jadi terlambat bangun. " ujarku merasa tidak enak karna memang aku ketiduran slepas solat subuh.
" Tidak masalah nak, mamah tau kalian pengantin baru wajar ko kalau terlambat bangun. " Mendengar itu aku merasa malu, meskipun tak terjadi apa-apa malam tadi tapi membahas hal seintim itu rasanya aku malu sendri. Mas arul tampak diam tak terpengaruh sama sekali dengan apa yang mertuaku ucapkan.
" Hallo selamat pagi..! " suara cempreng itu membuatku menoleh. Aku sama sekali tak mengenal siapa wanita yang baru saja masuk itu.
" Pagi om, tante, pagi mas bayu! "
" Pagi nyun, sarapan sini nyun. " Mas arul nampak akrab dengan wantita yang dipanggil dengan sebutan nyun itu.
" Sayang kanalin ini istrinya Arul, Gina kenalin ini Anin anak angkat omnya Arul. " Aku mengulurkan tanganku, Anin menyambutnya. Namun tatapanya begitu sinis dan tak membuatku nyaman.
" Haii mba, kamu ketmu mas arul dimna? Mas slera kamu menurun nih! " ucapan Anin membuatku sedikit berfikir.
" Aniin, kamu ini ya! " Mas Arul melotot pada anin, mungkin merasa tidak enak dengan apa yang anin ucapkan.
" Hem ya ya yaa, Palyboy insaf nih bosan sam wanita cantik jadi mlih istrinya yang B aja. Upppsss! Maaf " Anin tersenyum mengejek saat melihat wajaku.
"Aku menunduk, tiba-tiba merasa dadaku bergemuruh. Seprti apa si mantan-manatan mas arul, lalu ada apa denganku apa makasudnya bosan dengan wanita cantik. " Pertanyaan-pertanyaan itu terus menghiasi otaku.
" Gina udah makan jangan dengarkan apa yang Anin ucapkan. " ucap mertuaku yang melihatku tertunduk, aku memang meletakan sendokku. Aku tak brslera lagi untuk makan. Baru sehari saja disni suasana hatiku sudah buruuk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Utayiresna🌷
aku malah ngebayangin mas Arul yang pakai lingerie nya/Grin/
2024-03-03
1
Dwi MaRITA
anin nie tipe julid... kbanyakan pelakor kan julid... 🙈🙉🙊
2023-11-15
1